Pasar Metaverse Diperkirakan Tembus Rp11.400 Triliun di 2024
loading...
A
A
A
Karena itu, kolaborasi metaverse dengan industri seperti Meta (induk dari FB, WA dan IG), sangat dinatikan olehnya guna lebih mengetahui kelebihan-kekurangan masing-masing.
”Kolaborasi Metaverse ini juga penting karena tahun ini Indonesia sudah umumkan ibukota baru serta akan menjadi pimpinan pertemuan G20. Pertemuan ini ajang akbar dan dibicarakan semua masyarakat, dan Telkom terus mempersiapkan dalam 10 bulan ke depan agar pertemuan G20 memberi peluang bisnis bagi kami,” katanya.
Fajrin mengatakan, pihaknya juga sebelumnya sudah mengundang pihak Meta dalam gugus tugas terkait G20 tersebut.
Terkait hal itu, Rektor Telkom University Prof Adiwijaya menambahkan, pihaknya sebelumnya sudah bekerjasama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam pengembangan aneka layanan Metaverse.
”Yakni dalam riset uses cases, Augmented Reality, Virtual Reality, dan produk 3D hologram. Juga terkait Metaverse misal di area pariwisata, meningkatkan kualitas pegawai dan proses pengajaran di kampus kami,” katanya.
Menurut dia, pihaknya sangat peduli pada pengembangan teknologi metaverse. Karena itu, strategi kolaborasi antara Telkom, Telkom University, Meta, dan industri lokal perlu ditingkatkan agar terbentuk ekosistem seperti diharapkan Direktur Bisnis Digital Telkom.
Metaverse sendiri disebut-sebut menjadi teknologi masa depan yang akan menciptakan peluang investasi dan bisnis.
Sebab itu, semua pihak di Indonesia, terutama perusahaan teknologi seperti Telkom, perlu menyikapinya dengan langkah-langkah strategis.
”Kolaborasi Metaverse ini juga penting karena tahun ini Indonesia sudah umumkan ibukota baru serta akan menjadi pimpinan pertemuan G20. Pertemuan ini ajang akbar dan dibicarakan semua masyarakat, dan Telkom terus mempersiapkan dalam 10 bulan ke depan agar pertemuan G20 memberi peluang bisnis bagi kami,” katanya.
Fajrin mengatakan, pihaknya juga sebelumnya sudah mengundang pihak Meta dalam gugus tugas terkait G20 tersebut.
Terkait hal itu, Rektor Telkom University Prof Adiwijaya menambahkan, pihaknya sebelumnya sudah bekerjasama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dalam pengembangan aneka layanan Metaverse.
”Yakni dalam riset uses cases, Augmented Reality, Virtual Reality, dan produk 3D hologram. Juga terkait Metaverse misal di area pariwisata, meningkatkan kualitas pegawai dan proses pengajaran di kampus kami,” katanya.
Menurut dia, pihaknya sangat peduli pada pengembangan teknologi metaverse. Karena itu, strategi kolaborasi antara Telkom, Telkom University, Meta, dan industri lokal perlu ditingkatkan agar terbentuk ekosistem seperti diharapkan Direktur Bisnis Digital Telkom.
Metaverse sendiri disebut-sebut menjadi teknologi masa depan yang akan menciptakan peluang investasi dan bisnis.
Sebab itu, semua pihak di Indonesia, terutama perusahaan teknologi seperti Telkom, perlu menyikapinya dengan langkah-langkah strategis.
(dan)