Angga Sasongko Mendobrak Batasan Kamera Smartphone lewat Film Pendek Konfabulasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lewat film pendek Konfabulasi, sutradara Angga Dwimas Sasongko mendobrak batasan-batasan alat dalam proses pembuatan sebuah film. Tepatnya saat smartphone Galaxy S21 Ultra 5G mampu menghasilkan gambar yang kualitasnya sulit dibedakan dengan kamera film profesional.
Konfabulasi bukan film pendek biasa. Rasanya seperti ada banyak sekali hal yang ingin dicapai di film tersebut. Khususnya dalam hal sinematografinya.
Sebab, seharusnya Konfabulasi adalah film yang penuh dengan keterbatasan. Serba terbatas, sebab alih-alih menggunakan kamera profesional, sutradara Angga Sasongko benar-benar menggantungkan kualitas gambar pada sensor gambar dari smartphone Samsung Galaxy S21 Ultra 5G.
Tapi, yang menarik Angga Sasongko justru tidak ingin bermain aman dan “menyerah” pada keterbatasan.
Justru sebaliknya, ia ingin mendobrak keterbatasan itu. Ini dibuktikan bagaimana adegan-adegan di film film pendek tersebut sengaja dipilih yang “berisiko” dan akan dihindari oleh mereka yang hanya mengandalkan smartphone untuk merekam film.
Sebab, sebagian besar adegan-adegan di film pendek Konfabulasi diambil di setting yang gelap. Di gang-gang dengan penerangan lampu jalanan, hingga ruangan-ruangan gedung yang minim cahaya dan hanya diterangi lampu temaram.
Begitu pun pilihan adegannya. Angga sangat percaya diri dalam menghadirkan adegan aksi seperti ledakan, adu tembakan, hingga kecelakaan mobil.
Film pendek Konfabulasi langsung dibuka dengan adegan baku tembak.
Sutradara Filosofi Kopi dan Surat dari Praha itu justru mengambil keuntungan dengan memanfaatkan ringkasnya ukuran ponsel untuk membuat adegan dramatis. Yakni ketika kamera berputar di sudut sempit di antara lengan Reza Rahadian dan Dian Sastrowardoyo.
Dan semua adegan tersebut berhasil. Rasanya sulit dipercaya bahwa adegan-adegan sinematik dan dramatis di film Konfabulasi direkam hanya menggunakan smartphone Galaxy S21 Ultra 5G.
Head of IT & Marketing Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia Miranda Warokka mengatakan bahwa ini sekaligus membuktikan bahwa kemampuan teknologi Galaxy S21 Ultra 5G memang sangat mumpuni untuk membuat film pendek secara serius dan profesional.
”Misalnya kamera 4K 60fps, chip Exynos 2100 (5 Nm), hingga fitur Director’s View yang mampu mengubah angle kamera saat digunakan,” ujarnya. Miranda menyebut bahwa film Konfabulasi jadi tolak ukur baru dunia perfilman Indonesia.
”Film pendek tersebut membuktikan bahwa film kelas profesional pun dapat diciptakan melalui smartphone dengan fitur perekaman video dan audio yang mumpuni,” ujar Miranda.
Proses Syuting Hanya 3 Hari
Konfabulasi resmi rilis pada 5 Mei 2021 silam di Official Youtube Samsung Indonesia. Film pendek kolaborasi Samsung Galaxy Movie Studio 2021 denga sutradara Angga Sasongko beserta tim Visinema Pictures itu rampung hanya dalam waktu cukup singkat, yakni selama 3 hari.
Angga menjelaskan singkatnya waktu terjadi karena praktisnya peralatan yang ia dan timnya gunakan. ”Kita nggak perlu repot secara teknis,” ujarnya.
Tampak rig Galaxy S21 Ultra 5G yang digunakan dalam pembuatan film Konfabulasi.
Fitur yang dibutuhkan untuk merekam film, menurut Angga sudah ada di Galaxy S21 Ultra 5G. Ia mencontohkan saat adega minim cahaya, fitur Low Light benar-benar membantunya dan tim mengambil gambar yang mumpuni tanpa repot menyalakan lighting tambahan. ”Saat itu, kami hanya memanfaatkan lampu-lampu jalanan saja,” ujarnya.
Selain fitur Low Light, Angga turut menyebutkan beberapa fitur andalan dari Galaxy S21 Ultra 5G yang membantunya menangkap momen terbaik di antara Reza Rahadian yang beradu peran bersama Dian Sastrowardoyo. ”Baterai 5.000 mAh dari Galaxy S21 Ultra 5G ini cukup tahan lama, kami pun nggak perlu repot untuk recharge alat tempur utama proses shooting,” tambah Angga.
Menurutnya, kemampuan Super Steady juga sangat membantu Angga ketika scene memperlihatkan Reza sebagai Agen Bilal tengah membayangkan situasi tempur di misi penting melawan musuh.
Kenza Lutfhiani, pemenang Galaxy Movie Studio yang mendapatkan kesempatan menjadi asisten sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Seperti film bergenre aksi pada umumnya, scene tersebut memerlukan gerakan kamera cukup banyak, sehingga kamera perlu bergerak dengan stabil. Galaxy S21 Ultra 5G mampu menangkap adegan tersebut dengan baik di setiap gerakannya.
