1x Unggahan Rp1,4 Miliar

Jum'at, 27 November 2020 - 06:13 WIB
Bagi influencer yang sudah populer bisa mendapatkan ribuan dolar per unggahan dengan menampilkan brand ternama di media sosial mereka. Dalam pandangan Gagliese, pekerjaan tersebut tidaklah mudah. Itu merupakan pekerjaan yang memerlukan kerja keras, dari penulisan, pengambilan gambar, pengeditan, dan mengunggah ke media sosial. Selain itu, mereka harus membangun audiensi dengan para pengikutnya. “Para influencer harus memastikan unggahan berbayar ditonton banyak pengikutnya,” papar Gagliese. (Baca juga: Baru Beroperasi Tiga Tahun, Peritel Ini sudah unya 200 Toko)

Hal yang patut dihindari bagi influencer adalah “membeli” pengikut dan penonton. Itu akan memunculkan kecurangan dan bisa berdampak buruk pada akun selebritas media sosial tersebut. Apalagi, banyak pemilik merek yang enggan bekerja sama dengan selebritas yang curang tersebut. “Brand sangat paham dengan siapa mereka bekerja sama dan social metric memang benar-benar terukur,” kata Tim Sovay, CEO CreatorIQ, lembaga agensi pemasaran iklan.

Sovay menambahkan, agensi iklan saat ini memang lebih menghabiskan anggaran untuk iklan di media sosial. Bahkan, brand ternama rela mengguyur jutaan dolar untuk pencipta konten karena keunikan dan kemampuan para influencer menghasilkan cerita yang otentik sehingga bisa beresonansi dengan pelanggan. “Ini kemudian memengaruhi proses konsumsi media saat ini," ucap Claudia Page, wakil kepala presiden Crowdtap, lembaga pemasaran ternama di AS. (Lihat videonya: Satu Desa Terpapar Covid-19 di Purbalingga)

Menurut dia, setiap merek pada dasarnya ingin masuk dalam percakapan gaya hidup karena mereka tidak memiliki kredibilitas untuk masuk ke ruang tersebut. Kelebihan media sosial adalah faktor personalitas yang sangat tinggi dibanding media lain. Media sosial mampu bertautan langsung dengan audiens dengan kelompok tertentu.

Benjamin Oduro dari International Talent Agency mengungkapkan, merek-merek ternama tertarik bekerja sama dengan bintang media sosial karena mereka memiliki penggemar yang bisa menjadi market dengan demografi yang spesifik yang hendak dijangkau. "Jika kamu mengunggah status, banyak orang tertarik, maka kamu akan memiliki basis penggemar yang terus tumbuh," kata Oduro.

Dia mengungkapkan, upaya itu bisa dilakukan dengan menggunakan tanda pagar (tagar) yang relevan dan menghasilkan konten yang konsisten dengan konsep media sosial sehingga pengikut akan terus tertarik mengikuti berbagai unggahan tersebut. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More