Orang TI Perlu Baca, 8 Prediksi Cloud dan Inovasi Teknologi Digital di 2021

Selasa, 16 Februari 2021 - 08:31 WIB
loading...
Orang TI Perlu Baca, 8 Prediksi Cloud dan Inovasi Teknologi Digital di 2021
Dr Werner Vogels, Chief Technology Officer Amazon, menuangkan pemikiran serta analisisnya ke dalam delapan (8) prediksi teknologi akibat wabah COVID. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Peran teknologi sangat terasa di masa pandemik virus Corona. Ya, sejak tahun 2020, unit usaha kecil maupun perusahaan besar serta pemerintah mau tak mau harus merombak operasionalnya dengan menggunakan bantuan teknologi agar dapat beradaptasi dengan perubahan masif yang terjadi.

Setahun setelah merebaknya pandemi, Dr Werner Vogels, Chief Technology Officer Amazon, menuangkan pemikiran serta analisisnya ke dalam delapan (8) prediksi tentang teknologi-teknologi beserta pengembangannya yang akan semakin penting perannya 2021 dan tahun-tahun berikutnya.

Menurut Paul Chen, Head of Solutions Architect, ASEAN, AWS, prediksi tersebut sangat relevan dengan dinamika di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.

Seperti apa prediksinya, berikut ini delapan (8) prediksi tentang teknologi dan pengembangannya di tahun 2021:
1. Pengadopsian Cloud Akan Makin Meluas
Lokasi penyimpanan yang tersentralisasi, seperti halnya pusat data (data center), perlahan tetapi pasti mulai menghilang. Sebaliknya, aplikasi berbasis cloud semakin banyak ditemukan untuk kegunaan yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya, misalnya di atas kapal pengangkut atau di pesawat terbang.

Menyadari akan hal ini, AWS sendiri telah menyelesaikan pembangunan 24 Region, 5 Local Zones di Amerika Serikat, dan 12 Proximity Zones, serta mengumumkan pembangunan 6 Region baru. Salah satunya adalah Region Jakarta yang akan selesai dibangun pada tahun 2021.

Selain itu, AWS juga telah meluncurkan beberapa layanan lainnya seperti AWS IoT Greengrass yang mendukung komunikasi antara beberapa perangkat IoT, Amazon Outposts, dan AWS Wavelength. Dengan Amazon Outposts, pelanggan dapat membawa ekosistem cloud ke dalam lingkungan on-premises milik perusahaan.

Sementara AWS Wavelength memampukan sektor telekomunikasi untuk menyelenggarakan jaringan 5G yang memiliki latensi ultra-rendah dan andal secara kecepatan, jarak, serta bandwidth. Salah satu manfaatnya adalah menjangkau komunitas atau masyarakat yang berada di titik-titik terluar.

2. Jaringan Internet Machine Learning
Penggunaan data secara besar-besaran dewasa kini, terutama oleh sektor farmasi, riset, dan pemerintah, telah memicu terjadinya ledakan data. Secara kumulatif, sekarang ini jumlah data yang dihasilkan dalam waktu waktu satu jam saja jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah data yang dihasilkan sepanjang tahun 2000. Begitu pula dengan data selama tiga tahun ke depan yang jumlahnya akan lebih banyak dibandingkan dengan data yang dihasilkan selama 30 tahun silam.

Banyaknya data yang harus dianalisis menuntut penggunaan tools yang memiliki fungsi ingestion serta agregasi bersamaan dengan model pembelajaran mesin atau machine learning (ML). Berkaca dari pengalaman historis, ML memang merupakan aktivitas dengan beban kerja yang amat berat dan hanya mampu ditopang oleh peralatan yang paling canggih pada saat itu. Namun, perkembangan pada dunia software dan hardware telah membawa teknologi machine learning ke banyak industri, tak terkecuali pertanian.

Di Tanah Air, solusi ML AWS dimanfaatkan oleh perusahaan startup HARA yang memiliki visi besar untuk menghadirkan transformasi digital kepada 1 juta petani Indonesia. Permodalan merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan petani, namun seringkali mereka tidak dapat memenuhi persyaratan yang berlaku, seperti agunan atau jaminan. Dengan menggunakan teknologi ML, HARA menjembatani petani kecil dengan lembaga kreditur lewat unggahan data yang menjadi indikator penting, seperti proyeksi hasil panen dan lain sebagainya. Selain itu, HARA juga mengirimkan hasil panen ke daerah-daerah yang paling membutuhkan makanan.

