Disemprot Bos Besar, Tinder Batal Hadirkan Fitur Kencan Metaverse
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Aplikasi kencan Tinder mengurungkan niatnya untuk menghadirkan kencan di Metaverse. Ini lantaran Bernard Kim selaku CEO Match Group yang merupakan induk Tinder menyebut investasi di Metaverse sangat riskan dan cendrung tidak jelas.
Hal ini Kim utarakan dalam surat pemegang sahamnya. Yang mana ia menyebut bahwa ketidakpastian tentang kesuksesan dengan dunia maya seharusnya tidak diambil tim Hyperconnect Tinder dan seharusnya tim tidak banyak berinvestasi di Metaverse.
Kim pun melalui Match Group menyalahkan tim terdahulu yang telah mengakuisisi Hyperconnect Tinder sehingga menyebabkan kerugian operasional senilai USD10 juta (Rp 149 miliar) pada kuartal terakhir tahun 2021 lalu, padahal di tahun sebelumnya perusahahaan untuk USD 210 juta (Rp 3,1 triliun).
Karena disemprot Kim, Tinder kini juga mengambil langkah mindur untuk rencana memperkenalkan Koin Tinder dalam aplikasinya. Perusahaan menyebut akan berfokus untuk meraup keuntungan alih-alih berinvestasi pada hal yang tidak jelas.
"Setiap item virtual harus menjadi kontributor serius untuk fase pertumbuhan Tinder berikutnya," kata Kim seperti dikutip dari The Verge, Kamis (4/8/2022).
Untuk diketahui, Tinder sendiri sebenarnya memang tengah menghadapi pergolakan kepemimpinan belakangan ini. CEO Tinder, Renate Nyborg telah meninggalkan perusahaan setelah bergabung September lalu tanpa alasan yang jelas.
Selain adanya masalah kepemimpinan, Tinder juga mengalami masalah karena pandemi Covid-19 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Bisnis Tinder mulai kembali sehat pada tahun 2022 ini.
Hal ini Kim utarakan dalam surat pemegang sahamnya. Yang mana ia menyebut bahwa ketidakpastian tentang kesuksesan dengan dunia maya seharusnya tidak diambil tim Hyperconnect Tinder dan seharusnya tim tidak banyak berinvestasi di Metaverse.
Kim pun melalui Match Group menyalahkan tim terdahulu yang telah mengakuisisi Hyperconnect Tinder sehingga menyebabkan kerugian operasional senilai USD10 juta (Rp 149 miliar) pada kuartal terakhir tahun 2021 lalu, padahal di tahun sebelumnya perusahahaan untuk USD 210 juta (Rp 3,1 triliun).
Karena disemprot Kim, Tinder kini juga mengambil langkah mindur untuk rencana memperkenalkan Koin Tinder dalam aplikasinya. Perusahaan menyebut akan berfokus untuk meraup keuntungan alih-alih berinvestasi pada hal yang tidak jelas.
"Setiap item virtual harus menjadi kontributor serius untuk fase pertumbuhan Tinder berikutnya," kata Kim seperti dikutip dari The Verge, Kamis (4/8/2022).
Untuk diketahui, Tinder sendiri sebenarnya memang tengah menghadapi pergolakan kepemimpinan belakangan ini. CEO Tinder, Renate Nyborg telah meninggalkan perusahaan setelah bergabung September lalu tanpa alasan yang jelas.
Selain adanya masalah kepemimpinan, Tinder juga mengalami masalah karena pandemi Covid-19 yang berlangsung beberapa waktu lalu. Bisnis Tinder mulai kembali sehat pada tahun 2022 ini.
(wbs)