Riset: Konsumen Indonesia Mudah Selingkuh, Tak Loyal ke Brand Tertentu
loading...
A
A
A
Riset ini juga menunjukkan bahwa orang Indonesia cenderung memiliki sifat brand switchers (mudah beralih ke brand lain), dengan 2 dari 5 (44 persen) orang Indonesia cenderung tidak menghiraukan atau bersifat netral terhadap brand yang mereka gunakan saat ini.
Selain itu, lebih dari setengah (52 persen) konsumen tertarik untuk mempelajari tentang brand baru saat festival belanja online.
Meski data menunjukkan rendahnya loyalitas brand di antara pembelanja di Indonesia, namun pemasar memiliki kesempatan untuk berinvestasi lebih dalam mendorong tingkat brand awareness (kesadaran merek), pertimbangan konsumen dan impresinya terhadap brand.
Mengacu pada hasil riset ini, Florencia Eka, Country Manager The Trade Desk di Indonesia, mengatakan bahwa festival belanja online menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pemasar.
”Dengan satu dari dua konsumen tertarik untuk mempelajari brand baru, maka pemasar modern harus menjalani strategi pemasaran secara menyeluruh dan fokus dalam mendorong unsur fundamental dari brand untuk mempertahankan pelanggan dengan tingkat loyalitas yang rendah. Secara bersamaan, pemasar yang konsisten berinvestasi untuk meningkatkan brand awareness berkesempatan untuk merebut pelanggan baru dari kompetitor,” ungkapnya.
Selain itu, brand yang berulang kali berhasil menjangkau konsumen dalam perjalanan pembeliannya cenderung memengaruhi secara positif para pembeli 'terencana' yang sudah mempersiapkan belanjaan jauh sebelum festival belanja online berlangsung.
Brand yang mulai konsisten dalam melakukan pendekatan juga akan meningkatkan kesempatan mereka untuk menangkap lebih banyak pembelanja ‘impulsif’ selama periode ini.
Riset ini juga menyoroti pentingnya platform over-the-top (OTT) sebagai saluran untuk mendorong brand awareness.
Dalam lima bulan terakhir, jumlah orang Indonesia yang mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan waktu untuk mengonsumsi konten OTT meningkat sebesar 12 persen.
Selain itu, lebih dari setengah (52 persen) konsumen tertarik untuk mempelajari tentang brand baru saat festival belanja online.
Meski data menunjukkan rendahnya loyalitas brand di antara pembelanja di Indonesia, namun pemasar memiliki kesempatan untuk berinvestasi lebih dalam mendorong tingkat brand awareness (kesadaran merek), pertimbangan konsumen dan impresinya terhadap brand.
Mengacu pada hasil riset ini, Florencia Eka, Country Manager The Trade Desk di Indonesia, mengatakan bahwa festival belanja online menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pemasar.
”Dengan satu dari dua konsumen tertarik untuk mempelajari brand baru, maka pemasar modern harus menjalani strategi pemasaran secara menyeluruh dan fokus dalam mendorong unsur fundamental dari brand untuk mempertahankan pelanggan dengan tingkat loyalitas yang rendah. Secara bersamaan, pemasar yang konsisten berinvestasi untuk meningkatkan brand awareness berkesempatan untuk merebut pelanggan baru dari kompetitor,” ungkapnya.
Selain itu, brand yang berulang kali berhasil menjangkau konsumen dalam perjalanan pembeliannya cenderung memengaruhi secara positif para pembeli 'terencana' yang sudah mempersiapkan belanjaan jauh sebelum festival belanja online berlangsung.
Brand yang mulai konsisten dalam melakukan pendekatan juga akan meningkatkan kesempatan mereka untuk menangkap lebih banyak pembelanja ‘impulsif’ selama periode ini.
Riset ini juga menyoroti pentingnya platform over-the-top (OTT) sebagai saluran untuk mendorong brand awareness.
Dalam lima bulan terakhir, jumlah orang Indonesia yang mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan waktu untuk mengonsumsi konten OTT meningkat sebesar 12 persen.