TikTok dan Connective Action: Bima Effect di Viral Jalan Rusak Lampung

Minggu, 11 Juni 2023 - 15:45 WIB
loading...
A A A

Sebuah fenomena atau permasalahan dengan tindakan secara kolektif dapat memicu individu untuk berkontribusi, dimana kontribusi individu inilah sebagai tonggak utama dalam connective actions.

Dalam studinya, Bennett & Segerberg (2012) mengidentifikasi tiga tipologi jejaring aksi (action network). Tipologi pertama adalah self organizing network di mana individu menggunakan tindakan yang terhubung dengan sedikit atau tanpa koordinasi organisasi, menggunakan teknologi sebagai agen organisasi yang penting, dan tindakan pribadi sebagai unit transmisi melalui jaringan sosial yang terpercaya.

Tipologi kedua adalah organizationally brokered network—jaringan yang ditengahi secara organisasional, yang mewakili tindakan kolektif “ideal” dengan koordinasi tindakan organisasional yang kuat, dengan organisasi yang menggunakan teknologi sosial untuk mengelola partisipasi dan mengkoordinasikan tujuan.

Tipologi ketiga adalah organizationally- enabled action. Tipologi ini merupakan gabungan antara logika collective action dan connective action (hybrid).

Dalam tipe ketiga, organisasi formal tidak memiliki peran utama dalam gerakan, sehingga tipe ini memiliki tindakan organisasi yang lebih longgar. Kelompok berperan sebagai ‘aktor di belakang panggung’ dalam mobilisasi sumber daya, alih-alih menggunakan pendekatan secara hierarkis komando.

Organisasi pada jenis ini utamanya memanfaatkan media sosial untuk membantu individu mengembangkan rasa komunitas mereka. Media sosial berperan untuk memperluas network dengan kelompok lainnya.

Aksi protes Bima yang diunggah di akun pribadinya merupakan upaya individu yang bergerak sendiri-sendiri, bersifat volunter dan sukarela. Keluhan dan sindiran Bima muncul sebagai bentuk kemarahan dan keprihatinan akibat buruknya infrastruktur jalan di tempat tinggalnya.

Sementara partisipasi pengguna lainnya dalam merespon unggahan Bima juga merupakan tindakan individu, dilakukan tanpa perlu menjadi anggota suatu organisasi.

Aktivisme bersifat cair, fleksibel, dan tidak mengikat karena dilakukan secara personal, tetapi terkoneksi satu sama lain oleh kepedulian bersama atas isu rusaknya jalan di Lampung.

Jungherr (2015) menjelaskan sebuah isu atau topik yang diperbincangkan di media sosial tidak hadir dengan sendirinya, namun terdapat individu atau kelompok yang menjadikan isu tersebut sebagai percakapan di ruang digital untuk menarik perhatian publik. Kata kunci perhatian menjadi hal utama di media sosial.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5163 seconds (0.1#10.140)