Ditanya Apakah Xiaomi Mi 11 Bakal ’Gaib’, Ini Jawaban Xiaomi…
Rabu, 17 Maret 2021 - 19:21 WIB
Strategi Xiaomi memang mengandalkan metode penjualan Flash Sale di mitra e-commerce dan mi.com yang hanya diselenggarakan pada hari tertentu dan jumlah unit yang sangat terbatas.
Online Flash Sale selalu habis dalam hitungan menit. ”Ini karena banyaknya bot atau penimbun yang membeli barang dalam jumlah banyak dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal,” ujar Alvin. ”Yang dilakukan Xiaomi adalah berupaya untuk menghindari kegiatan reseller atau tengkulak online ini, supaya konsumen bisa lebih mudah mendapatkan ponsel yang mereka idamkan,” ujarnya.
2. Antara Penawaran dan Permintaan
Alvin menyebut bahwa Xiaomi selalu melakukan perencanaan terhadap berapa banyak permintaan ponsel yang bisa diproduksi berdasarkan tren pasar serta konsumen. ”Ketika kita perkirakan permintaan sangat baik, ternyata ada faktor lain seperti kelangkaan chipset karena banyaknya permintaan chipset untuk perangkat lain seperti mobil,” ujarnya.
Sebaliknya, ketika Alvin memberikan barang yang terlalu sedikit namun permintaan sangat tinggi di pasar, maka akan terjadi kelangkaan dipasar. ”Jadi ‘gaib’ atau tidak tergantung dari pergerakan supply dan demand yang sangat dinamis ini,” katanya.
3. Memperbanyak Toko Offline
Upaya Xiaomi untuk menghindari fenomena ‘gaib’ adalah terus memperbanyak kehadiran offline di seluruh Indonesia. Saat ini Xiaomi memiliki 200 Mi Store dan bahkan menghadirkan 2.000 Mi Partner dalam 11 bulan.
”Bahkan sekarang kami berupaya agar toko offline Xiaomi lebih mudah dicari saat pengguna mengetikkan Xiaomi di Google. Oleh Google, mereka akan langsung diarahkan ke toko terdekat. Sehingga lebih mudah mencari gerai offline Xiaomi di sekitar mereka,” beber Alvin.
Online Flash Sale selalu habis dalam hitungan menit. ”Ini karena banyaknya bot atau penimbun yang membeli barang dalam jumlah banyak dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal,” ujar Alvin. ”Yang dilakukan Xiaomi adalah berupaya untuk menghindari kegiatan reseller atau tengkulak online ini, supaya konsumen bisa lebih mudah mendapatkan ponsel yang mereka idamkan,” ujarnya.
2. Antara Penawaran dan Permintaan
Alvin menyebut bahwa Xiaomi selalu melakukan perencanaan terhadap berapa banyak permintaan ponsel yang bisa diproduksi berdasarkan tren pasar serta konsumen. ”Ketika kita perkirakan permintaan sangat baik, ternyata ada faktor lain seperti kelangkaan chipset karena banyaknya permintaan chipset untuk perangkat lain seperti mobil,” ujarnya.
Sebaliknya, ketika Alvin memberikan barang yang terlalu sedikit namun permintaan sangat tinggi di pasar, maka akan terjadi kelangkaan dipasar. ”Jadi ‘gaib’ atau tidak tergantung dari pergerakan supply dan demand yang sangat dinamis ini,” katanya.
3. Memperbanyak Toko Offline
Upaya Xiaomi untuk menghindari fenomena ‘gaib’ adalah terus memperbanyak kehadiran offline di seluruh Indonesia. Saat ini Xiaomi memiliki 200 Mi Store dan bahkan menghadirkan 2.000 Mi Partner dalam 11 bulan.
”Bahkan sekarang kami berupaya agar toko offline Xiaomi lebih mudah dicari saat pengguna mengetikkan Xiaomi di Google. Oleh Google, mereka akan langsung diarahkan ke toko terdekat. Sehingga lebih mudah mencari gerai offline Xiaomi di sekitar mereka,” beber Alvin.
tulis komentar anda