AWS ML stack, atau ragam solusi yang berada di balik keseluruhan teknologi machine learning AWS, terdiri atas kegunaan yang sangat luas, antara lain: pengenalan imaji, suara (percakapan) dan teks, pencarian, chatbot, personalisasi, prakiraan, deteksi upaya penipuan, dan contact center.

Manfaat penggunaan teknologi ML AWS adalah undifferentiated heavy lifting atau beban kerja yang “tidak penting” sepenuhnya dilakukan oleh AWS. Walaupun setiap bisnis pastinya dapat merasakan manfaat menggunakan teknologi ML, AWS memiliki solusi-solusi yang dikhususkan untuk sektor layanan kesehatan dan sektor manufaktur atau industrial.

3. Gambar, Video dan Suara akan Berdampak Lebih Besar Dibanding Tulisan
Sekarang, mengetik dengan keyboard, baik untuk berekspresi di media sosial dan berkomunikasi dengan mesin, mulai digantikan dengan berbagai medium lain seperti gambar, video, maupun suara. Pergeseran tersebut menambah dimensi kenyamanan baru bagi pengguna, terutama mereka yang buta huruf atau memiliki suatu kecacatan yang menyulitkan mereka untuk mengetik.

Di Ghana, Afrika, perusahaan bernama Cowtribe memampukan peternak untuk mengisi ulang pasokan makanan, vaksin, serta bahan-bahan esensial lainnya untuk hewan ternaknya hanya dengan mengirimkan perintah suara yang sederhana.

4. Teknologi Dorong Transformasi Digital
Perkotaan yang sekarang dihuni sekian banyak penduduk sejatinya dibangun atas dasar pemahaman yang telah berusia beberapa dekade atau bahkan berabad-abad. Pembatasan mobilitas selama pandemi pun menyingkapkan kelemahan dari konsep-konsep yang sudah usang, seperti pada distrik perkantoran tempat orang bekerja.

Dengan teknologi analitika data, tata kota dapat diatur untuk memaksimalkan dampak positif social distancing tetapi tanpa terasa terlalu berjauhan, sehingga komunitas bisa menjadi lebih aman, sehat, dan berjalan dengan lebih baik dan efisien. Sebagai contoh, administrasi kota dapat menggunakan teknologi analitika data termutakhir untuk menganalisis pola pergerakan pejalan kaki dan bagaimana penduduk memiliki kebiasaan berkeliling sekitar kota.

Selain untuk mendukung peningkatan kesehatan publik, nantinya wawasan tersebut juga bisa diterapkan untuk menciptakan pengalaman berwisata yang lebih menyenangkan, seperti stadion dan museum.

Di Indonesia, salah satu penerapan yang mungkin ditinjau lebih lanjut adalah perencanaan tata kota untuk ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

5. Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Meningkat
Sebelum tahun 2020, sebenarnya beberapa universitas telah menawarkan kursus online sebagai pelengkap program edukasi yang mereka tawarkan. Namun, kebanyakan institusi pendidikan – baik sekolah maupun perguruan tinggi – telah beroperasi dengan cara yang sama sejak dahulu kala. Konsepnya sama: datang ke sekolah atau kampus, belajar, dan pulang kembali ke rumah.

Pandemik telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling banyak bertransformasi selama 2020. Tahun 2021 ini akan menjadi tahun pembuktian bagi pendidikan online sebagai fasilitator kegiatan belajar-mengajar jarak jauh.

Walaupun sejatinya anak-anak perlu didorong untuk kembali bersekolah ketika keadaan sudah normal agar mereka dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan kawan-kawannya, pendidikan online tidak akan menghilang sepenuhnya. Ada banyak sekali manfaat pendidikan online yang dapat dinikmati bahkan dalam keadaan seperti biasa.

Misalnya, anak yang sedang sakit atau berhalangan hadir tetap dapat belajar dari rumah sehingga tak tertinggal dari teman-temannya. Dalam kasus luar biasa sekalipun, seperti bencana alam atau bahkan pandemi lainnya yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, pendidikan dapat tetap bergulir selama tersedia koneksi internet.

Pembelajaran online juga perlu ditopang oleh infrastruktur teknologi yang memadai. Simak Online, startup teknologi edukasi asal Indonesia, menyediakan sistem manajemen informasi bagi sekolah-sekolah di provinsi DKI Jakarta dan memampukan penyelenggaraan ujian online di waktu yang bersamaan tanpa terjadi downtime.

6. Bisnis Kecil Berlomba Menuju Cloud
Di kawasan Afrika Sub-Sahara (secara geografis terletak di wilayah Afrika Barat, Timur, Tengah dan Selatan) dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, mayoritas pelaku bisnis terdiri dari usaha berukuran kecil dan bahkan mikro seperti warung. Negara-negara ini umumnya tidak terbebani oleh teknologi lama (legacy technology) dan lebih terbuka terhadap teknologi baru.

