TikTok dan Connective Action: Bima Effect di Viral Jalan Rusak Lampung
loading...
A
A
A
Salah satu media sosial yang saat ini populer di Indonesia adalah aplikasi TikTok. Berdasarkan data We Are Social, Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara dengan pengguna TikTok terbesar setelah Amerika Serikat pada Januari 2023.
Tercatat sebanyak 109,90 juta pengguna TikTok yang rata-rata menghabiskan waktu sebanyak 23,1 jam per bulan.
Rumusan permasalahan pada tulisan ini adalah apakah aksi protes Bima efektif dalam menyampaikan permasalahan dan bisa dilakukan setiap orang atau justru bersifat eksklusif? Selanjutnya tulisan ini juga membahas tentang connective action pada aksi Bima.
Apakah aksi Bima bisa diidentifikasikan sebagai connective action atau hanya sebatas memanfaatkan momentum?
Dalam bukunya yang berjudul “The Logic of Connective Action: Digital Media and the Personalization of Contentious Politics”, Bennett & Segerberg (2013) melihat konsep connective action sebagai model baru dalam menjelaskan bagaimana media digital mempengaruhi gerakan sosial seperti mengubah cara orang terhubung, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam gerakan sosial.
Menurut konsep connective action atau tindakan penghubung, media sosial dapat menggantikan organisasi tradisional, dan gerakan sosial dapat mengandalkan tindakan individu daripada tindakan kolektif.
Berlawanan dengan tindakan kolektif yang bergantung pada struktur organisasi dan mengasumsikan pengembangan identitas kolektif, connective action bersifat cair karena gerakan sosial tidak memiliki pemimpin yang jelas dan struktur organisasi yang jelas, dan anggota dapat dengan mudah bergabung atau meninggalkan setiap Gerakan.
Lebih lanjut Bennett dan Segerberg (2013) menyoroti dua fitur penting dari tindakan individu. Ciri pertama—inklusivitas simbolis—mengacu pada kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan diri dengan cara mereka sendiri yang mencerminkan berbagai alasan untuk berpartisipasi dalam aktivisme.
Fitur kedua—keterbukaan teknologi—mengacu pada kemampuan individu untuk memilih tingkat keterlibatan mereka dan sifat interaksi mereka dengan aktor organisasi dan individu lainnya. Connective Actions menghasilkan sebuah tindakan agregat yang cukup kuat secara menyeluruh.