Kurangi Risiko Kecelakaan Kerja, Schmalz Perkenalkan Teknologi Vacuum Lifters
loading...
A
A
A
JAKARTA - Schmalz memperkenalkan teknologi vacuum lifter teknologi vacuum dan handling system untuk metode pengangkutan material. Tujuannya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja , khususnya di industri manufaktur.
Diketahui, angka kecelakaan kerja masih menjadi momok dalam dunia industri Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ), periode Januari-November 2024, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 399.871 kasus.
Angka ini perlu menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri terutama di sektor manufaktur , konstruksi, pertambangan, dan migas yang memang memiliki risiko tinggi. Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan, pada 2020 sektor manufaktur dan konstruksi menyumbang 63,6% dari keseluruhan angka kecelakaan kerja di Indonesia.
Perlu upaya maksimal untuk menekan tingginya angka dan risiko kecelakaan kerja di sektor industri manufaktur. Salah satunya penerapan teknologi vacuum dan handling system untuk metode pengangkutan material. Seperti produk unggulan dari Schmalz yang dihadirkan PT Dimensi Quantum Wahyudi (DQW).
PT DQW merupakan distributor resmi Schmalz yang merupakan pemimpin global dalam teknologi vacuum dan handling system. “Untuk menjawab tantangan dalam industri yang memproduksi massal, Schmalz menciptakan teknologi vacuum yang bisa membantu proses pengangkutan material,” kata Technical Product Engineer PT DQW, Diva Syahreal dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2025).
Vacuum Lifter dari Schmalz memungkinkan proses pengangkutan dan pengangkatan material berat dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan teknologi berbasis vakum. Dengan alat ini, perusahaan dapat mengeliminasi risiko cedera akibat pengangkutan manual, seperti cedera punggung, kelelahan otot, atau kecelakaan akibat material yang terjatuh.
“Schmalz memiliki produk unggulan yakni Vacuum Tube Lifter Jumbo yang mampu memudahkan produksi untuk berbagai jenis industri. Mulai dari kaca, logam, kayu, packaging, plastik, hingga otomotif,” jelasnya.
Diva menambahkan, ada tiga produk utama dari Vacuum Tube Lifter Jumbo yakni JumboFlex, JumboSprint, dan JumboErgo. Ketiga jenis Vacuum Lifter Tube Jumbo ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis industrinya.
Vacuum Tube Lifters JumboFlex dikhususkan untuk memindahkan material dengan berat 20-50 kg. Cara pengoperasiannya mudah yakni cukup menggunakan satu tangan. Untuk jenis ini material yang biasa diangkat berupa karton, karung, dan material lainnya. Penggunaan Vacuum Tube Lifters JumboFlex banyak dijumpai di industri makanan, farmasi, hingga otomotif.
Kemudian seri Vacuum Tube Lifters JumboSprint memiliki kapasitas angkut yang lebih besar yakni dari 35 kg sampai 300 kg. Seri ini bisa digunakan untuk pengangkutan material seperti sak, karet untuk industri ban, panel surya, hingga papan kayu.
Terakhir ada Vacuum Tube Lifters JumboErgo. Seri ini dikhususkan untuk material dengan dimensi luas seperti kaca, panel surya, ataupun papan kayu. Seperti seri JumboSprint, kapasitas angkut JumboErgo juga berkisar 35 kg-300 kg namun seri ini memiliki keunggulan yakni pengangkutannya dapat dirotasi dari horizontal menjadi vertikal. “Keunggulan lainnya adalah produk ini mudah digunakan. Cukup satu orang operator untuk mengoperasikannya,” tuturnya.
Tidak hanya meminimalisir risiko kecelakaan kerja, penggunaan teknologi vacuum dalam industri manufaktur juga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebab proses pengangkutan proses pengangkutan menjadi lebih cepat dan efisien. “Untuk industri massal, vacuum sangat berguna karena dapat langsung mengangkut material dalam jumlah banyak. Secara waktu jadi lebih efisien,” imbuhnya.
Diketahui, angka kecelakaan kerja masih menjadi momok dalam dunia industri Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ), periode Januari-November 2024, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 399.871 kasus.
Angka ini perlu menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri terutama di sektor manufaktur , konstruksi, pertambangan, dan migas yang memang memiliki risiko tinggi. Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan, pada 2020 sektor manufaktur dan konstruksi menyumbang 63,6% dari keseluruhan angka kecelakaan kerja di Indonesia.
Perlu upaya maksimal untuk menekan tingginya angka dan risiko kecelakaan kerja di sektor industri manufaktur. Salah satunya penerapan teknologi vacuum dan handling system untuk metode pengangkutan material. Seperti produk unggulan dari Schmalz yang dihadirkan PT Dimensi Quantum Wahyudi (DQW).
PT DQW merupakan distributor resmi Schmalz yang merupakan pemimpin global dalam teknologi vacuum dan handling system. “Untuk menjawab tantangan dalam industri yang memproduksi massal, Schmalz menciptakan teknologi vacuum yang bisa membantu proses pengangkutan material,” kata Technical Product Engineer PT DQW, Diva Syahreal dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2025).
Vacuum Lifter dari Schmalz memungkinkan proses pengangkutan dan pengangkatan material berat dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan teknologi berbasis vakum. Dengan alat ini, perusahaan dapat mengeliminasi risiko cedera akibat pengangkutan manual, seperti cedera punggung, kelelahan otot, atau kecelakaan akibat material yang terjatuh.
“Schmalz memiliki produk unggulan yakni Vacuum Tube Lifter Jumbo yang mampu memudahkan produksi untuk berbagai jenis industri. Mulai dari kaca, logam, kayu, packaging, plastik, hingga otomotif,” jelasnya.
Diva menambahkan, ada tiga produk utama dari Vacuum Tube Lifter Jumbo yakni JumboFlex, JumboSprint, dan JumboErgo. Ketiga jenis Vacuum Lifter Tube Jumbo ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis industrinya.
Vacuum Tube Lifters JumboFlex dikhususkan untuk memindahkan material dengan berat 20-50 kg. Cara pengoperasiannya mudah yakni cukup menggunakan satu tangan. Untuk jenis ini material yang biasa diangkat berupa karton, karung, dan material lainnya. Penggunaan Vacuum Tube Lifters JumboFlex banyak dijumpai di industri makanan, farmasi, hingga otomotif.
Kemudian seri Vacuum Tube Lifters JumboSprint memiliki kapasitas angkut yang lebih besar yakni dari 35 kg sampai 300 kg. Seri ini bisa digunakan untuk pengangkutan material seperti sak, karet untuk industri ban, panel surya, hingga papan kayu.
Terakhir ada Vacuum Tube Lifters JumboErgo. Seri ini dikhususkan untuk material dengan dimensi luas seperti kaca, panel surya, ataupun papan kayu. Seperti seri JumboSprint, kapasitas angkut JumboErgo juga berkisar 35 kg-300 kg namun seri ini memiliki keunggulan yakni pengangkutannya dapat dirotasi dari horizontal menjadi vertikal. “Keunggulan lainnya adalah produk ini mudah digunakan. Cukup satu orang operator untuk mengoperasikannya,” tuturnya.
Tidak hanya meminimalisir risiko kecelakaan kerja, penggunaan teknologi vacuum dalam industri manufaktur juga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sebab proses pengangkutan proses pengangkutan menjadi lebih cepat dan efisien. “Untuk industri massal, vacuum sangat berguna karena dapat langsung mengangkut material dalam jumlah banyak. Secara waktu jadi lebih efisien,” imbuhnya.
(poe)