Bekerja Secara Hybrid Jadi Tren, Dell Berikan 3 Tips untuk Perusahaan
Rabu, 17 November 2021 - 18:31 WIB
”Mereka juga harus bisa berempati dan memahami berbagai tantangan yang dihadapi karyawan. Misalnya kurangnya komunikasi tatap muka atau hilangnya batasan antara kehidupan profesional dan pribadi,” ungkap Jean.
Selain itu, pemimpin organisasi/perusahaan juga harus lebih percaya kepada pegawainya dan tidak terjebak ke situasi “pengawasan yang berlebihan” (micromanagement).
2. Struktur kerja hybrid yang dirancang jelas
Organisasi tidak bisa melihat moda bekerja hybrid dari sisi operasional dan teknis. Sebab, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua perusahaan. Maka, perusahaan harus memahami pilihan dan kebutuhan pegawai. Untuk bisa merancang tempat kerja hybrid yang kondusif, harus ada pola komunikasi lebih terbuka antara pegawai dan perusahaan.
Perlu keseimbangan antara moda kerja fleksibel dan reguler. ”Misalnya ada waktu khusus untuk rapat internal untuk menjaga budaya kerja dan tetap terjalinnya interaksi sosial,” beber Jean.
3. Membangun budaya kerja
Para ahli menyarankan lebih banyak upaya untuk membangun budaya kerja, pelatihan dan pengembangan diri untuk terus mendorong kreativitas, inovasi dan kolaborasi.
Mereka juga memperingatkan risiko perbedaan budaya kerja (split culture) antara pegawai yang bekerja dari rumah dan mereka yang bekerja di kantor. ”Ini bisa menimbulkan masalah dinamika kantor serta perbedaan persepsi di antara kedua kelompok tersebut,” katanya.
Karena itu, perusahaan harus mengubah alokasi anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pengeluaran harian kantor menjadi aktivitas interaksi sosial khusus dan rutin antar pegawai. Misalnya makan siang bersama atau sesi pelatihan interaktif.
Selain itu, pemimpin organisasi/perusahaan juga harus lebih percaya kepada pegawainya dan tidak terjebak ke situasi “pengawasan yang berlebihan” (micromanagement).
2. Struktur kerja hybrid yang dirancang jelas
Organisasi tidak bisa melihat moda bekerja hybrid dari sisi operasional dan teknis. Sebab, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua perusahaan. Maka, perusahaan harus memahami pilihan dan kebutuhan pegawai. Untuk bisa merancang tempat kerja hybrid yang kondusif, harus ada pola komunikasi lebih terbuka antara pegawai dan perusahaan.
Perlu keseimbangan antara moda kerja fleksibel dan reguler. ”Misalnya ada waktu khusus untuk rapat internal untuk menjaga budaya kerja dan tetap terjalinnya interaksi sosial,” beber Jean.
3. Membangun budaya kerja
Para ahli menyarankan lebih banyak upaya untuk membangun budaya kerja, pelatihan dan pengembangan diri untuk terus mendorong kreativitas, inovasi dan kolaborasi.
Mereka juga memperingatkan risiko perbedaan budaya kerja (split culture) antara pegawai yang bekerja dari rumah dan mereka yang bekerja di kantor. ”Ini bisa menimbulkan masalah dinamika kantor serta perbedaan persepsi di antara kedua kelompok tersebut,” katanya.
Karena itu, perusahaan harus mengubah alokasi anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pengeluaran harian kantor menjadi aktivitas interaksi sosial khusus dan rutin antar pegawai. Misalnya makan siang bersama atau sesi pelatihan interaktif.
tulis komentar anda