Hampir Sebulan Hilang, TikTok Kembali di Apple dan PlayStore
loading...

TikTok Kembali di Apple dan PlayStore. FOTO/ THE VERGE
A
A
A
LONDON - TikTok kembali muncul di toko aplikasi Apple dan Google setelah undang-undang keamanan baru memaksa agar aplikasi video pendek itu dihapus.
Platform media sosial milik perusahaan China itu terancam dilarang di Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional tentang data pengguna yang dikumpulkannya.
Aplikasi berbagi video populer itu sempat tidak aktif pada akhir 18 Januari dan menghilang dari toko aplikasi yang membuat jutaan penggunanya kecewa.
Layanan itu dipulihkan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai masa jabatan keduanya dan memerintahkan jeda selama 75 hari untuk menegakkan hukum. Penghentian TikTok ditandatangani oleh pendahulunya Joe Biden dan disahkan dengan suara mayoritas oleh Kongres.
Namun, Apple dan Google belum menyediakan TikTok di toko aplikasi mereka hingga saat ini.
Larangan TikTok disahkan karena kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat mengeksploitasi aplikasi itu untuk memata-matai orang Amerika atau secara diam-diam memengaruhi opini publik Amerika melalui pengumpulan data dan manipulasi konten.
Pemerintah Amerika juga memerintahkan TikTok untuk memisahkan diri dari pemiliknya di China, ByteDance, atau akan dilarang.
Trump telah mengusulkan usaha patungan antara Amerika Serikat dan ByteDance, meskipun ia tidak memberikan perincian tentang bagaimana hal ini dapat terealisasi.
"Pada dasarnya, dengan TikTok, saya memiliki hak untuk menjualnya atau menutupnya," kata Trump segera setelah memerintahkan penangguhan tersebut seperti di AFP.
"Kita mungkin harus mendapatkan persetujuan dari China juga... tetapi saya yakin mereka akan menyetujuinya atau itu akan menjadi tindakan permusuhan yang dapat dibalas dengan tarif,'' kata Trump.
Perusahaan-perusahaan yang melanggar undang-undang tersebut, yang masih berlaku secara resmi, menghadapi hukuman hingga USD5.000 per pengguna jika aplikasi tersebut diakses.
Platform media sosial milik perusahaan China itu terancam dilarang di Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional tentang data pengguna yang dikumpulkannya.
Aplikasi berbagi video populer itu sempat tidak aktif pada akhir 18 Januari dan menghilang dari toko aplikasi yang membuat jutaan penggunanya kecewa.
Layanan itu dipulihkan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai masa jabatan keduanya dan memerintahkan jeda selama 75 hari untuk menegakkan hukum. Penghentian TikTok ditandatangani oleh pendahulunya Joe Biden dan disahkan dengan suara mayoritas oleh Kongres.
Namun, Apple dan Google belum menyediakan TikTok di toko aplikasi mereka hingga saat ini.
Larangan TikTok disahkan karena kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat mengeksploitasi aplikasi itu untuk memata-matai orang Amerika atau secara diam-diam memengaruhi opini publik Amerika melalui pengumpulan data dan manipulasi konten.
Pemerintah Amerika juga memerintahkan TikTok untuk memisahkan diri dari pemiliknya di China, ByteDance, atau akan dilarang.
Trump telah mengusulkan usaha patungan antara Amerika Serikat dan ByteDance, meskipun ia tidak memberikan perincian tentang bagaimana hal ini dapat terealisasi.
"Pada dasarnya, dengan TikTok, saya memiliki hak untuk menjualnya atau menutupnya," kata Trump segera setelah memerintahkan penangguhan tersebut seperti di AFP.
"Kita mungkin harus mendapatkan persetujuan dari China juga... tetapi saya yakin mereka akan menyetujuinya atau itu akan menjadi tindakan permusuhan yang dapat dibalas dengan tarif,'' kata Trump.
Perusahaan-perusahaan yang melanggar undang-undang tersebut, yang masih berlaku secara resmi, menghadapi hukuman hingga USD5.000 per pengguna jika aplikasi tersebut diakses.
(wbs)