Saya Menceburkan Ponsel Lipat Sultan Galaxy Z Flip3 dan Z Fold3 ke dalam Aquarium

JAKARTA - Dua ponsel lipat anyar Samsung, yakni Galaxy Z Fold3 5G dan Galaxy Z Flip3 5G resmi dirilis dan dijual secara pre-order di Indonesia. Bisa dibilang, keduanya menjadi alasan mengapa di 2021 konsumen harus memiliki ponsel lipat.

Pertama, bisa dilihat dari harganya yang lebih terjangkau. Galaxy Z Fold3 5G dan Z Flip 5G jauh lebih murah dibandingkan Fold2 dan Galaxy Flip yang sudah menyapa pasar Indonesia.



Galaxy Z Fold3 dibanderol Rp24.999.000 (12GB/256GB) dan Rp26.999.000 (12GB/512GB) dengan tiga pilihan warna Phantom Black, Phantom Green, dan Phantom Silver. Padahal, Galaxy Fold2 dijual Rp33.888.000 ketika pertama diluncurkan.

Sementara Galaxy Z Flip3 5G dibanderol hanya Rp16 juta, bandingkan dengan Galaxy Z Flip generasi pertama yang dijual dengan harga 21,8 juta.

Menariknya, meski harganya lebih terjangkau, tapi Samsung justru memberikan fitur lebih banyak. Salah satunya adalah durabilitas dan perlindungan perangkatnya.

Seperti diketahui, ponsel lipat adalah teknologi yang sangat baru. Dan Samsung bukan hanya pionir, tapi satu-satunya perusahaan yang berani mempopulerkan ponsel lipat di Indonesia.

Tapi, karena teknologinya masih baru itu pula, masih banyak pula kekurangan dan perbaikan yang dilakukan Samsung.

Dan mereka benar-benar melakukannya di Galaxy Z Fold3 5G dan Z Flip 5G. ”Permintaan terbesar konsumen kepada kami adalah mereka ingin agar ponsel lipat juga bisa tahan air,” ujar Product Marketing Manager Samsung Mobile PT Samsung Electronics Indonesia, Taufiqul Furqan.


Maka, mereka membenamkan teknologi tahan air IPX8 yang bisa melindungi ponsel dari air di kedalaman hingga 1,5 meter selama 30 menit.

Maka, untuk benar-benar membuktikannya, Sindonews mencoba menceburkan Galaxy Z Fold3 5G dan Z Flip 5G yang ditotal seharga Rp41 juta itu ke dalam aquarium. Memang aquariumnya kecil dan tingginya mungkin hanya 20 cm. Tapi, sudah cukup untuk membuat ponsel yang tidak tahan air rusak berat.

Tentu saja, memberikan sertifikasi IPX8 ke dalam ponsel lipat ini jadi tantangan dan kompleksitas sendiri.

”Sebab banyak sekali bagian yang bergerak. Termasuk celah yang tak terhindari dalam mendukung perangkat agar dapat dilipat,” ujar Taufiq.

Karena itu, menurut Taufik, Samsung menjaga celah antara bodi dan engsel agar dapat sekecil mungkin.

Mereka juga memberi lapisan karet khusus terhadap komponen elektronik supaya terlindungi dari air yang mungkin masuk. Engsel perangkat pun diberi lapisan anti karat untuk melindunginya dari potensi korosi.


Perlindungan IPX8 ini memang penting. Dan sudah biasa ditemukan di ponsel kelas premium atau flagship. Dengan ponsel yang tahan air, maka akan memberikan peace of mind. Pengguna tidak lagi takut ketika ponsel terkena hujan.

Fitur perlindungan IPX8 yang kompleks di ponsel lipat, menunjukkan keseriusan Samsung berinvestasi di kelas baru ini. Mereka benar-benar serius dan ingin menjadi dominan di kategori ini.

Samsung terlihat berupaya untuk membuat pengguna lebih cepat mengadopsi ponsel lipat dengan membuat harganya lebih terjangkau, juga membuat fiturnya semakin banyak dan nyaman, dan benar-benar fungsional.

Mereka juga terus mengikis kekhawatiran konsumen terhadap kualitas dan durabilitas ponsel lipat dalam jangka panjang.

Kedua ponsel itu dibuat dengan Armor Aluminum terbaru Samsung—aluminium terkuat di smartphone—didampingi Corning Gorilla Glass Victus agar ponsel terhindar dari goresan dan jatuh.



Selain itu, ada film pelindung baru berbahan PET yang bisa meregang, serta panel layar utama yang diklaim 80 persen lebih awet dibanding pendahulunya.