Bukalapak Ingin Dikenal Sebagai E-Commerce Paling Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak kritik yang menyebut marketplace dimanfaatkan untuk menjual barang-barang buatan China. Sehingga platform online yang seharunya membuat UMKM lokal berdikari, justru tidak terwujud.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan bahwa pihaknya berupaya untuk memberikan dukungan penuh terhadap sektor UMKM lokal.
Menurutnya, Bukalapak saat ini melayani lebih dari 6.5 juta pelapak, 8 juta Mitra Bukalapak, serta 100 juta pengguna dari seluruh Indonesia. Termasuk mempekerjakan lebih dari 2000 karyawan.
”Kami menganggap singkatan nama Bukalapak sebagai BL bisa mewakili identitas dan kebanggaan sebagai perusahaan asli Indonesia,” ujarnya.
Bahkan, Rachmat menyebut BL juga bisa singkatan dari Buatan Lokal atau Bangga Lokal. ”Intinya, Bukalapak ingin jadi perusahaan yang dibuat oleh orang lndonesia, dijalankan anak-anak negeri, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujarnya.
Rachmat mengakui bahwa persaingan bisnis antar pelaku usaha di dalam negeri sangat kompetitif. Ditandai dengan derasnya arus perdagangan produk-produk luar negeri di tanah air. Karena itu, penting bagi Bukalapak sebagai marketplace memiliki fokus utama untuk turut meningkatkan kesejahteraan UMKM di Indonesia.
Salah satu caranya adalah gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang dicanangkan oleh pemerintah.
Bukalapak membuat laman khusus https://www.bukalapak.com/promo-campaign/banggabuatanindonesia, sehingga pengguna dapat dengan mudah menemukan produk-produk buatan dalam negeri berkualitas di Bukalapak.
Selain itu, menurut Rachmat, Bukalapak menjalankan sejumlah inisiatif lainnya demi mendukung ketahanan bisnis para pelaku usaha lokal di tengah pandemi. Di antaranya memberlakukan satu tarif untuk layanan Super Seller-nya yaitu sebesar 0.5%. ”Ini nilai tarif termurah yang diberikan oleh platform e-commerce di Indonesia untuk UMKM,” klaim Rachmat.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan bahwa pihaknya berupaya untuk memberikan dukungan penuh terhadap sektor UMKM lokal.
Menurutnya, Bukalapak saat ini melayani lebih dari 6.5 juta pelapak, 8 juta Mitra Bukalapak, serta 100 juta pengguna dari seluruh Indonesia. Termasuk mempekerjakan lebih dari 2000 karyawan.
”Kami menganggap singkatan nama Bukalapak sebagai BL bisa mewakili identitas dan kebanggaan sebagai perusahaan asli Indonesia,” ujarnya.
Bahkan, Rachmat menyebut BL juga bisa singkatan dari Buatan Lokal atau Bangga Lokal. ”Intinya, Bukalapak ingin jadi perusahaan yang dibuat oleh orang lndonesia, dijalankan anak-anak negeri, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujarnya.
Rachmat mengakui bahwa persaingan bisnis antar pelaku usaha di dalam negeri sangat kompetitif. Ditandai dengan derasnya arus perdagangan produk-produk luar negeri di tanah air. Karena itu, penting bagi Bukalapak sebagai marketplace memiliki fokus utama untuk turut meningkatkan kesejahteraan UMKM di Indonesia.
Salah satu caranya adalah gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang dicanangkan oleh pemerintah.
Bukalapak membuat laman khusus https://www.bukalapak.com/promo-campaign/banggabuatanindonesia, sehingga pengguna dapat dengan mudah menemukan produk-produk buatan dalam negeri berkualitas di Bukalapak.
Selain itu, menurut Rachmat, Bukalapak menjalankan sejumlah inisiatif lainnya demi mendukung ketahanan bisnis para pelaku usaha lokal di tengah pandemi. Di antaranya memberlakukan satu tarif untuk layanan Super Seller-nya yaitu sebesar 0.5%. ”Ini nilai tarif termurah yang diberikan oleh platform e-commerce di Indonesia untuk UMKM,” klaim Rachmat.