Filosofi Dibalik Urban Republic, Gerai Digital Lifestyle Milik Erajaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Erajaya Group Djohan Sutanto percaya walaupun transaksi online untuk produk elektronik terus meningkat, gerai offline harus tetap ada karena konsumen Indonesia tetap butuh “touch and feel”.
Apalagi, menurut Djohan kehadiran produk elektronik saat ini sangat bervariasi. Kehadiran kategori produk baru seperti smarthome dan IoT membuat varian produk sangat beragam. ”Masih banyak produk yang butuh edukasi terkait fungsi dan cara menggunakannya. Contohnya robot vacuum cleaner atau drone,” ungkapnya.
Karena itu, konsumen butuh menyentuh, mencoba, dan merasakan langsung sebelum memutuskan untuk membeli. ”Interaksi seperti ini hanya bisa terjadi di outlet offline kami,” ungkap Djohan.
Nah, Urban Republic (UR) adalah cara Erajaya menjangkau konsumen mereka secara offline.
UR merupakan jaringan ritel lifestyle yang membawa produk-produk Internet of Things terkini dan ekosistemnya ke konsumen urban, dengan konsep yang disebut “immersive retail experience”.
Gerai UR pertama dibuka pertengahan 2016 di Mal Kota Kasablanka. ”Bulan lalu kami baru meresmikan outlet ke 10 dan 11. Sekarang sudah melebarkan sayap ke luar Jabodetabek dengan membuka outlet pertama di Medan. Ke depannya footprint ritel kami akan terus di kembangkan, termasuk ke kota-kota utama lain,” ujar Djohan.
Diferensiasi
Konsep ritel UR dibagi dalam 6 area fokus: wearables, gaming, smarthome, camera, audio dan aksesoris. Foto dok Erajaya
Menurut Djohan, Urban Republic memiliki diferensiasi jelas dibanding konsep ritel lain di Erajaya Group maupun di luar. Beda pertama adalah pengetahuan staf terhadap produk yang diklaim jauh lebih baik. ”Seluruh staf mendapat pelatihan produk sangat mendetil untuk dapat membantu pelanggan memilih produk paling tepat,” ujar Djohan.
Kedua, pemilihan produk berkualitas, diklaim mewakili keinginan masyarakat, juga didukung layanan purna jual terjamin. Urban Republic mengelompokkan 6 area fokus: wearables, gaming, smarthome, camera, serta audio dan aksesoris.
Apalagi, menurut Djohan kehadiran produk elektronik saat ini sangat bervariasi. Kehadiran kategori produk baru seperti smarthome dan IoT membuat varian produk sangat beragam. ”Masih banyak produk yang butuh edukasi terkait fungsi dan cara menggunakannya. Contohnya robot vacuum cleaner atau drone,” ungkapnya.
Karena itu, konsumen butuh menyentuh, mencoba, dan merasakan langsung sebelum memutuskan untuk membeli. ”Interaksi seperti ini hanya bisa terjadi di outlet offline kami,” ungkap Djohan.
Nah, Urban Republic (UR) adalah cara Erajaya menjangkau konsumen mereka secara offline.
UR merupakan jaringan ritel lifestyle yang membawa produk-produk Internet of Things terkini dan ekosistemnya ke konsumen urban, dengan konsep yang disebut “immersive retail experience”.
Gerai UR pertama dibuka pertengahan 2016 di Mal Kota Kasablanka. ”Bulan lalu kami baru meresmikan outlet ke 10 dan 11. Sekarang sudah melebarkan sayap ke luar Jabodetabek dengan membuka outlet pertama di Medan. Ke depannya footprint ritel kami akan terus di kembangkan, termasuk ke kota-kota utama lain,” ujar Djohan.
Diferensiasi
Konsep ritel UR dibagi dalam 6 area fokus: wearables, gaming, smarthome, camera, audio dan aksesoris. Foto dok Erajaya
Menurut Djohan, Urban Republic memiliki diferensiasi jelas dibanding konsep ritel lain di Erajaya Group maupun di luar. Beda pertama adalah pengetahuan staf terhadap produk yang diklaim jauh lebih baik. ”Seluruh staf mendapat pelatihan produk sangat mendetil untuk dapat membantu pelanggan memilih produk paling tepat,” ujar Djohan.
Kedua, pemilihan produk berkualitas, diklaim mewakili keinginan masyarakat, juga didukung layanan purna jual terjamin. Urban Republic mengelompokkan 6 area fokus: wearables, gaming, smarthome, camera, serta audio dan aksesoris.