Garmin Benarkan Jadi Korban Serangan Siber Hingga Buat Layanan Tumbang
Selasa, 28 Juli 2020 - 15:04 WIB
JAKARTA - Garmin mengkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban serangan cyber pada 23 Juli lalu yang menyebabkan gangguan pada perangkatnya. Kemampuan sinkronisasi awan Garmin Connect dan fitur lainnya yang menjadi terganggu mulai pekan lalu.
Pihak Garmin, mengatakan, tidak ada indikasi bahwa data pelanggan termasuk informasi pembayaran dari Garmin Pay telah diakses, hilang atau dicuri. BACA JUGA - Tragis! Hilang 4 Tahun Lalu, Indonesia Baru Ribut Cari Harta Karun
Selain itu, fungsi dari produk Garmin tidak terpengaruh, selain kemampuan mengakses layanan online.
"Sistem yang terpengaruh sedang dipulihkan dan kami berekspektasi untuk kembali normal beroperasi dalam beberapa hari ke depan," ungkap Garmin, dikutip dari laman The Verge, Selasa (28/7/2020).
Namun dalam pernyataan Garmin tidak merinci apakah perusahaan memberikan uang tebusan karena insiden tersebut. Produsen smartwatch itu hanya berharap tidak ada dampak material dari gangguan sejak minggu lalu itu.
"Kami berharap tidak ada efek material pada operasional atau keuangan kami karena pemadaman ini," lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, ada sumber yang menyebut bahwa penyebab gangguan ini karena ada serangan ransomeware bernama WastedLocker.
Sementara menurut peneliti kemanan senior Kaspersky, Denis Legezo, serangan ii mengakibatkan pengguna tidak bsia mengakses data, memperoleh pembaruan peta, serta beberapa jalur produksi di Asia jgua telah terpengaruh.
Dalam keterangan tertulisnya, ia menjelaskan WastedLocker merupakan ransomware yang memang sudah menargetkan para korbannya. Bukan kehatan yang dilakukan secara acak.
Ini bukan satu-satunya ransomware yang digunakan dengan cara seperti itu, skema serupa digunakan oleh Maze dan beberapa keluarga ransomware lainnya.
Selain itu pelaku juga juga menghubungi para korbannya untuk meminta uang tebusan. Mereka juga memberikan informasi cara menghubunginya misalnya melalui layanan email.
Pihak Garmin, mengatakan, tidak ada indikasi bahwa data pelanggan termasuk informasi pembayaran dari Garmin Pay telah diakses, hilang atau dicuri. BACA JUGA - Tragis! Hilang 4 Tahun Lalu, Indonesia Baru Ribut Cari Harta Karun
Selain itu, fungsi dari produk Garmin tidak terpengaruh, selain kemampuan mengakses layanan online.
"Sistem yang terpengaruh sedang dipulihkan dan kami berekspektasi untuk kembali normal beroperasi dalam beberapa hari ke depan," ungkap Garmin, dikutip dari laman The Verge, Selasa (28/7/2020).
Namun dalam pernyataan Garmin tidak merinci apakah perusahaan memberikan uang tebusan karena insiden tersebut. Produsen smartwatch itu hanya berharap tidak ada dampak material dari gangguan sejak minggu lalu itu.
"Kami berharap tidak ada efek material pada operasional atau keuangan kami karena pemadaman ini," lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, ada sumber yang menyebut bahwa penyebab gangguan ini karena ada serangan ransomeware bernama WastedLocker.
Sementara menurut peneliti kemanan senior Kaspersky, Denis Legezo, serangan ii mengakibatkan pengguna tidak bsia mengakses data, memperoleh pembaruan peta, serta beberapa jalur produksi di Asia jgua telah terpengaruh.
Dalam keterangan tertulisnya, ia menjelaskan WastedLocker merupakan ransomware yang memang sudah menargetkan para korbannya. Bukan kehatan yang dilakukan secara acak.
Ini bukan satu-satunya ransomware yang digunakan dengan cara seperti itu, skema serupa digunakan oleh Maze dan beberapa keluarga ransomware lainnya.
Selain itu pelaku juga juga menghubungi para korbannya untuk meminta uang tebusan. Mereka juga memberikan informasi cara menghubunginya misalnya melalui layanan email.
(wbs)
tulis komentar anda