Alasan Komunitas Bukalapak Paling Vibrant Dibanding Marketplace Lainnya

Kamis, 04 Februari 2021 - 16:21 WIB
loading...
Alasan Komunitas Bukalapak Paling Vibrant Dibanding Marketplace Lainnya
Program Srikandi Bukalapak menjadi pemenang pertama Indonesia UN Women 2020 Asia-Pacific Women Empowerment Principles (WEPs) Awards. Foto: dok Bukalapak
A A A
JAKARTA - Komunitas penjual online atau pelapak ternyata menjadi bagian krusial dari sebuah marketplace . Tak heran jika Bukalapak menganggap Komunitas Bukalapak menjadi bagian terpenting dari ekosistem marketplace mereka.

Merchant & Community Lead Bukalapak Ian Agisti mengatakan, pelapak—sebutan penjual online di platform Bukalapak—yang tergabung dalam komunitas Bukalapak akan mendapatkan banyak sekali benefit.



”Sebab program yang dihelat di Komunitas Bukalapak sangat beragam. Misalnya kelas online. Dan terbukti, pelapak yang mengikuti kelas online kami mengalami kenaikan transaksi hingga 50 persen. Sebab, mereka mendapat edukasi tentang seluk beluk marketplace,” ujarnya.

Menurut pelaku UMKM asal Bogor Restya Naufal, Komunitas Bukalapak lebih vibrant (hidup) dibandingkan market place lainnya. ”Karena selain anggotanya sangat aktif dan saling membantu, kita juga bisa belajar banyak. Mulai cara berjualan di Bukalapak, mengakses fitur Promotion Push untuk menaikan produk, dan lainnya,” ungkap Restya.

Nah, berikut alasan mengapa Komunitas Bukalapak dianggap sebagai komunitas penjual online paling besar dan paling aktif jika dibandingkan dengan marketplace lainnya.

33 Ribu Anggota
Alasan Komunitas Bukalapak Paling Vibrant Dibanding Marketplace Lainnya

Komunitas Bukalapak diklaim memiliki 33 ribu anggota aktif, tersebar di 142 Kabupaten di seluruh Indonesia. Termasuk kota-kota kecil. Juga memiliki 200 Ranger di sejumlah kota. ”Ranger adalah local leader atau community leaders yang sifatnya volunteer atau sukarela,” ujar Ian.

200 Kelas Online Setahun
Salah satu kegiatan rutin Komunitas Bukalapak adalah menggelar kelas online. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Mencapai 200 kegiatan kelas online dalam setahun pada 2020.

”Sejak Maret 2020, kami fokus pada kelas online atau webinar dengan topik sesuai yang dibutuhkan pelapak. Ternyata kelas online tersebut sangat diminati. Di 2019. Kami menggelar 100 kegiatan diikuti 1.000 peserta. Sedangkan di 2020, kami menggelar 200 online class dengan lebih dari 19.000 peserta,” ujarnya.

Pelapak Sangat Aktif
Pelapak yang menjadi anggota Komunitas Bukalapak juga terbilang aktif mengikuti berbagai program yang dihelat. Sebab, ada lebih dari 13.000 pelapak aktif yang mengikuti kelas online di 2020. Sedangkan 6.000 pelapak baru mengikuti pelatihan Go Online di 2020.

Ikut Komunitas, Transaksi Meroket
Aktifnya anggota komunitas pelapak di Bukalapak ternyata karena memang program yang dihelat memberi manfaat. Sebab, menurut Ian, 50,2 persen pelapak mengalami kenaikan transaksi setelah mengikuti kelas online. ”Setelah mendapat edukasi, mereka langsung praktek, dan transaksi mereka pun meningkat,” ujarnya.

Belajar Jualan Hingga Copywriting
Tema kelas online yang dihelat komunitas Bukalapak pun beragam. Mulai fitur terbaru di Bukalapak, financing, membuat foto dan video, sharing pelapak, digital marketing, promo pelapak, hingga financial management untuk SME. Yang unik kelas online terbanyak (diikuti 400 perserta) adalah tentang copywriting atau membuat judul.



Srikandi Bukalapak
Alasan Komunitas Bukalapak Paling Vibrant Dibanding Marketplace Lainnya

Program Srikandi Bukalapak berhasil menjadi pemenang pertama Indonesia UN Women 2020 Asia-Pacific Women Empowerment Principles (WEPs) Awards untuk kategori Gender Responsive Marketplace.

Program tersebut dianggap memiliki kebijakan yang mendorong kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan di perusahaan maupun di aktivitas bisnis.
Srikandi Bukalapak dibentuk pada 2018. Bukalapak menjadi satu-satunya marketplace yang memiliki komunitas khusus untuk kaum hawa.

”Kami juga membuat webinar khusus pemberdayaan perempuan (woman empowerment). Karena faktanya para perempuan ini ketika berbisnis, yang dibutuhkan tidak melulu soal bisnis. Namun, ekosistemnya. Misalnya ilmu parenting, hingga kesehatan. Fakta lainnya, rata-rata Gross merchandise value (GMV) atau transaksi pelapak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki,” ujar Ian.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3266 seconds (0.1#10.140)