Heboh, Hacker China Berhasil Curi Data dan Sadap Jutaan Warga Amerika!

Sabtu, 28 Desember 2024 - 09:40 WIB
loading...
Heboh, Hacker China...
Skandal peretasan Salt Typhoon menjadi peringatan bagi Amerika Serikat dan negara-negara lain tentang pentingnya keamanan siber dan perlindungan data pribadi. Foto: Reuters
A A A
AMERIKA - Skandal keamanan siber terbesar dalam sejarah Amerika Serikat terungkap. Hacker China yang dijuluki "Salt Typhoon" berhasil menembus jaringan telekomunikasi AS dan mencuri data serta menyadap panggilan telepon jutaan warga Amerika, termasuk tokoh-tokoh politik penting.

Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional untuk siber dan teknologi yang sedang berkembang, mengungkapkan bahwa setidaknya sembilan penyedia telekomunikasi AS telah dibobol oleh kelompok hacker Tiongkok tersebut.

"Begitu mereka masuk, mereka memiliki akses penuh ke data Amerika, yang memungkinkan mereka untuk melacak lokasi jutaan orang dan merekam panggilan telepon sesuka hati," ungkap Neuberger.

Pencurian Data dan Penyadapan Skala Besar

Serangan siber ini diyakini menargetkan jutaan warga Amerika, terutama di wilayah Washington D.C. "Kami percaya tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pemilik telepon dan apakah mereka merupakan target pemerintah yang menarik untuk kegiatan spionase dan pengumpulan intelijen," jelas Neuberger.

Meskipun belum jelas berapa banyak warga Amerika yang terdampak, Neuberger menambahkan bahwa "mungkin kurang dari 100" orang yang menjadi target penyadapan panggilan telepon dan pesan teks.

Kronologi dan Investigasi

Aktivitas Salt Typhoon pertama kali terdeteksi awal tahun ini. FBI mengumumkan investigasi atas aktivitas peretasan tersebut pada Oktober, setelah The Wall Street Journal pertama kali melaporkan pelanggaran tersebut sebulan sebelumnya.

Neuberger mengatakan bahwa pemerintah AS telah memberikan panduan kepada perusahaan telekomunikasi kunci sejak dini, tetapi para hacker Tiongkok terbukti "sangat berhati-hati" dan sulit dilacak.

Dampak dan Upaya Penanganan

Skandal ini menimbulkan keprihatinan serius tentang keamanan infrastruktur kritis AS dan privasi warga negara. Neuberger menekankan pentingnya memperkuat pertahanan siber dan menyerukan kepada Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk meresmikan persyaratan keamanan baru bagi operator telepon.

"Kami tidak akan meninggalkan rumah dan kantor kami tidak terkunci, namun infrastruktur kritis kami seringkali tidak memiliki praktik keamanan siber dasar yang akan membuat infrastruktur kami lebih berisiko, lebih mahal, dan lebih sulit bagi negara dan penjahat untuk diserang," kata Neuberger.



Pemerintah AS juga bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk memperbaiki panduan keamanan dan menuntut pertanggungjawaban Tiongkok atas serangan siber tersebut.

Analisis: Espionase Siber dan Ketegangan Geopolitik

Serangan siber oleh Salt Typhoon menunjukkan meningkatnya ancaman espionase siber dan saling serang di dunia maya yang didorong oleh persaingan geopolitik. Data dan informasi telah menjadi "senjata" baru dalam pertarungan kekuasaan antar negara.

Data dan Tren:
- Kejahatan siber global menelan biaya lebih dari USD6 triliun pada 2021. (Cybersecurity Ventures)
- Serangan ransomware meningkat 105% pada tahun 2021. (SonicWall)
- Pencurian data pribadi meningkat 274% dalam lima tahun terakhir. (RiskBasedSecurity)
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Selain eSIM, Ini Cara...
Selain eSIM, Ini Cara Gampang Tapi Ampuh Usir Penipu Online! Pakar Siber: Blokir IMEI!
Efektifkan Solusi eSIM...
Efektifkan Solusi eSIM Komdigi Atasi Penipuan Online? Pakar Siber Beberkan Faktanya!
Cloudflare Kenalkan...
Cloudflare Kenalkan AI untuk Mencegah Pencurian Data
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
Elon Musk Umumkan X...
Elon Musk Umumkan X Diserang Besar-besaran
Bank di Arab Saudi Dilarang...
Bank di Arab Saudi Dilarang Gunakan WhatsApp
Kolaborasi Pemerintah...
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Adalah Kunci Perkuat Ketahanan Siber
Hacker China dan Iran...
Hacker China dan Iran Manfaatkan Chatbot AI Google Gemini untuk Serangan Siber
Pengguna Android Makin...
Pengguna Android Makin Aman, Google Play Protect Langsung Sikat Aplikasi Berbahaya
Rekomendasi
Bentrokan di Kemang...
Bentrokan di Kemang Jaksel Pakai Senjata Api, Belasan Orang Diperiksa Polisi
Alasan Arya Saloka Gugat...
Alasan Arya Saloka Gugat Cerai Putri Anne Bukan karena Orang Ketiga
Nurul Arifin Dorong...
Nurul Arifin Dorong Kesejahteraan Prajurit Jadi Prioritas Utama Penguatan Pertahanan Nasional
Berita Terkini
XLSMART Perluas dan...
XLSMART Perluas dan Perkuat Layanan di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara
3 jam yang lalu
Lebih dulu Sunscreen...
Lebih dulu Sunscreen atau Moisturizer? untuk Kesehatan Kulit Wajah
4 jam yang lalu
Bagaimana Cara Reset...
Bagaimana Cara Reset HP Oppo yang Lupa Kata Sandi?
5 jam yang lalu
Apa itu fitur Dynamic...
Apa itu fitur Dynamic Island di iPhone?
6 jam yang lalu
Cara Mengatasi HP Redmi...
Cara Mengatasi HP Redmi Fastboot Beserta Penyebabnya
7 jam yang lalu
Cara Mengaktifkan NFC...
Cara Mengaktifkan NFC di iPhone Anda, Gampang Banget!
8 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Tuduh...
Amerika Serikat Tuduh Satelit China Dukung Houthi Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved