Mengerikan, Kebocoran Data Secara Masif Kok Lama-Lama Jadi Hal Biasa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan pembobolan data dan kebocoran data kini menjadi hal yang semakin lumrah terjadi di Indonesia. Bocornya data ini terjadi diberbagai sektor, mulai e-commerce, lembaga pendidikan, bahkan sektor pemerintah.
Dengan informasi yang bocor di tangan, peretas dapat menyamar sebagai korban atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif.
Tanggapan ini diungkap oleh Yeo Siang Tiong General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, sebagairespons atas maraknya kebocoran data yang berlangsung baru-baru ini.
Menurut Tiong, karena akibatnya yang parah, pelanggaran data harus menjadi perhatian utama, terutama untuk perusahaan atau institusi berskala besar yang mengelola jutaan data orang.
Cara perushaan atau instansi menyimpan dan menggunakan data pelanggan memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan reputasi dan operasinya.
"Penting bagi pihak tersebut untuk mengetahui proses, orang-orang, dan alat untuk dapat menentukan setiap risiko dan memitigasinya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5).
Keamanan siber pada dasaranya telah menjadi isu prioritas bagi seluruh negara di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam sosial dan ekonomi, organisasi, kesehatan, pendidikan dan budaya, hingga pemerintahan.
Sejalan dengan pemanfaatan teknologi yang tinggi, potensi risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi juga semakin tinggi dan kompleks.
Dengan meningkatnya aktivitas online, akan selalu terjadi gerakan rahasia oleh para pelaku kejahatan dunia maya apapun teknik dan strateginya.
"Inilah sebabnya mengapa perusahaan maupun individu harus selalu waspada dari waktu ke waktu, tidak peduli skalanya," pungkasnya.
Dengan informasi yang bocor di tangan, peretas dapat menyamar sebagai korban atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif.
Tanggapan ini diungkap oleh Yeo Siang Tiong General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, sebagairespons atas maraknya kebocoran data yang berlangsung baru-baru ini.
Menurut Tiong, karena akibatnya yang parah, pelanggaran data harus menjadi perhatian utama, terutama untuk perusahaan atau institusi berskala besar yang mengelola jutaan data orang.
Cara perushaan atau instansi menyimpan dan menggunakan data pelanggan memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan reputasi dan operasinya.
"Penting bagi pihak tersebut untuk mengetahui proses, orang-orang, dan alat untuk dapat menentukan setiap risiko dan memitigasinya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5).
Keamanan siber pada dasaranya telah menjadi isu prioritas bagi seluruh negara di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam sosial dan ekonomi, organisasi, kesehatan, pendidikan dan budaya, hingga pemerintahan.
Sejalan dengan pemanfaatan teknologi yang tinggi, potensi risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi juga semakin tinggi dan kompleks.
Dengan meningkatnya aktivitas online, akan selalu terjadi gerakan rahasia oleh para pelaku kejahatan dunia maya apapun teknik dan strateginya.
"Inilah sebabnya mengapa perusahaan maupun individu harus selalu waspada dari waktu ke waktu, tidak peduli skalanya," pungkasnya.
(dan)