Gandeng Gogoro, Gojek Siap Banjiri Jakarta dengan Motor Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai pasar kendaran roda dua terbesar ke-3 di dunia, Indonesia memiliki potensi penjualan 7 juta motor per tahun dengan penetrasi kendaraan listrik kurang dari 3%.
Langkah Gojek untuk menjadi platform karbon-netral dan mentransisi 100% kendaraan listrik roda dua di tahun 2030 sudah dimulai dengan menggandeng startup Gogoro.
Gogoro bukan perusahaan lokal. Tapi, perusahaan asal Taiwan yang berdiri pada 2011. Perusahaan tersebut dikenal dengan inovasi ekosistem baterai swap. Kemitraan Gojek (perusahaan GoTo Group) dan Gogoro saat ini mencakup dua bidang kerja sama utama.
Pertama, investasi GoTo Group di Gogoro melalui skema Private Investment in Public Equity (PIPE). Kedua, kerja sama Gojek, Gogoro, dan Pertamina lewat skema percontohan baterai swap dan uji coba kendaraan Gogoro Smartscooter di Jakarta.
”Salah satu tantangan terbesar di Indonesia adalah upaya mentransformasi moda transportasi perkotaan ke moda transportasi generasi baru yang memanfaatkan kendaraan listrik roda dua,” beber Horace Luke, pendiri dan CEO Gogoro.
Menurut Horace, baterai swap Gogoro merupakan inovasi terkini di pengisian bahan bakar listrik. ”Kami menghadirkan platform terbuka untuk mendukung produsen kendaraan roda dua dalam memperkenalkan kendaraan listrik yang dapat melakukan pengisian bahan bakar secara cepat, aman, dan mudah digunakan,” tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi menyebut bahwa Gojek dan Gogoro punya misi sama. Yakni, memperluas adopsi kendaraan listrik. ”Kemitraan seperti ini penting. Menggabungkan jangkauan luas Gojek di Indonesia serta kemampuan Gogoro, kami dapat mempercepat perubahan dan berbagi manfaat kendaraan listrik kepada lebih banyak mitra driver dan konsumen,” ujar Kevin.
Uji Coba Gojek x Gogoro
Berbasis di Jakarta, uji coba Gojek dan Gogoro akan menghadirkan 250 Gogoro Smartscooter dan empat stasiun baterai swap GoStation yang akan berlokasi di SPBU Pertamina.
Selanjutnya, kedua perusahaan berencana meningkatkan uji coba menjadi 5.000 kendaraan listrik roda dua dan menghadirkan lebih banyak stasiun baterai swap.
Gogoro sendiri disebut-sebut sebagai salah satu pemimpin inovasi dalam compact electric propulsion, desain baterai, baterai swap, dan layanan advanced cloud yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengelola ketersediaan dan keamanan baterai.
Inti dari ekosistem Gogoro adalah Jaringan Gogoro (Gogoro Network). Mereka memiliki platform baterai swap yang sangat efisien untuk kendaraan ringan (lightweight) perkotaan.
Saat ini mereka memiliki 400.000 pengendara dan 2.100 stasiun baterai swap. Jaringan Gogoro melayani 270.000 baterai swap sehari dengan lebih dari 250 juta total baterai swap hingga saat ini. Selain Gogoro Network, pada tahun 2015 Gogoro juga meluncurkan Gogoro Smartscooter.
Pada 2019, Gogoro Network mengembangkan Powered by Gogoro Network Program (PBGN). Progra, tersebut memberi akses kepada mitra produsen kendaraan Gogoro ke inovasi mereka seperti intelegence drivetrain dan pengontrolnya, serta komponen dan smart systems. Sehingga mereka dapat mengembangkan dan meluncurkan kendaraan listrik yang terintegrasi dengan jaringan Gogoro baterai swap.
