BukuWarung Klaim Digitalkan 6,5 Juta UMKM Hanya dalam 2 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - BukuWarung mengklaim telah menggaet 6,5 juta pengguna UMKM hanya dalam dua tahun sejak pertama merilis layanannya.
Mereka juga menyampaikan raihan pendanaan Rp861 miliar (USD60 juta), menjadi pendanaan Seri A terbesar yang pernah diterima startup bidang UMKM secara global. Alhasil, total investasi BukuWarung mencapai Rp1,1 triliun (USD 80 juta).
Berdiri pada 2019, BukuWarung fokus dalam pengelolaan dan pengembangan bisnis UMKM; mulai pembukuan digital, etalase online hingga pembayaran.
”UMKM berjumlah 65 juta, memberi kontribusi lebih dari 60 persen pada perekonomian negara,” ujar Abhinay Peddisetty, CEO dan Co-Founder BukuWarung. ”UMKM juga jadi kelompok kunci yang akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara,” tambahnya.
Sepanjang 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai Rp253 triliun, dan tahun ini akan meningkat jadi Rp330,7 triliun.
Untuk mencapai itu, pemerintah mendorong digitalisasi UMKM tradisional. Diharapkan jumlah UMKM go digital mencapai 30 juta pada 2030 (per 2020 baru sebanyak 11,7 juta).
Layanan Mudah untuk UMKM
Memahami karakter UMKM di Indonesia, BukuWarung menawarkan solusi praktis, mudah dan gratis dengan mengedepankan pengalaman penggunaan simpel.
”Kami memulai aplikasi BukuWarung dengan menawarkan pencatatan keuangan digital yang gampang diakses dan digunakan oleh para pelaku UMKM,” ujar Abhinay.
Cakupan layanan BukuWarung lantas diperluas sehingga memungkinkan pelaku UMKM melakukan pembayaran digital. ”Juga membantu mereka melakukan peralihan dari offline ke online untuk menjual dagangan,” lanjut Peddisetty.
Awal Agustus lalu, BukuWarung melengkapi aplikasinya dengan fitur penjualan produk digital: pulsa ponsel, token listrik, hingga top-up uang elektronik. Melalui layanan ini, pelaku UMKM mendapat tambahan komoditas usaha untuk ditawarkan kepada pelanggan. Artinya, para pengguna BukuWarung berpeluang mendapat peningkatan pendapatan.
”Proses transaksi yang sepenuhnya online membuat penjualan produk digital tidak terpengaruh pembatasan rute logistik,” ujar Peddisetty.
Selain penyediaan teknologi yang terus diperbarui, dukungan BukuWarung untuk membawa UMKM go digital juga diperkuat program Komunitas Juragan Bisnis, yakni rangkaian pelatihan ke para pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia.
Dimulai sejak April 2020, inisiatif ini berhasil mendampingi lebih dari 4.000 UMKM dengan keterampilan akuntansi pencatatan keuangan digital, pengoptimalan etalase online untuk pengembangan usaha, serta pembayaran digital untuk transaksi bisnis.
Peddisetty menyebut akan terus meningkatkan teknologi BukuWarung di seputar layanan inti kami, yakni pembukuan, pembayaran dan perdagangan daring. ”Tak terkecuali, membangun infrastruktur pembayaran seperti QR, dan berbagai layanan finansial lainnya,” tutup Abhinay Peddisetty.
BukuWarung menjalankan perekrutan dan menggandakan jumlah timnya menjadi 300 karyawan yang tersebar di Indonesia, Singapura, dan India, serta beberapa negara lainnya.
Mereka juga menyampaikan raihan pendanaan Rp861 miliar (USD60 juta), menjadi pendanaan Seri A terbesar yang pernah diterima startup bidang UMKM secara global. Alhasil, total investasi BukuWarung mencapai Rp1,1 triliun (USD 80 juta).
Berdiri pada 2019, BukuWarung fokus dalam pengelolaan dan pengembangan bisnis UMKM; mulai pembukuan digital, etalase online hingga pembayaran.
”UMKM berjumlah 65 juta, memberi kontribusi lebih dari 60 persen pada perekonomian negara,” ujar Abhinay Peddisetty, CEO dan Co-Founder BukuWarung. ”UMKM juga jadi kelompok kunci yang akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara,” tambahnya.
Sepanjang 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai Rp253 triliun, dan tahun ini akan meningkat jadi Rp330,7 triliun.
Untuk mencapai itu, pemerintah mendorong digitalisasi UMKM tradisional. Diharapkan jumlah UMKM go digital mencapai 30 juta pada 2030 (per 2020 baru sebanyak 11,7 juta).
Layanan Mudah untuk UMKM
Memahami karakter UMKM di Indonesia, BukuWarung menawarkan solusi praktis, mudah dan gratis dengan mengedepankan pengalaman penggunaan simpel.
”Kami memulai aplikasi BukuWarung dengan menawarkan pencatatan keuangan digital yang gampang diakses dan digunakan oleh para pelaku UMKM,” ujar Abhinay.
Cakupan layanan BukuWarung lantas diperluas sehingga memungkinkan pelaku UMKM melakukan pembayaran digital. ”Juga membantu mereka melakukan peralihan dari offline ke online untuk menjual dagangan,” lanjut Peddisetty.
Awal Agustus lalu, BukuWarung melengkapi aplikasinya dengan fitur penjualan produk digital: pulsa ponsel, token listrik, hingga top-up uang elektronik. Melalui layanan ini, pelaku UMKM mendapat tambahan komoditas usaha untuk ditawarkan kepada pelanggan. Artinya, para pengguna BukuWarung berpeluang mendapat peningkatan pendapatan.
”Proses transaksi yang sepenuhnya online membuat penjualan produk digital tidak terpengaruh pembatasan rute logistik,” ujar Peddisetty.
Selain penyediaan teknologi yang terus diperbarui, dukungan BukuWarung untuk membawa UMKM go digital juga diperkuat program Komunitas Juragan Bisnis, yakni rangkaian pelatihan ke para pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia.
Dimulai sejak April 2020, inisiatif ini berhasil mendampingi lebih dari 4.000 UMKM dengan keterampilan akuntansi pencatatan keuangan digital, pengoptimalan etalase online untuk pengembangan usaha, serta pembayaran digital untuk transaksi bisnis.
Peddisetty menyebut akan terus meningkatkan teknologi BukuWarung di seputar layanan inti kami, yakni pembukuan, pembayaran dan perdagangan daring. ”Tak terkecuali, membangun infrastruktur pembayaran seperti QR, dan berbagai layanan finansial lainnya,” tutup Abhinay Peddisetty.
BukuWarung menjalankan perekrutan dan menggandakan jumlah timnya menjadi 300 karyawan yang tersebar di Indonesia, Singapura, dan India, serta beberapa negara lainnya.
(dan)