Sejarah Game Monopoli, Bentuk Kritik terhadap Orang Kaya
Senin, 14 Oktober 2024 - 08:29 WIB
Definisi ini tidak terdengar seperti permainan untuk anak-anak, tetapi Magie bertekad mengejar idenya dan berbicara pikirannya. Ia menganjurkan hak-hak perempuan pekerja, berbicara melawan seksisme dan harapan masyarakat.
Pada akhir Perang Saudara hingga awal abad ke-20, orang Amerika mengembangkan pendekatan baru teknologi, salah satunya Chromolithography. Teknik ini memungkinkan pencetakan warna pada karton dan kayu, sehingga membuat permainan papan lebih fleksibel dan menarik.
Tetapi tidak seperti game Monopoli yang kita kenal sekarang, versinya menampilkan dua set aturan, yakni Monopolist, yang berfokus pada individu yang memperoleh kekayaan besar melalui properti dan sewa, dan aturan Prosperity, saat setiap pemain mendapat manfaat ketika seseorang memperoleh kekayaan.
Permainan ini menjadi sangat sukses tidak hanya di kalangan masyarakat umum tetapi juga di kalangan akademisi. Beberapa profesor ekonomi memasukkan The Landlord's Game dalam kurikulum. Bahkan Harvard, Wharton, dan Williams menerima permainan ini sebagai sarana untuk membahas masalah ekonomi dan ketidaksetaraan.
Magie dan dua rekannya memproduksi dan menjual The Landlord's Game melalui Economic Game Company, yang mereka miliki dan dirikan bersama. Pada 1909, Magie dan rekan-rekannya mencoba menjual hak-haknya ke Parker Brothers, tetapi penerbit menolak karena mereka menganggapnya terlalu rumit.
Pada 1933, bertahun-tahun setelah pembuatan dan keberhasilan permainan papan Magie, seorang pengembang permainan bernama Charles Brace Darrow mengenal The Landlord's Game di sebuah pesta.
Darrow sangat menikmati permainan itu sehingga tuan rumahnya mengetik aturan permainan dan mengirimkannya salinan. Darrow kemudian menggambar versinya sendiri pada selembar kain minyak berbentuk lingkaran. Ia membawa prototipenya dan mengajukan permainan ke Parker Brothers, lalu menyebutnya sebagai Monopoli.
Chromolithography dan munculnya permainan papan
Pada akhir Perang Saudara hingga awal abad ke-20, orang Amerika mengembangkan pendekatan baru teknologi, salah satunya Chromolithography. Teknik ini memungkinkan pencetakan warna pada karton dan kayu, sehingga membuat permainan papan lebih fleksibel dan menarik.
Tetapi tidak seperti game Monopoli yang kita kenal sekarang, versinya menampilkan dua set aturan, yakni Monopolist, yang berfokus pada individu yang memperoleh kekayaan besar melalui properti dan sewa, dan aturan Prosperity, saat setiap pemain mendapat manfaat ketika seseorang memperoleh kekayaan.
Permainan ini menjadi sangat sukses tidak hanya di kalangan masyarakat umum tetapi juga di kalangan akademisi. Beberapa profesor ekonomi memasukkan The Landlord's Game dalam kurikulum. Bahkan Harvard, Wharton, dan Williams menerima permainan ini sebagai sarana untuk membahas masalah ekonomi dan ketidaksetaraan.
Magie dan dua rekannya memproduksi dan menjual The Landlord's Game melalui Economic Game Company, yang mereka miliki dan dirikan bersama. Pada 1909, Magie dan rekan-rekannya mencoba menjual hak-haknya ke Parker Brothers, tetapi penerbit menolak karena mereka menganggapnya terlalu rumit.
The Landlord's Game menjadi Monopoli
Pada 1933, bertahun-tahun setelah pembuatan dan keberhasilan permainan papan Magie, seorang pengembang permainan bernama Charles Brace Darrow mengenal The Landlord's Game di sebuah pesta.
Darrow sangat menikmati permainan itu sehingga tuan rumahnya mengetik aturan permainan dan mengirimkannya salinan. Darrow kemudian menggambar versinya sendiri pada selembar kain minyak berbentuk lingkaran. Ia membawa prototipenya dan mengajukan permainan ke Parker Brothers, lalu menyebutnya sebagai Monopoli.
tulis komentar anda