Pandemi ke Endemi, Momentum Akselerasi Industri Telekomunikasi
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Para pelaku industri telekomunikasi optimistis bisa mengakselerasi kinerja seiring pandemi kian terkendali penanganannya dan masyarakat mulai bisa masuk ke fase hidup berdampingan dengan Covid-19 (endemi ).
Hal tersebut terangkum dari kegiatan perayaan hari ulang tahun ke-10 Grup IndoTelko yang menggelar Diskusi Akhir Tahun “Outlook Industri Telekomunikasi 2022 “Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi” secara daring pada Kamis (2/12/2021).
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah mengatakan, pasca dua tahun pandemi Covid-19 menyerang seluruh negara, kinerja sebagian besar industri telekomunikasi di dunia sudah membaik.
Bahkan, Ririek menyebut tren pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dia menjelaskan, di Indonesia layanan yang menopang pertumbuhan industri telekomunikasi tidak lain adalah konektivitas berupa peningkatan penggunaan mobile data dan fixed broadband, layanan ICT, serta layanan digital.
“Kalau service dibagi tiga yaitu konektivitas, ICT dan digital maka konektivitas pada kurun waktu 2020-2024 akan tumbuh sekitar 4%, ICT akan tumbuh lebih tinggi di angka 8%, dan digital tumbuh paling tinggi sampai 12%. Hal ini sejalan dengan fakta selama pandemi kemarin, masyarakat menjadi lebih contactless dan akan cenderung menggunakan layanan yang sifatnya digital. Karena itu ICT dan digital akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan konektivitas,” kata Ririek.
Direktur ICT Institute Heru Sutadi menyampaikan, tahun 2022 merupakan momentum bagi industri telekomunikasi melakukan akselerasi kinerja dan layanan untuk membantu Indonesia melaksanakan transformasi digital.
Dalam catatan Heru, ada banya faktor pendukung yang bisa mendorong kinerja industri telekomunikasi melesat tahun depan. Misalnya sepanjang 2021 ini, jumlah pengguna internet di Indonesia bertambah 15,5% atau sebanyak 2,7 juta.
Selain itu, kebutuhan bandwith telekomunikasi semakin besar karena masyarakat menggunakannya untuk bekerja, bersekolah, mencari hiburan dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya, sehingga bisa berkontribusi positif bagi pendapatan operator.
Hal tersebut terangkum dari kegiatan perayaan hari ulang tahun ke-10 Grup IndoTelko yang menggelar Diskusi Akhir Tahun “Outlook Industri Telekomunikasi 2022 “Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi” secara daring pada Kamis (2/12/2021).
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah mengatakan, pasca dua tahun pandemi Covid-19 menyerang seluruh negara, kinerja sebagian besar industri telekomunikasi di dunia sudah membaik.
Bahkan, Ririek menyebut tren pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dia menjelaskan, di Indonesia layanan yang menopang pertumbuhan industri telekomunikasi tidak lain adalah konektivitas berupa peningkatan penggunaan mobile data dan fixed broadband, layanan ICT, serta layanan digital.
“Kalau service dibagi tiga yaitu konektivitas, ICT dan digital maka konektivitas pada kurun waktu 2020-2024 akan tumbuh sekitar 4%, ICT akan tumbuh lebih tinggi di angka 8%, dan digital tumbuh paling tinggi sampai 12%. Hal ini sejalan dengan fakta selama pandemi kemarin, masyarakat menjadi lebih contactless dan akan cenderung menggunakan layanan yang sifatnya digital. Karena itu ICT dan digital akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan konektivitas,” kata Ririek.
Direktur ICT Institute Heru Sutadi menyampaikan, tahun 2022 merupakan momentum bagi industri telekomunikasi melakukan akselerasi kinerja dan layanan untuk membantu Indonesia melaksanakan transformasi digital.
Dalam catatan Heru, ada banya faktor pendukung yang bisa mendorong kinerja industri telekomunikasi melesat tahun depan. Misalnya sepanjang 2021 ini, jumlah pengguna internet di Indonesia bertambah 15,5% atau sebanyak 2,7 juta.
Selain itu, kebutuhan bandwith telekomunikasi semakin besar karena masyarakat menggunakannya untuk bekerja, bersekolah, mencari hiburan dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya, sehingga bisa berkontribusi positif bagi pendapatan operator.