Review POCO M3 Pro 5G, Ponsel 5G Termurah di Indonesia Bisa Apa?
loading...
A
A
A
Tapi, memainkan PUBG Mobile dan Call of Duty Mobile dengan nyaman, bisa. Gunakan resolusi HD dan ganti frame rate Balanced atau High. Dimensity 700 masih bisa meng-handle-nya. Apalagi jika nanti sudah ada jaringan 5G. Silahkan nikmati Mabar dengan latensi rendah, serta respons yang baik dengan touch sampling rate 180Hz. Asik banget.
Ngomongin baterai, mau tidak mau kembali ke bodi. Kok bisa, dengan baterai 5.000 mAh, desainnya masih cukup ramping dan nyaman digenggam. Tidak terlalu berat pula. Hanya 190 gram saja.
Baterai besar artinya waktu untuk produktif maupun konsumtif di ponsel semakin lama. Bisa dari pagi hingga malam. Apalagi pengisian dayanya sudah mendukung 18W dengan travel charger 22,5W.
Ya kira-kira butuh hampir 2 jam untuk mengisi daya sampai penuh dengan USB-C. Lumayan lah. Sudah jauh lebih baik dibandingkan model entry level lainnya.
Hal yang penting lain adalah kamera. Bagaimana kualitas kamera POCO M3 Pro 5G ini? Ada tiga kamera yang disediakan. Yakni kamera utama 48MP + macro 2MP + depth sensor 2MP. Juga, kamera depan 8 MP.
Kesimpulan pertama Sindonews adalah karakter foto POCO dan Xiaomi yang lebih kepada warna netral. Ini berbeda dengan beberapa kompetitornya yang mendorong saturasi lebih tinggi sehingga foto terlihat “berwarna”, atau mendorong AI agar membuat foto lebih halus.
Warna netral ini bisa jadi plus, bisa juga jadi minus. Nah, buat Sindonews sendiri itu plus. Karena Sindonews memang tidak terlalu suka foto dengan saturasi atau editing yang berlebihan.
Mode foto 48 MP cukup baik untuk foto yang butuh detail tinggi. Hanya, hati-hati supaya tidak over exposure.
Sindonews lebih suka memakai kamera POCO M3 Pro 5G standar yang sebenarnya sudah cukup baik di kelas budget. Saturasi warnanya imbang dan mendekati asli, kontrasnya tidak berlebihan, sementara proses noise reduction juga tidak terlalu kelihatan.
Adapun kamera monokromnya terasa manfaatnya untuk foto Portrait dan bokeh. Hasilnya memang foto Portraitnya cukup rapi untuk kelas entry level.
Ngomongin baterai, mau tidak mau kembali ke bodi. Kok bisa, dengan baterai 5.000 mAh, desainnya masih cukup ramping dan nyaman digenggam. Tidak terlalu berat pula. Hanya 190 gram saja.
Baterai besar artinya waktu untuk produktif maupun konsumtif di ponsel semakin lama. Bisa dari pagi hingga malam. Apalagi pengisian dayanya sudah mendukung 18W dengan travel charger 22,5W.
Ya kira-kira butuh hampir 2 jam untuk mengisi daya sampai penuh dengan USB-C. Lumayan lah. Sudah jauh lebih baik dibandingkan model entry level lainnya.
Hal yang penting lain adalah kamera. Bagaimana kualitas kamera POCO M3 Pro 5G ini? Ada tiga kamera yang disediakan. Yakni kamera utama 48MP + macro 2MP + depth sensor 2MP. Juga, kamera depan 8 MP.
Kesimpulan pertama Sindonews adalah karakter foto POCO dan Xiaomi yang lebih kepada warna netral. Ini berbeda dengan beberapa kompetitornya yang mendorong saturasi lebih tinggi sehingga foto terlihat “berwarna”, atau mendorong AI agar membuat foto lebih halus.
Warna netral ini bisa jadi plus, bisa juga jadi minus. Nah, buat Sindonews sendiri itu plus. Karena Sindonews memang tidak terlalu suka foto dengan saturasi atau editing yang berlebihan.
Mode foto 48 MP cukup baik untuk foto yang butuh detail tinggi. Hanya, hati-hati supaya tidak over exposure.
Sindonews lebih suka memakai kamera POCO M3 Pro 5G standar yang sebenarnya sudah cukup baik di kelas budget. Saturasi warnanya imbang dan mendekati asli, kontrasnya tidak berlebihan, sementara proses noise reduction juga tidak terlalu kelihatan.
Adapun kamera monokromnya terasa manfaatnya untuk foto Portrait dan bokeh. Hasilnya memang foto Portraitnya cukup rapi untuk kelas entry level.