5 Hacker Paling Berbahaya di Dunia, dari Anonymous hingga LockBit

Rabu, 17 Mei 2023 - 18:56 WIB
loading...
5 Hacker Paling Berbahaya di Dunia, dari Anonymous hingga LockBit
Ilustrasi hacker. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Ada banyak grup hacker yang beroperasi di seluruh dunia. Beberapa di antaranya tercatat sebagai hacker paling berbahaya, karena mampu menembus sistem yang diklaim paling aman sekalipun.

Grup hacker berbahaya ini beraksi dengan menembus batas-batas hukum yang berlaku. Nah berikut adalah daftar grup hacker paling berbahaya 2023, seperti dilansir dari berbagai sumber, Rabu (7/5/2023).

1. Anonymous

Di urutan pertama ada grup hacker yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga bernama Anonymous. Grup ini identik dengan toprng Guy Fawkes, memiliki banyak sekali fans, dan dikenal sebagai "Robin Hood digital".



Aksi Anonymous dimulai pada tahun 2003 di papan pesan 4chan di forum yang tidak disebutkan namanya. Kelompok ini menunjukkan sedikit organisasi dan secara longgar berfokus pada konsep keadilan sosial.

Pada tahun 2008 Anonymous mempermasalahkan Gereja Scientology dan mulai menonaktifkan situs web gereja sekaligus membanjiri mesin faksnya dengan gambar serba hitam. Aksi tersebut membuat mereka populer.

2. LulzSec

LulzSec atau Lulz Security merupakan grup peretas Black Hat kelas kakap. Mereka telah mendapatkan kredensial peretasan untuk Sony, News International, CIA, FBI, Scotland Yard, dan sejumlah akun penting.

Kelompok ini juga pernah menyebarkan laporan palsu tentang kematian Rupert Murdoch ketika diretas ke akun Korporasi Berita. Mereka juga dilaporkan telah meretas situs surat kabar seperti The Times dan The Sun.

3. Matthew Bevan dan Richard Pryce

Matthew Bevan dan Richard Pryce adalah tim hacker Inggris yang meretas beberapa jaringan militer pada tahun 1996, termasuk Pangkalan Angkatan Udara Griffiss, Badan Sistem Informasi Pertahanan, dan Institut Penelitian Atom Korea.

Bevan (Kuji) dan Pryce (Datastream Cowboy) telah dituduh hampir memulai perang dunia ketiga setelah mereka membuang penelitian Institut Penelitian Atom Korea ke sistem militer Amerika.



Bevan mengklaim dia ingin membuktikan teori konspirasi UFO, dan menurut BBC, kasusnya mirip dengan kasus hacker lain bernama Gary McKinnon. Bevan dan Pryce menunjukkan jaringan militer pun punya celah keamanan.

4. ASTRA

Grup hacker yang satu ini berbeda dari yang lain dalam daftar ini karena dia tidak pernah diidentifikasi secara publik.Namun, menurut Daily Mail, beberapa informasi telah dirilis tentang ASTRA.

Yaitu ditangkap oleh pihak berwenang pada tahun 2008, dan saat itu ia diidentifikasi sebagai ahli matematika Yunani berusia 58 tahun. Kabarnya, dia telah meretas Dassault Group, selama hampir setengah dekade.

Selama waktu itu, dia mencuri perangkat lunak dan data teknologi senjata canggih yang kemudian dia jual kepada 250 orang di seluruh dunia. Peretasannya merugikan Dassault Group sebesar USD360 juta.



Tidak ada yang tahu mengapa identitas lengkapnya tidak pernah terungkap, tetapi belakangan diketahui bahwa kata 'ASTRA' adalah kata Sansekerta untuk 'senjata'.

5. LockBit

LockBit merupakan grup ransomware yang pada tahun 2023 ini terus mendapat sorotan. LockBit sangat aktif dalam menerapkan model seperti pemerasan ganda, afiliasi broker akses awal, dan beriklan di forum peretas.

Beberapa waktu lalu, LockBit sukses meretas St. Marys, Ontario, Kanada. Dilaporkan Kota kecil berpenduduk sekitar 7.500 orang itu memang merupakan target terbaru dari kelompok ransomware LockBit yang terkenal kejam ini.

Sebanyak 67GB data kota St. Marys berhasil dicuri kelompok hacker bernama LockBit. Data mencakup dokumen keuangan, rencana, departemen, data rahasia lainnya. Data-data penting ini diunggah ke situs gelap.

LockBit juga baru-baru ini berhasil membobol bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN), Bank Syariah Indonesia. Serangan tersebut tak hanya berhasil mengganggu sistem tapi menghentikan semua layanan bank.

Selain yang dilakukan juga juga berhasil membobol 1,5 TB data bank. Di mana dari seluruh data yang dicuri, 15 juta di antaranya adalah data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang digunakan bank.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1727 seconds (0.1#10.140)