Sementara itu, pada April tahun ini, Gojek meluncurkan Sustainability Report pertama yang juga memaparkan target untuk mencapai Nol Emisi pada 2030. Termasuk rencana mentransisi 100% armada roda duanya ke kendaraan listrik.
Langkah Gojek untuk menjadi platform karbon-netral dan mentransisi 100% kendaraan listrik roda dua di tahun 2030 sudah dimulai dengan menggandeng startup Gogoro.
Gogoro bukan perusahaan lokal. Tapi, perusahaan asal Taiwan yang berdiri pada 2011. Perusahaan tersebut dikenal dengan inovasi ekosistem baterai swap. Kemitraan Gojek (perusahaan GoTo Group) dan Gogoro saat ini mencakup dua bidang kerja sama utama.
Pertama, investasi GoTo Group di Gogoro melalui skema Private Investment in Public Equity (PIPE). Kedua, kerja sama Gojek, Gogoro, dan Pertamina lewat skema percontohan baterai swap dan uji coba kendaraan Gogoro Smartscooter di Jakarta.
”Salah satu tantangan terbesar di Indonesia adalah upaya mentransformasi moda transportasi perkotaan ke moda transportasi generasi baru yang memanfaatkan kendaraan listrik roda dua,” beber Horace Luke, pendiri dan CEO Gogoro.
Menurut Horace, baterai swap Gogoro merupakan inovasi terkini di pengisian bahan bakar listrik. ”Kami menghadirkan platform terbuka untuk mendukung produsen kendaraan roda dua dalam memperkenalkan kendaraan listrik yang dapat melakukan pengisian bahan bakar secara cepat, aman, dan mudah digunakan,” tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi menyebut bahwa Gojek dan Gogoro punya misi sama. Yakni, memperluas adopsi kendaraan listrik. ”Kemitraan seperti ini penting. Menggabungkan jangkauan luas Gojek di Indonesia serta kemampuan Gogoro, kami dapat mempercepat perubahan dan berbagi manfaat kendaraan listrik kepada lebih banyak mitra driver dan konsumen,” ujar Kevin.
Uji Coba Gojek x Gogoro
Berbasis di Jakarta, uji coba Gojek dan Gogoro akan menghadirkan 250 Gogoro Smartscooter dan empat stasiun baterai swap GoStation yang akan berlokasi di SPBU Pertamina.
Selanjutnya, kedua perusahaan berencana meningkatkan uji coba menjadi 5.000 kendaraan listrik roda dua dan menghadirkan lebih banyak stasiun baterai swap.
Gogoro sendiri disebut-sebut sebagai salah satu pemimpin inovasi dalam compact electric propulsion, desain baterai, baterai swap, dan layanan advanced cloud yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengelola ketersediaan dan keamanan baterai.
Inti dari ekosistem Gogoro adalah Jaringan Gogoro (Gogoro Network). Mereka memiliki platform baterai swap yang sangat efisien untuk kendaraan ringan (lightweight) perkotaan.
Saat ini mereka memiliki 400.000 pengendara dan 2.100 stasiun baterai swap. Jaringan Gogoro melayani 270.000 baterai swap sehari dengan lebih dari 250 juta total baterai swap hingga saat ini. Selain Gogoro Network, pada tahun 2015 Gogoro juga meluncurkan Gogoro Smartscooter.
Pada 2019, Gogoro Network mengembangkan Powered by Gogoro Network Program (PBGN). Progra, tersebut memberi akses kepada mitra produsen kendaraan Gogoro ke inovasi mereka seperti intelegence drivetrain dan pengontrolnya, serta komponen dan smart systems. Sehingga mereka dapat mengembangkan dan meluncurkan kendaraan listrik yang terintegrasi dengan jaringan Gogoro baterai swap.
Sementara itu, pada April tahun ini, Gojek meluncurkan Sustainability Report pertama yang juga memaparkan target untuk mencapai Nol Emisi pada 2030. Termasuk rencana mentransisi 100% armada roda duanya ke kendaraan listrik.
(dan)