Disrupsi Digital, Kini CFO Bukan Cuma Ngurusin Duit Perusahaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - CFO atau chief financial officer memainkan peran sentral dalam menstabilkan bisnis dalam situasi krisis akibat dari disrupsi digital dan pandemik COVID-19. (Baca juga: Survei Mengungkapkan Ada Pergeseran Signifikan Peran CFO Akibat Pandemi )
Hal itu terungkap dalam Webinar dengan Tema: “New Role of CFO in Organization’s Heart and Mind” yang diadakan SWA Media Group dan Accenture Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan penghargaan bagi pemenang Indonesia Best CFO Award 2020.
Tampil sebagai pembicara dalam webinar tersebut adalah Michael Rehfeld (Managing Director Strategy Accenture), Nixon LP Napitulu (CFO BNI), Haru Koesmahargyo (CFO BRI), Jimmy Kadir (CFO Moratelindo), Andy Rahardja (CFO IDS Medical System Indonesia), dan Pro Roy Sembel (Guru Besar bidang Manajemen Keuangan, IPMI Business School).
CFO dinilai memiliki peran sentral dalam menstabilkan bisnis dalam situasi krisis akibat apapun, mulai dari disrupsi digital hingga pademik. Mereka juga memosisikan perusahaan untuk berkembang ketika kondisi membaik.
CFO merupakan pemimpin yang berkontribusi paling langsung terhadap kesehatan keuangan dan ketahanan perusahaan dari hari ke hari. Langkah yang diambil CFO akan sangat menentukan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan, stabilisasi bisnis jangka pendek untuk mengantisipasi kondisi normal, serta persiapan jangka panjang bagi perusahaan membuat terobosan berani dalam rangka pemulihan bisnis.
Menurut Andy Rahardja, CFO IDS Medical System Indonesia, pandemik ini telah membuka mata banyak pihak, menyadarkan kita semua bahwa fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita belumlah mencukupi. “Kami melihat bahwa perjalanan masih panjang, akan terjadi lonjakan investasi di sektor kesehatan, khususnya dalam 3 tahun ke depan. Strategi kami dalam merealisasikan mimpi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 prioritas utama," katanya.
Pertama, beber dia, mempercepat investasi alat kesehatan dengan memanfaatkan financial technology. Kedua, menggalakkan produksi dalam negeri untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor produk kesehatan baik equipment maupun consumables.
Ketiga, sambung Andy, mengembangkan jasa pendidikan di sektor kesehatan (healthcare learning & education) sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mental para tenaga kesehatan. Keempat, menyediakan jasa perencanaan rumah sakit (Hospital Planning & Advisory Services) dan jasa logistik medis (Medical Logistics).
"Kelima, mengembangkan portofolio di bidang Manajemen Aset Pelayanan Kesehatan (Healthcare Asset Management)," ujarnya.
Lalu terkait disrupsi digital, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan, hal itu tidak bisa dihindari. BTN juga harus adaptasi dalam situasi itu.
Hal itu terungkap dalam Webinar dengan Tema: “New Role of CFO in Organization’s Heart and Mind” yang diadakan SWA Media Group dan Accenture Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan penghargaan bagi pemenang Indonesia Best CFO Award 2020.
Tampil sebagai pembicara dalam webinar tersebut adalah Michael Rehfeld (Managing Director Strategy Accenture), Nixon LP Napitulu (CFO BNI), Haru Koesmahargyo (CFO BRI), Jimmy Kadir (CFO Moratelindo), Andy Rahardja (CFO IDS Medical System Indonesia), dan Pro Roy Sembel (Guru Besar bidang Manajemen Keuangan, IPMI Business School).
CFO dinilai memiliki peran sentral dalam menstabilkan bisnis dalam situasi krisis akibat apapun, mulai dari disrupsi digital hingga pademik. Mereka juga memosisikan perusahaan untuk berkembang ketika kondisi membaik.
CFO merupakan pemimpin yang berkontribusi paling langsung terhadap kesehatan keuangan dan ketahanan perusahaan dari hari ke hari. Langkah yang diambil CFO akan sangat menentukan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan, stabilisasi bisnis jangka pendek untuk mengantisipasi kondisi normal, serta persiapan jangka panjang bagi perusahaan membuat terobosan berani dalam rangka pemulihan bisnis.
Menurut Andy Rahardja, CFO IDS Medical System Indonesia, pandemik ini telah membuka mata banyak pihak, menyadarkan kita semua bahwa fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita belumlah mencukupi. “Kami melihat bahwa perjalanan masih panjang, akan terjadi lonjakan investasi di sektor kesehatan, khususnya dalam 3 tahun ke depan. Strategi kami dalam merealisasikan mimpi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 prioritas utama," katanya.
Pertama, beber dia, mempercepat investasi alat kesehatan dengan memanfaatkan financial technology. Kedua, menggalakkan produksi dalam negeri untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor produk kesehatan baik equipment maupun consumables.
Ketiga, sambung Andy, mengembangkan jasa pendidikan di sektor kesehatan (healthcare learning & education) sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mental para tenaga kesehatan. Keempat, menyediakan jasa perencanaan rumah sakit (Hospital Planning & Advisory Services) dan jasa logistik medis (Medical Logistics).
"Kelima, mengembangkan portofolio di bidang Manajemen Aset Pelayanan Kesehatan (Healthcare Asset Management)," ujarnya.
Lalu terkait disrupsi digital, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan, hal itu tidak bisa dihindari. BTN juga harus adaptasi dalam situasi itu.