Alexa, Asisten Pribadi Milik Amazon Merugi Rp157 Triliun, Kok Bisa?

Rabu, 23 November 2022 - 14:00 WIB
loading...
Alexa, Asisten Pribadi Milik Amazon Merugi Rp157 Triliun, Kok Bisa?
Alexa gagal menjadi produk yang dapat dimonetisasi, tapi pengembangannya butuh banyak biaya. Foto: ist
A A A
AMERIKA - Popularitas Alexa , asisten suara pribadi milik Amazon, hanya dibelakang Google Assistant dan Apple Siri. Artinya, Alexa adalah asisten suara dengan pengguna terbesar ketiga di dunia.

Tapi, Amazon dilaporkan akan kehilangan USD10 miliar (Rp157 triliun) tahun ini. Yang terbesar, disumbang oleh Alexa. Karena itu, divisi Alexa akan jadi sasaran terbesar PHK di Amazon.

Ini sedikit ironis. Sebab, Alexa adalah divisi yang jadi anak emas Jeff Bezos di Amazon. Sebab, Alexa adalah gagasan dari Bezos sendiri. Dan terbukti, perkembangan Alexa pun paling cepat dibanding divisi lainnya.

Selayaknya asisten pribadi, beberapa fungsi utama dari Alexa sendiri adalah untuk interaksi suara, membuat daftar hal yang harus dikerjakan, mengatur alarm, mengatur jadwal harian, hingga mengatur produk smart home hanya dengan menggunakan perintah suara.

Tapi, mengapa Alexa bisa merugi?

Pada kuartal pertama tahun ini, unit “Worldwide Digital” di Amazon mengalami kerugian operasional sebesar USD3 miliar (Rp47 triliun). Unit bisnis “Worldwide Digital” meliputi Alexa, perangkat Echo, dan layanan streaming Prime Video.

Menurut data internal yang diperoleh Insider, sebagian besar kerugian disebabkan oleh Alexa dan perangkat Amazon lainnya.

Asisten suara memang jadi gagasan Jeff Bezos. Dia juga sangat mendukung tim yang mengerjakan Alexa. Bahkan terlibat langsung dalam mengembangkannya dan meninjau kampanye pemasaran email untuk Alexa.

Saat Alexa diluncurkan pada 2014, Amazon ingin melakukan penjualan melalui orang yang menggunakan Alexa. Jadi, tidak harus konsumen membeli perangkat Echo yang memiliki asisten suara Alexa.

Namun, empat tahun setelah Alexa dirilis, pelanggan mengeluh tentang perangkat yang mengirim rekaman ke orang yang salah, dan laporan muncul tentang pekerja Amazon yang mendengarkan apa yang dikatakan orang kepada Alexa di perangkat mereka.

Alexa pernah mencapai titik tertinggi, mendapat satu miliar interaksi dalam seminggu. Interaksi tersebut umumnya hal-hal sepele, seperti menanyakan cuaca. Namun, fungsi ini tidak dapat dimonetisasi.

Alexa dan Echo kehilangan sekitar USD5 miliar pada 2018. The New York Times melaporkan, pada tahun yang sama, perusahaan memiliki 10.000 karyawan yang mengerjakan produk Alexa dan Echo.

Pada akhir 2019, perekrutan untuk tim itu dibekukan, kata tiga mantan karyawan sebelumnya kepada Insider. Pada tahun berikutnya, Bezos berhenti terlibat dalam pengembangannya.

Pada 2019, David Limp, wakil presiden senior Amazon untuk perangkat dan layanan, mengatakan bahwa engagement dan keamanan Alexa perlu ditingkatkan agar dapat mencapai "tingkat berikutnya".

“Alexa adalah kegagalan imajinasi yang luar biasa,” kata seorang mantan karyawan Amazon kepada Insider. “Itu adalah kesempatan yang sia-sia.” Pekan lalu, laporan PHK di Amazon menunjukkan bahwa unit bisnis Alexa akan banyak dipangkas.



Limp menindaklanjuti laporan dengan email yang mengonfirmasi bahwa beberapa karyawan di tim Perangkat & Layanan akan diberhentikan.

“Saya sangat bangga dengan tim yang telah kami bangun dan melihat bahkan satu anggota tim yang berharga pergi bukanlah hasil yang kami inginkan,” kata Limp.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7537 seconds (0.1#10.140)