Pandemi COVID-19, Grant Thornton Jelaskan 3 Tren Bisnis Telekomunikasi 2021
loading...
A
A
A
Meski adanya penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi secara global akibat pandemi, namun dengan adanya peningkatan kebutuhan teknologi dan komunikasi bisnis yang lebih baik juga terbukti telah mendorong permintaaan terhadap industri telekomunikasi secara global.
Berdasarkan hasil riset Grant Thornton, 42% perusahaan media dan 34% perusahaan teknologi melaporkan adanya pertumbuhan ekspor lebih dari 5% secara global. Sementara itu, 21% perusahaan teknologi mulai memasuki pasar baru (12% lebih banyak dibandingkan industri lain), dengan 46% perusahaan teknologi berharap aktivitas ekspor mereka juga akan mengalami peningkatan, dengan berdasarkan pada tren global untuk bekerja dari rumah (Work from Home) tampaknya masih akan terus berlanjut selama pandemi.
3. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Semakin Dibutuhkan
Meski industri telekomunikasi diproyeksikan akan tetap bertumbuh seperti yang terlihat dari penguatan beberapa emiten telekomunikasi di tahun 2020, namun, perusahaan telekomunikasi sekarang juga mengkhawatirkan beberapa faktor yang nantinya akan menjadi penghambat pertumbuhan bisnis mereka.
Secara global, 55% pelaku usaha telekomunikasi mengkhawatirkan kurangnya ketersediaan pekerja terampil dan biaya tenaga kerja. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan telekomunikasi berinisiatif untuk memberikan pelatihan in-house sebagai cara untuk menyiasati kurangnya tenaga ahli dalam bidang IT atau telekomunikasi di pasaran.
Begitu juga dengan kondisi di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan. Perusahaan telekomunikasi pun mencari cara untuk mengatasi kelangkaan tersebut, salah satunya dengan menerapkan mode perekrutan baru yang bekerja sama dengan sekolah pemrograman ternama.
Berdasarkan hasil riset Grant Thornton, 42% perusahaan media dan 34% perusahaan teknologi melaporkan adanya pertumbuhan ekspor lebih dari 5% secara global. Sementara itu, 21% perusahaan teknologi mulai memasuki pasar baru (12% lebih banyak dibandingkan industri lain), dengan 46% perusahaan teknologi berharap aktivitas ekspor mereka juga akan mengalami peningkatan, dengan berdasarkan pada tren global untuk bekerja dari rumah (Work from Home) tampaknya masih akan terus berlanjut selama pandemi.
3. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Semakin Dibutuhkan
Meski industri telekomunikasi diproyeksikan akan tetap bertumbuh seperti yang terlihat dari penguatan beberapa emiten telekomunikasi di tahun 2020, namun, perusahaan telekomunikasi sekarang juga mengkhawatirkan beberapa faktor yang nantinya akan menjadi penghambat pertumbuhan bisnis mereka.
Secara global, 55% pelaku usaha telekomunikasi mengkhawatirkan kurangnya ketersediaan pekerja terampil dan biaya tenaga kerja. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan telekomunikasi berinisiatif untuk memberikan pelatihan in-house sebagai cara untuk menyiasati kurangnya tenaga ahli dalam bidang IT atau telekomunikasi di pasaran.
Begitu juga dengan kondisi di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan. Perusahaan telekomunikasi pun mencari cara untuk mengatasi kelangkaan tersebut, salah satunya dengan menerapkan mode perekrutan baru yang bekerja sama dengan sekolah pemrograman ternama.
(wbs)