Antisipasi Serangan Siber yang Meningkat, OMSP Diminta Lebih Diperkuat

Jum'at, 20 Januari 2023 - 14:52 WIB
Untuk itu, ia memberikan rekomendasi untuk membuat gugus tugas (task force) intelijen pertahanan strategis yang khusus mengawasi perkembangan isu yang menjadi perhatian Presiden. Selain itu, ia juga merekomendasikan untuk mengoptimalisasikan arsitektur pertahanan regional.

“Yakni ASEAN Regional Forum, yang utamanya menguatkan confidence building measure (CBM) dan memanfaatkan diplomasi preventif melalui dialog antar pihak. Juga untuk mengadopsi teknologi termutakhir berkaca pada penggunaan rudal hipersonik di Perang Rusia-Ukraina yang menjadi sebuah tantangan baru dalam aspek pertahanan,” paparnya.

Sementara itu, Manajer Riset Kajian Pertahanan, Keamanan, & Konflik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Muhamad Harpin mengungkapkan, sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh OMSP di Indonesia pada dua aspek, yakni keamanan dan pembangunan.

Pada aspek keamanan tantangan akan berkutat terkait pengamanan terhadap separatisme, terorisme dan radikalisme, konflik komunal, dan bencana alam.

Sedangkan pada aspek pembangunan, relevansi/efektivitas OMSP akan dilihat lebih jauh peranannya terkait kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan nasional.

“OMSP juga berdampak terhadap perkembangan hubungan sipil-militer, utamanya terkait sekuritisasi krisis pangan, pengaruh politik, dan reformasi militer yang stagnan,” ujarnya.

Di sisi lain, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertahanan Mayjen Jonni Mahroza menyampaikan bahwa OMSP Indonesia mengikuti praktik umum di seluruh dunia dan memiliki legalitas dalam kebijakan pemerintah Indonesia berdasarkan penilaian objektif.

“OMSP Indonesia perlu dipahami per kasus mengingat karakteristik yang berbeda di setiap kasus. Saat ini belum ada perubahan signifikan atas perencanaan strategis pertahanan pelaksanaan OMSP pasca pandemi COVID-19,” katanya.

Tercatat, kontribusi industri pertahanan terhadap pemenuhan perlengkapan pertahanan ditargetkan meningkat menjadi 60% pada 2024 dari 43% pada 2019.

Peningkatan tersebut utamanya berasal pada peningkatan ekspor produk industri pertahanan ataupun komponen dalam rantai pasok global serta pemeliharaan dan perawatan lokal.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More