Telegram Diam-diam Batasi Akses ke Saluran Hamas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konflik perang Israel-Palestina berimbas ke media sosial. Salah satunya terkait moderasi. TikTok , misalnya, mengklaim mereka telah menghapus jutaan akun palsu. Juga, menghapus lebih dari 925.000 video di wilayah konflik dan jutaan konten lain dari platformnya.
Sementara itu, Telegram diam-diam mulai membatasi akses ke beberapa saluran yang berafiliasi dengan kelompok pejuang Hamas. Akun resmi Hamas, Brigade Qassam, dan Gaza Now kini tidak bisa diakses.
Dilansir Al-Jazeera, akun-akun Telegram tersebut sampai saat ini belum dapat dibuka pada versi Telegram yang didownload dari Google Play atau App Store Apple. Padahal sebelumnya pengguna bebas mengakses.
Meski demikian, akun yang telah mengumpulkan ratusan ribu pengikut baru sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober itu masih dapat diakses dari Telegram versi online dan versi yang didownload langsung dari situs web Telegram.
Pembatasan akses muncul setelah Zachor Legal Institute, sebuah kelompok lobi yang berbasis di AS yang berkampanye melawan gerakan anti-Israel, menulis surat kepada Apple terkait akun-akun Hamas tersebut yang masih bisa diakses di iOS.
Apple dan Telegram tidak menanggapi permintaan komentar, namun Google mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Google Play mewajibkan aplikasi yang menampilkan konten buatan pengguna untuk memoderasi konten mengerikan.
Google menyebut apa yang dibagikan akun tersebut termasuk konten yang mendorong aksi teroris, menghasut kekerasan, atau merayakan serangan teroris, seperti apa yang dituduhkan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, dan Paraguay.
Telegram sendiri telah banyak digunakan oleh Hamas untuk mempromosikan pesannya dan menggunakan aplikasi tersebut untuk menyiarkan serangannya terhadap komunitas Israel selatan secararealtime.
Sementara itu, Telegram diam-diam mulai membatasi akses ke beberapa saluran yang berafiliasi dengan kelompok pejuang Hamas. Akun resmi Hamas, Brigade Qassam, dan Gaza Now kini tidak bisa diakses.
Dilansir Al-Jazeera, akun-akun Telegram tersebut sampai saat ini belum dapat dibuka pada versi Telegram yang didownload dari Google Play atau App Store Apple. Padahal sebelumnya pengguna bebas mengakses.
Meski demikian, akun yang telah mengumpulkan ratusan ribu pengikut baru sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober itu masih dapat diakses dari Telegram versi online dan versi yang didownload langsung dari situs web Telegram.
Pembatasan akses muncul setelah Zachor Legal Institute, sebuah kelompok lobi yang berbasis di AS yang berkampanye melawan gerakan anti-Israel, menulis surat kepada Apple terkait akun-akun Hamas tersebut yang masih bisa diakses di iOS.
Apple dan Telegram tidak menanggapi permintaan komentar, namun Google mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Google Play mewajibkan aplikasi yang menampilkan konten buatan pengguna untuk memoderasi konten mengerikan.
Google menyebut apa yang dibagikan akun tersebut termasuk konten yang mendorong aksi teroris, menghasut kekerasan, atau merayakan serangan teroris, seperti apa yang dituduhkan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, dan Paraguay.
Telegram sendiri telah banyak digunakan oleh Hamas untuk mempromosikan pesannya dan menggunakan aplikasi tersebut untuk menyiarkan serangannya terhadap komunitas Israel selatan secararealtime.
(dan)