“Mungkin waktu produksi bisa sampai memakan waktu hingga 4 hari jika menggunakan alat produksi film profesional pada umumnya,” ujar Angga. Ia berharap film pendek Konfabulasi dapat mendorong semangat para filmmaker lainnya untuk terus menghasilkan prestasi melalui karya-karya terbaik.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Dian Sastrowardoyo, Jadi Perhatian di Seoul International Drama Awards 2024
Konfabulasi bukan film pendek biasa. Rasanya seperti ada banyak sekali hal yang ingin dicapai di film tersebut. Khususnya dalam hal sinematografinya.
Sebab, seharusnya Konfabulasi adalah film yang penuh dengan keterbatasan. Serba terbatas, sebab alih-alih menggunakan kamera profesional, sutradara Angga Sasongko benar-benar menggantungkan kualitas gambar pada sensor gambar dari smartphone Samsung Galaxy S21 Ultra 5G.
Tapi, yang menarik Angga Sasongko justru tidak ingin bermain aman dan “menyerah” pada keterbatasan.
Justru sebaliknya, ia ingin mendobrak keterbatasan itu. Ini dibuktikan bagaimana adegan-adegan di film film pendek tersebut sengaja dipilih yang “berisiko” dan akan dihindari oleh mereka yang hanya mengandalkan smartphone untuk merekam film.
Sebab, sebagian besar adegan-adegan di film pendek Konfabulasi diambil di setting yang gelap. Di gang-gang dengan penerangan lampu jalanan, hingga ruangan-ruangan gedung yang minim cahaya dan hanya diterangi lampu temaram.
Begitu pun pilihan adegannya. Angga sangat percaya diri dalam menghadirkan adegan aksi seperti ledakan, adu tembakan, hingga kecelakaan mobil.
Film pendek Konfabulasi langsung dibuka dengan adegan baku tembak.
Sutradara Filosofi Kopi dan Surat dari Praha itu justru mengambil keuntungan dengan memanfaatkan ringkasnya ukuran ponsel untuk membuat adegan dramatis. Yakni ketika kamera berputar di sudut sempit di antara lengan Reza Rahadian dan Dian Sastrowardoyo.
Dan semua adegan tersebut berhasil. Rasanya sulit dipercaya bahwa adegan-adegan sinematik dan dramatis di film Konfabulasi direkam hanya menggunakan smartphone Galaxy S21 Ultra 5G.
Head of IT & Marketing Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia Miranda Warokka mengatakan bahwa ini sekaligus membuktikan bahwa kemampuan teknologi Galaxy S21 Ultra 5G memang sangat mumpuni untuk membuat film pendek secara serius dan profesional.
”Misalnya kamera 4K 60fps, chip Exynos 2100 (5 Nm), hingga fitur Director’s View yang mampu mengubah angle kamera saat digunakan,” ujarnya. Miranda menyebut bahwa film Konfabulasi jadi tolak ukur baru dunia perfilman Indonesia.
”Film pendek tersebut membuktikan bahwa film kelas profesional pun dapat diciptakan melalui smartphone dengan fitur perekaman video dan audio yang mumpuni,” ujar Miranda.
Proses Syuting Hanya 3 Hari
Konfabulasi resmi rilis pada 5 Mei 2021 silam di Official Youtube Samsung Indonesia. Film pendek kolaborasi Samsung Galaxy Movie Studio 2021 denga sutradara Angga Sasongko beserta tim Visinema Pictures itu rampung hanya dalam waktu cukup singkat, yakni selama 3 hari.
Angga menjelaskan singkatnya waktu terjadi karena praktisnya peralatan yang ia dan timnya gunakan. ”Kita nggak perlu repot secara teknis,” ujarnya.
Tampak rig Galaxy S21 Ultra 5G yang digunakan dalam pembuatan film Konfabulasi.
Fitur yang dibutuhkan untuk merekam film, menurut Angga sudah ada di Galaxy S21 Ultra 5G. Ia mencontohkan saat adega minim cahaya, fitur Low Light benar-benar membantunya dan tim mengambil gambar yang mumpuni tanpa repot menyalakan lighting tambahan. ”Saat itu, kami hanya memanfaatkan lampu-lampu jalanan saja,” ujarnya.
Selain fitur Low Light, Angga turut menyebutkan beberapa fitur andalan dari Galaxy S21 Ultra 5G yang membantunya menangkap momen terbaik di antara Reza Rahadian yang beradu peran bersama Dian Sastrowardoyo. ”Baterai 5.000 mAh dari Galaxy S21 Ultra 5G ini cukup tahan lama, kami pun nggak perlu repot untuk recharge alat tempur utama proses shooting,” tambah Angga.
Menurutnya, kemampuan Super Steady juga sangat membantu Angga ketika scene memperlihatkan Reza sebagai Agen Bilal tengah membayangkan situasi tempur di misi penting melawan musuh.
Kenza Lutfhiani, pemenang Galaxy Movie Studio yang mendapatkan kesempatan menjadi asisten sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Seperti film bergenre aksi pada umumnya, scene tersebut memerlukan gerakan kamera cukup banyak, sehingga kamera perlu bergerak dengan stabil. Galaxy S21 Ultra 5G mampu menangkap adegan tersebut dengan baik di setiap gerakannya.
Baca Juga
“Mungkin waktu produksi bisa sampai memakan waktu hingga 4 hari jika menggunakan alat produksi film profesional pada umumnya,” ujar Angga. Ia berharap film pendek Konfabulasi dapat mendorong semangat para filmmaker lainnya untuk terus menghasilkan prestasi melalui karya-karya terbaik.
Lihat Juga: Profil dan Biodata Dian Sastrowardoyo, Jadi Perhatian di Seoul International Drama Awards 2024
(dan)