Pasar Metaverse Diperkirakan Tembus Rp11.400 Triliun di 2024
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pangsa pasar metaverse diperkirakan mencapai USD783,3 miliar atau sekitar Rp11.400 triliun pada 2024.
Direktur Finance & Risk Management Telkomsel Mohamad Ramzy menyampaikan, pasar Metaverse dapat mencapai USD783,3 miliar pada 2024 atau naik dari angka USD478,7 miliar di 2020 sekaligus mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,1%.
”Metaverse merupakan environment digital, juga mencakup ekonomi yang berfungsi penuh. Kalau kita hanya berkutat bahwa metaverse sebagai digital environment, maka hanya akan menjadi hype dan tidak ada dampak ekonomi atau akan sulit (untuk) monetisasinya,” ujar Ramzy.
Faktanya, menurut Ramzy, tidak demikian. ”Bahwa di lingkungan metaverse ada dampak ekonomi yang bergulir, ada pasar primer dan sekundernya,” katanya.
Diketahui, metaverse adalah interaksi virtual yang kemungkinan dilakukan banyak orang tanpa batas. Metaverse ini banyak dianalogikan sebagai pemindahan interaksi dunia nyata ke dunia maya.
Melihat potensi yang besar ini, PT Telkom akan mulai garapan layanan Metaverse dengan memperbanyak kolaborasi demi terciptanya ekosistem nasional.
Direktur Bisnis Digital PT Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, pihaknya akan berperan dalam Metaverse dengan penekanan pembentukan ekosistem bisnis yang memberi benefit bagi banyak pihak, bukan untuk segelintir.
”Kami senang bermain di metaverse sebagai sebuah hal baru. Karenanya kami senang jika bisa mengeksplorasi kemitraan dengan banyak pihak. Terlebih, meta sebelumnya sudah ada kemitraan dengan Telkom University melalui TIP, sehingga ini permulaan yang baik," katanya.
Fajrin mengatakan, penekanan ekosistem juga berarti mengidentifikasi peran utama Telkom seraya memastikan pihak lain yang terkait bisa memainkan kapabilitasnya secara optimal.
Direktur Finance & Risk Management Telkomsel Mohamad Ramzy menyampaikan, pasar Metaverse dapat mencapai USD783,3 miliar pada 2024 atau naik dari angka USD478,7 miliar di 2020 sekaligus mewakili tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,1%.
”Metaverse merupakan environment digital, juga mencakup ekonomi yang berfungsi penuh. Kalau kita hanya berkutat bahwa metaverse sebagai digital environment, maka hanya akan menjadi hype dan tidak ada dampak ekonomi atau akan sulit (untuk) monetisasinya,” ujar Ramzy.
Faktanya, menurut Ramzy, tidak demikian. ”Bahwa di lingkungan metaverse ada dampak ekonomi yang bergulir, ada pasar primer dan sekundernya,” katanya.
Diketahui, metaverse adalah interaksi virtual yang kemungkinan dilakukan banyak orang tanpa batas. Metaverse ini banyak dianalogikan sebagai pemindahan interaksi dunia nyata ke dunia maya.
Melihat potensi yang besar ini, PT Telkom akan mulai garapan layanan Metaverse dengan memperbanyak kolaborasi demi terciptanya ekosistem nasional.
Direktur Bisnis Digital PT Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, pihaknya akan berperan dalam Metaverse dengan penekanan pembentukan ekosistem bisnis yang memberi benefit bagi banyak pihak, bukan untuk segelintir.
”Kami senang bermain di metaverse sebagai sebuah hal baru. Karenanya kami senang jika bisa mengeksplorasi kemitraan dengan banyak pihak. Terlebih, meta sebelumnya sudah ada kemitraan dengan Telkom University melalui TIP, sehingga ini permulaan yang baik," katanya.
Fajrin mengatakan, penekanan ekosistem juga berarti mengidentifikasi peran utama Telkom seraya memastikan pihak lain yang terkait bisa memainkan kapabilitasnya secara optimal.