Belanja Online Saat Pandemi, Warganet Tak Pikirkan Kualitas, yang Penting Murah!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kalimat guyonan, “berapapun harganya, yang penting murah!” ternyata benar-benar berlaku untuk konsumen Indonesia saat berbelanja online. Bagi mereka, kualitas nomor dan dan yang utama adalah harga murah.
Hal tersebut sesuai dengan riset Global Consumer Insights Pulse Survey yang dirilis PwC pada Juni 2021 terhadap negara yang terdampak pandemi Covid-19. 71% konsumen lebih mementingkan harga ketika berbelanja online.
Mereka menginginkan produk dengan harga yang terjangkau, tapi mendapatkan spesifikasi yang tinggi.
Tapi sebenarnya konsumen Indonesia tidak sendirian. Dalam skala global, konsumen yang tinggal di negara yang terdampak pandemi Covid-19 separuhnya mengatakan sangat sensitif dengan harga saat berbelanja online. Jumlahnya mencapai 56 persen.
Ketika berbelanja online, harga bagi konsumen Indonesia no 1. Dipilih oleh 42%. Selanjutnya 32% mementingkan kualitas, sedangkan 29% memilih kenyamanan.
Menariknya, selama pandemi hasrat konsumen Indonesia untuk berbelanja barang-barang elektronik meningkat. Ini karena mereka butuh hiburan untuk mengisi waktu yang banyak dihabiskan di dalam rumah.
30% konsumen berharap meningkatkan pengeluaran pada home entertainment, dan 24% konsumen berharap akan memenuhi kebutuhan barang elektronik mereka.
Survei tersebut menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan hiburan selama di rumah dengan memenuhi barang elektronik dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan konsumen.
Li Fang Fang, Country Director PT. Skyworth Indonesia, mengatakan bahwa memberikan barang elektronik yang terjangkau akan cepat sekali menaruh perhatian konsumen.
”Kami menghadirkan produk TV terjangkau lewat Coocaa TV, dan sudah menjadi salah satu produk terlaris di Lazada. Yang terbaru, kami merilis Smart TV Android Coocaa TV S7G yang harganya hanya Rp2,7 jutaan saja. Saya yakin peminatnya akan besar,” ungkapnya.
Sementara itu, Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse menegaskan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diakuinya mendorong adopsi e-commerce bagi konsumen Indonesia. ”Karena mereka tidak perlu ke luar rumah untuk berbelanja,” bebernya.
Alvin menyebut, 2-3 tahun lalu konsumen yang mencoba membeli ponsel secara online sangatlah kecil. ”Sebaliknya, di masa pandemi, lebih banyak orang yang mencoba untuk bertransaksi secara online,” katanya.
Nah, yang menarik, konsumen yang mencoba bertransaksi online, ternyata mulai melakukan riset terhadap ponsel mana yang terbaik di rentang harga yang mereka miliki. ”Dan yang mereka (konsumen) temukan adalah Xiaomi,” ujarnya.
Selama PPKM, Alvin menyebut bahwa pihaknya mendapat banyak sekali pengguna baru. ”Sebelumnya Xiaomi selalu nomor 1 di online. Tapi, di Q2 2021, kami menjadi nomor 1 di pasar smartphone secara total,” bebernya.
Hal tersebut sesuai dengan riset Global Consumer Insights Pulse Survey yang dirilis PwC pada Juni 2021 terhadap negara yang terdampak pandemi Covid-19. 71% konsumen lebih mementingkan harga ketika berbelanja online.
Mereka menginginkan produk dengan harga yang terjangkau, tapi mendapatkan spesifikasi yang tinggi.
Tapi sebenarnya konsumen Indonesia tidak sendirian. Dalam skala global, konsumen yang tinggal di negara yang terdampak pandemi Covid-19 separuhnya mengatakan sangat sensitif dengan harga saat berbelanja online. Jumlahnya mencapai 56 persen.
Ketika berbelanja online, harga bagi konsumen Indonesia no 1. Dipilih oleh 42%. Selanjutnya 32% mementingkan kualitas, sedangkan 29% memilih kenyamanan.
Menariknya, selama pandemi hasrat konsumen Indonesia untuk berbelanja barang-barang elektronik meningkat. Ini karena mereka butuh hiburan untuk mengisi waktu yang banyak dihabiskan di dalam rumah.
30% konsumen berharap meningkatkan pengeluaran pada home entertainment, dan 24% konsumen berharap akan memenuhi kebutuhan barang elektronik mereka.
Survei tersebut menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan hiburan selama di rumah dengan memenuhi barang elektronik dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan konsumen.
Li Fang Fang, Country Director PT. Skyworth Indonesia, mengatakan bahwa memberikan barang elektronik yang terjangkau akan cepat sekali menaruh perhatian konsumen.
”Kami menghadirkan produk TV terjangkau lewat Coocaa TV, dan sudah menjadi salah satu produk terlaris di Lazada. Yang terbaru, kami merilis Smart TV Android Coocaa TV S7G yang harganya hanya Rp2,7 jutaan saja. Saya yakin peminatnya akan besar,” ungkapnya.
Sementara itu, Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse menegaskan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diakuinya mendorong adopsi e-commerce bagi konsumen Indonesia. ”Karena mereka tidak perlu ke luar rumah untuk berbelanja,” bebernya.
Alvin menyebut, 2-3 tahun lalu konsumen yang mencoba membeli ponsel secara online sangatlah kecil. ”Sebaliknya, di masa pandemi, lebih banyak orang yang mencoba untuk bertransaksi secara online,” katanya.
Nah, yang menarik, konsumen yang mencoba bertransaksi online, ternyata mulai melakukan riset terhadap ponsel mana yang terbaik di rentang harga yang mereka miliki. ”Dan yang mereka (konsumen) temukan adalah Xiaomi,” ujarnya.
Selama PPKM, Alvin menyebut bahwa pihaknya mendapat banyak sekali pengguna baru. ”Sebelumnya Xiaomi selalu nomor 1 di online. Tapi, di Q2 2021, kami menjadi nomor 1 di pasar smartphone secara total,” bebernya.
(dan)