Kebocoran Data Bank Indonesia Ibarat Puncak Gunung Es
loading...
A
A
A
JAKARTA - Oleh: Alfons Tanujaya, Pakar Keamanan Siber
Apa syarat utama bekerja di lembaga negara yang mengurusi keuangan?
Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengatakan: ”Jadilah ASN yang memiliki integritas, karena bekerja di bidang keuangan negara”.
Jadi, modal utama ASN adalah integritas. Apalagi lembaga yang berkaitan dengan keuangan negara.
Integritas tidak hanya dilihat pada bagaimana Anda mengelola uang, namun juga bagaimana mengelola data dan memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat.
Ketika beredar informasi terjadi kebocoran data, Bank Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi bahwa memang benar terjadi kebocoran data pada salah satu cabangnya di Bengkulu.
Jumlah komputer yang mengalami kebocoran data adalah 16 komputer. Hal ini diamini oleh BSSN. Informasi yang sedikit membuat lega karena publik mengira kebocoran hanya terjadi pada komputer di satu cabang saja.
Namun seiring berjalannya waktu dan data yang diungkapkan oleh Conti Ransomware, sampai saat artikel ini dibuat kebocoran data yang terjadi ternyata tidak hanya menimpa cabang BI di Bengkulu.
Melainkan juga cabang BI lainnya di lebih dari 20 kota di seluruh Indonesia pada lebih dari 200 komputer dengan jumlah dokumen 52.767 dan data 74.82 GB.
Data BI yang dibocorkan oleh Conti Ransomware. Foto: dok Vaksincom
Apa syarat utama bekerja di lembaga negara yang mengurusi keuangan?
Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengatakan: ”Jadilah ASN yang memiliki integritas, karena bekerja di bidang keuangan negara”.
Jadi, modal utama ASN adalah integritas. Apalagi lembaga yang berkaitan dengan keuangan negara.
Integritas tidak hanya dilihat pada bagaimana Anda mengelola uang, namun juga bagaimana mengelola data dan memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat.
Ketika beredar informasi terjadi kebocoran data, Bank Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi bahwa memang benar terjadi kebocoran data pada salah satu cabangnya di Bengkulu.
Jumlah komputer yang mengalami kebocoran data adalah 16 komputer. Hal ini diamini oleh BSSN. Informasi yang sedikit membuat lega karena publik mengira kebocoran hanya terjadi pada komputer di satu cabang saja.
Namun seiring berjalannya waktu dan data yang diungkapkan oleh Conti Ransomware, sampai saat artikel ini dibuat kebocoran data yang terjadi ternyata tidak hanya menimpa cabang BI di Bengkulu.
Melainkan juga cabang BI lainnya di lebih dari 20 kota di seluruh Indonesia pada lebih dari 200 komputer dengan jumlah dokumen 52.767 dan data 74.82 GB.
Data BI yang dibocorkan oleh Conti Ransomware. Foto: dok Vaksincom