Di Asia Tenggara, bisnis kecil memberikan kontribusi PDB sebesar 43% dan meliputi 99% dari total pelaku bisnis. Tetapi nasib sebuah bisnis, terutama pada saat ini, cukup banyak ditentukan oleh penyerapan teknologi. Bila enggan untuk bergeser dari pola pikir tradisional dan menggunakan teknologi, sulit atau bahkan hampir tidak mungkin bagi bisnis untuk bertahan hidup.

Melihat peluang tersebut, startup Warung Pintar membantu warung-warung untuk mulai menggunakan teknologi agar dapat meraih hasil yang lebih baik. Warung Pintar memanfaaatkan cloud AWS sebagai infrastruktur teknologi yang memampukan pemilik warung untuk menerapkan inovasi pada operasional bisnis seperti inventarisasi, analitika penjualan, dan pembayaran non-tunai.

Mereka dapat mengidentifikasi barang-barang yang paling laku terjual dan menghasilkan pemasukan paling banyak, sehingga strategi pemasokan pun dapat disesuaikan dengan analisis data Warung Pintar. Pun, dengan pemanfaatan cloud AWS oleh Warung Pintar, pelaku usaha tidak perlu repot-repot memikirkan tentang infrastruktur teknologi yang biayanya lebih besar dari anggaran usaha, serta berada di luar pemahaman pelaku warung pada umumnya untuk dapat menjalankan transformasi digital. Barrier to entry atau hambatan masuk pun menjadi semakin rendah bagi para UMKM.

Sementara, para UMKM yang ingin mencari kapabilitas yang lebih canggih seperti supply chain, ordering process, dan payment gateway dapat mencoba AWS Marketplace. AWS Marketplace adalah sebuah platform yang mempertemukan pembeli dengan lebih dari 3.500 perusahaan dengan layanan dan solusi yang berjalan pada cloud AWS.

7. Quantum Computing Bertumbuh
Quantum computing dahulu terdengar seperti sebuah mimpi yang terlalu tinggi untuk diwujudkan oleh kebanyakan orang. Hanya lembaga riset atau perusahaan terkemuka dengan sumber daya sangat mumpuni yang dapat mengaksesnya.

AWS sendiri memiliki Amazon Braket, yakni sebuah layanan quantum computing yang dikelola sepenuhnya dan memudahkan ilmuwan dan pengembang untuk menjelajahi dan bereksperimen dengan quantum computing.

Pada acara tahunan AWS re:Invent 2019, AWS mengumumkan ketersediaan layanan Amazon Braket untuk pengembang dan peneliti, dan pada tahun berikutnya, Amazon Braket dinyatakan tersedia bagi semua orang dan bisa digunakan mulai dari harga 30 sen saja.

Paul Chen mengakui quantum computing memang masih berada pada tahap sangat awal, namun penting sekali untuk menjamin ketersediaannya agar teknologi tersebut dapat digunakan oleh mereka yang memiliki ide-ide besar dan ingin mewujudkannya.

8. Antariksa, Lini Terakhir untuk Dijelajahi
Antariksa atau luar angkasa juga merupakan bidang yang sedang diminati oleh banyak lembaga dan organisasi, tak terkecuali penyedia teknologi seperti AWS.

Teknologi satelit digunakan oleh ahli pangan untuk membuat proyeksi pasokan pangan di sekeliling dunia, oleh lembaga kelautan untuk memantau dan menjaga biota bawah laut, oleh startup untuk membangun infrastruktur jaringan yang kian cepat dan aman, serta kegunaan lain seperti ramalan cuaca, upaya anti-bajak laut, dan pengamatan fenomena alam. Penerapannya akan sangat berguna untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau.

Dengan teknologi satelit, pemindaian tidak lagi dilakukan secara horizontal yang memakan waktu, biaya, dan tenaga, melainkan langsung secara vertikal dari atas, alias bird’s-eye view. Pelanggan dapat menggunakan layanan AWS Ground Station untuk mengendalikan proses komunikasi dengan satelit serta pemrosesan data tanpa harus membangun infrastruktur stasiun Bumi (ground station) tersendiri.

“Penemuan adalah investasi. AWS mendukung kebebasan untuk menemukan dan berinovasi bagi setiap orang, serta mendorong penyamarataan teknologi sebagai faktor penyeimbang dan aplikasi teknologi pada ranah-ranah terpenting,” pungkas Paul Chen.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)