Indonesia Jadi Pengguna Satelit Terbesar di Seluruh Asia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, Indonesia adalah negara pemanfaat satelit terbesar di kawasan Asia.
”Banyak yang sudah dilakukan Indonesia. Mulai pembangunan jaringan tulang punggung di darat dan di dasar laut, pembangunan middle mile berupa microwave link dan fiber link, termasuk dua satelit terbesar berkapasitas sebesar 300 GBps dan dan pembangunan
Base Tranceiver Station yang merata di seluruh wilayah tanah air termasuk di wilayah 3T,” jelasnya dalam Asia Tech x Summit Singapore 2022: Technology, Society and The Role of Policy yang berlangsung di Millenia, Singapura, Selasa (31/5).
Menurut Johnny, Kementerian Kominfo terus menggelar pembangunan infrastruktur digital dalam tiga lapisan.
Pada lapisan backbone, Indonesia saat ini memiliki jaringan serat optik dengan total panjang 459.111 kilometer, termasuk 12.399 kilometer serat optik yang dibangun oleh pemerintah.
”Sedang dipersiapkan tambahan 12.083 kilometer serat optik pada 2024 untuk meningkatkan ketahanan dan mengintegrasikan jaringan nasional yang tidak terhubung serta jaringan internasional,” jelas Johnny.
Adapun di middle-mile, ada 9 satelit, microwave link, dan jaringan fiber-link yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi dan digital.
Lapisan tersebut juga akan didukung Satelit High Throughput 2 x 150 Gbps yaitu Satria-I dan Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas gabungan 300 Gbps.
“Pembangunan itu untuk menyediakan akses internet bagi 150.000 fasilitas umum yang terdiri dari 93.000 sekolah, 47.900 gedung pemerintahan, 3.370 fasilitas kesehatan umum dan 3.900 fasilitas keamanan publik,” ungkap Johnny.
Menkominfo juga menyatakan dalam last-mile layer, dari total 83.218 wilayah pedesaan di Indonesia, telah dibangun jaringan 4G Base Transceiver Stations (BTS) di 70.670 wilayah pedesaan.
”Banyak yang sudah dilakukan Indonesia. Mulai pembangunan jaringan tulang punggung di darat dan di dasar laut, pembangunan middle mile berupa microwave link dan fiber link, termasuk dua satelit terbesar berkapasitas sebesar 300 GBps dan dan pembangunan
Base Tranceiver Station yang merata di seluruh wilayah tanah air termasuk di wilayah 3T,” jelasnya dalam Asia Tech x Summit Singapore 2022: Technology, Society and The Role of Policy yang berlangsung di Millenia, Singapura, Selasa (31/5).
Menurut Johnny, Kementerian Kominfo terus menggelar pembangunan infrastruktur digital dalam tiga lapisan.
Pada lapisan backbone, Indonesia saat ini memiliki jaringan serat optik dengan total panjang 459.111 kilometer, termasuk 12.399 kilometer serat optik yang dibangun oleh pemerintah.
”Sedang dipersiapkan tambahan 12.083 kilometer serat optik pada 2024 untuk meningkatkan ketahanan dan mengintegrasikan jaringan nasional yang tidak terhubung serta jaringan internasional,” jelas Johnny.
Adapun di middle-mile, ada 9 satelit, microwave link, dan jaringan fiber-link yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi dan digital.
Lapisan tersebut juga akan didukung Satelit High Throughput 2 x 150 Gbps yaitu Satria-I dan Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas gabungan 300 Gbps.
“Pembangunan itu untuk menyediakan akses internet bagi 150.000 fasilitas umum yang terdiri dari 93.000 sekolah, 47.900 gedung pemerintahan, 3.370 fasilitas kesehatan umum dan 3.900 fasilitas keamanan publik,” ungkap Johnny.
Menkominfo juga menyatakan dalam last-mile layer, dari total 83.218 wilayah pedesaan di Indonesia, telah dibangun jaringan 4G Base Transceiver Stations (BTS) di 70.670 wilayah pedesaan.