Doku: Raksasa Fintech Indonesia Incar 450 Juta Transaksi di 2025!

Rabu, 20 November 2024 - 07:54 WIB
loading...
Doku: Raksasa Fintech...
Doku Travel Fest 2024 yang berlangsung selama satu bulan penuh dari 11 November hingga 12 Desember 2024. Foto: Doku
A A A
JAKARTA - Target pertumbuhan yang ambisius menunjukkan optimisme Doku dalam memperluas jangkauan pasar dan mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara.

Doku, perusahaan fintech pembayaran terkemuka di Indonesia, menargetkan peningkatan hingga 450 juta transaksi di 2025. Target ambisius ini didorong oleh pertumbuhan bisnis yang solid dan komitmen Doku untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasar. Doku berhasil membukukan lebih dari 300 juta transaksi hingga kuartal ketiga tahun 2024.

Co-Founder & Chief Marketing Officer Doku Himelda Renuat mengatakan, Doku berkomitmen menjadi lebih dari sekadar penyedia layanan pembayaran. Tetapi juga sebagai penggerak perubahan ekonomi yang positif.

“Dengan pertumbuhan kuat dan strategi ekspansi agresif, Doku siap menjadi pemimpin di pasar fintech Asia Tenggara,” ungkapnya.

Per kuartal 4 tahun ini tercatat setidaknya 300.000 bisnis telah bergabung dalam ekosistem pembayaran Doku dan melayani sekitar 6.000.000 pengguna layanan e-wallet Doku di seluruh Indonesia.

Selain itu, Doku juga mencatat ada tiga metode pembayaran terpopuler yang digunakan para pelanggan dari partner bisnisnya, yaitu Virtual Account, pembayaran di gerai (over the counter),dan e-wallet.

“Dari 300.000 bisnis, 50 persennya adalah perusahaan dan 45 persennya merupakan UMKM,” ujar Himelda.

Mendigitalkan UMKM

Himelda mengatakan, porsi UMKM yang mencapai 45 persen dari konsumen Doku membuat pihaknya fokus untuk mendigitalkan UMKM. Salah satu program mereka yang berhasil adalah Juragan Doku.

Juragan Doku merupakan aplikasi dan dashboard web yang membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menerima pembayaran digital dan mengembangkan bisnis secara digital.

“Pekerjaan rumah kita supaya UMKM bisa menggunakan layanan digital. Seringnya karena volume transaksi tidak terlalu besar, tendensinya UMKM langsung transfer. Padahal, dengan digitalisasi transaksi, mereka bisa menganalisa tren penjualan,” ungkapnya.

Saat ini transaksi UMKM sendiri masih kecil, hanya 3 persen dari total volume transaksi di Doku.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3158 seconds (0.1#10.140)