Ini 3 Serangan Siber Rusia yang Pernah Membuat Geger AS dan Eropa
loading...
A
A
A
LONDON - Presiden AS Joe Biden telah meminta perusahaan dan organisasi swasta di AS untuk "mengunci pintu digital mereka" karena data intelijen menunjukkan Rusia sedang merencanakan serangan siber di AS.
Otoritas siber Inggris juga mendukung seruan Gedung Putih untuk "peningkatan tindakan pencegahan keamanan siber" meskipun tidak ada yang memberikan bukti bahwa Rusia merencanakan serangan siber.
Rusia sebelumnya telah menyatakan bahwa tuduhan tersebut adalah "Russophobia". Namun Rusia adalah negara adidaya dunia maya.
Saat ini Rusia memiliki persenjataan alat siber yang canggih dan para peretas mampu melakukan serangan siber yang mengganggu dan berpotensi merusak.
Dikutip dari BBC, Jumat (25/3/2022), berikut tiga serangan siber Rusia yang pernah membuat Amerika Serikat dan Uni Eropa minta ampun:
1. BlackEnergy
Ukraina sering digambarkan sebagai 'taman bermain' bagi peretas Rusia untuk menguji teknik dan alat yan mereka miliki. Pada tahun 2015 jaringan listrik Ukraina terganggu oleh serangan cyber yang disebut BlackEnergy.
Dalam serangan siber ini, 80.000 pelanggan listrik di Ukraina terganggu karena peretas menyerang perusahaan listrik negara tersebut.
Otoritas siber Inggris juga mendukung seruan Gedung Putih untuk "peningkatan tindakan pencegahan keamanan siber" meskipun tidak ada yang memberikan bukti bahwa Rusia merencanakan serangan siber.
Rusia sebelumnya telah menyatakan bahwa tuduhan tersebut adalah "Russophobia". Namun Rusia adalah negara adidaya dunia maya.
Saat ini Rusia memiliki persenjataan alat siber yang canggih dan para peretas mampu melakukan serangan siber yang mengganggu dan berpotensi merusak.
Dikutip dari BBC, Jumat (25/3/2022), berikut tiga serangan siber Rusia yang pernah membuat Amerika Serikat dan Uni Eropa minta ampun:
1. BlackEnergy
Ukraina sering digambarkan sebagai 'taman bermain' bagi peretas Rusia untuk menguji teknik dan alat yan mereka miliki. Pada tahun 2015 jaringan listrik Ukraina terganggu oleh serangan cyber yang disebut BlackEnergy.
Dalam serangan siber ini, 80.000 pelanggan listrik di Ukraina terganggu karena peretas menyerang perusahaan listrik negara tersebut.