Sejuta Cuitan Terkait WFH Dianalisis, 45% Ternyata Beri Sentimen Negatif

Selasa, 28 Februari 2023 - 18:18 WIB
loading...
A A A
Sejuta Cuitan Terkait WFH Dianalisis, 45% Ternyata Beri Sentimen Negatif

Terungkap, sekitar 45,68 persen (492.652 tweets) bersentimen negatif, 39,69 persen (428.077) tweets bersentimen positif, dan 14,64 persen (157.870 tweets) sisanya bersentimen netral.

Volume
Dari sisi volume, tweets terbanyak ditemukan pada Maret 2020. Kala itu diskursus mengenai WFH mengemuka. Sepuluh hari teratas dengan volume tweets mengenai WFH terbanyak ditemukan pada Maret 2020. ”Wajar karena banyak instansi pemerintahan dan perusahaan swasta mulai menerapkan kebijakan WFH,” ujar Adit.

Selepas Maret 2020, tren percakapan menurun tajam hingga pertengahan 2020 dengan beberapa kali fluktuasi di mana terjadi peningkatan September 2020, Oktober 2020, Januari 2021, Juli 2021, Februari 2022, Mei 2022, dan Desember 2020.

Isi percakapan
Guna menguliti isi percakapan, Pacmann mengekstraksi kolokasi dari data tekstual. Di dalam ilmu linguistik, kolokasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok kata yang sering muncul bersama dan dapat memberi informasi penting tentang makna dan penggunaan kata-kata tersebut.

“Secara umum, ada empat kategori Pokok percakapan mengenai isu WFH, yakni Aktivitas, Kesehatan, Utilitas, dan Lainnya,” tutur Cahya.
Terpantau, kategori Utilitas memuat kolokasi paling banyak seperti "hemat transport", "irit jajan", "mati listrik", "menguras kuota", "putus koneksi", dan
"tagihan naik".

Sementara itu, kolokasi di kategori Kesehatan termasuk “berat badan naik”, “maag kambuh”, “nafsu makan bertambah”, dan “timbangan turun”. Selengkapnya lihat tabel di bawah ini.

Menyikapi WFH
Tentang isu WFH, Adit menyebut perusahaan perlu memiliki pemahaman matang mengenai kebutuhan karyawan akan fleksibilitas dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta mengintegrasikan hal itu dalam tujuan bisnis perusahaan.

“Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua perusahaan atau industri, sehingga perusahaan perlu merancang kebijakan yang selaras dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka, serta memastikan bahwa karyawan dapat bekerja dari mana pun secara efektif dan efisien,”beberAdit.
(dan)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2405 seconds (0.1#10.140)