Digital Citizenship Indonesia Kenalkan Literasi Keamanan dan Etika di Ruang Siber

Rabu, 24 Maret 2021 - 11:45 WIB
loading...
Digital Citizenship Indonesia Kenalkan Literasi Keamanan dan Etika di Ruang Siber
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cloud Computing Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Drone Emprit meluncurkan portal pembelajaran Digital Citizenship Indonesia. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cloud Computing Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Drone Emprit meluncurkan portal pembelajaran Digital Citizenship Indonesia digitalcitizenship.id.

Peluncuran ini dilakukan secara daring oleh Dra. Rr. Retno Artinah S. selaku Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara, dalam kegiatan webinar: Ruang Siber Yang Aman dan Nyaman di Era Industri 4.0 yang berlangsung hari Selasa, 23 Maret 2021.

Digital Citizenship Indonesia adalah inisiatif bersama untuk meningkatkan literasi terkait keamanan siber dan etika di ruang siber. Inisiator awal dari portal pembelajaran ini akan menyusun kerangka bersama untuk menyusun kurikulum dan kegiatan yang ada. Platform Digital Citizenship Indonesia ini juga didukung oleh Acara Seru, CyberHub Indonesia dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia.

Peluncuran platform pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan bersama terkait literasi keamanan siber dan juga etika di ruang siber. Risiko kejahatan siber atau yang dikenal dengan istilah cybercrime menjadi pengetahuan yang penting untuk diketahui oleh masyarakat. Namun, dalam prakteknya tidak banyak masyarakat di Indonesia memahami hal tersebut, sehingga masih banyak masyarakat ataupun organisasi di Indonesia menjadi korban dari kejahatan siber.

Selain kejahatan siber, etika di ruang siber perlu menjadi perhatian khusus. Menurut survei yang dilakukan oleh Microsoft pada bulan April – Mei 2020 dan dipublikasikan pada bulan Februari 2021, Indonesia menempati posisi paling buncit pada Digital Civility Index Report di regional Asia Pacific. Nilai DCI Indonesia memburuk 8 angka dari nilai sebelumnya. DCI reports adalah hasil riset yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet di seluruh dunia saat berkomunikasi dan berinteraksi di ruang siber. Semakin tinggi nilai DCI maka tingkat kesopanan dan etika semakin buruk.

Buruknya nilai DCI Indonesia ITU, langsung terbukti beberapa saat setelah Microsoft merilis hasil riset tersebut. Akun sosial media Microsoft dibanjiri oleh kecaman ataupun kalimat-kalimat yang tidak sopan lainnya dari netizen Indonesia sehingga memaksa Microsoft untuk mematikan kolom komentar yang ada. Hal yang sama juga terjadi dalam kasus tuduhan kecurangan yang melibatkan Gotham Chess dan Dadang Subur alias Dewa_Kipas, dimana akun Youtube Gotham Chess diserbu oleh komentar-komentar negatif dari netizen Indonesia, sehingga memaksa akun YouTube Gotham Chess untuk membatasi akses dari warganet Indonesia.

Dari laporan tersebut, masyarakat terkesan melupakan nilai-nilai etika yang ada dalam ruang fisik ketika berinteraksi di ruang siber. Etika dan kesopanan yang biasanya muncul di ruang fisik menjadi hilang ketika interaksi dilakukan lewat teks yang ada di gadget masing-masing. Salah satu sebab dari hal ini dikarenakan banyak masyarakat Indonesia belum memahami dengan baik bagaimana menjadi masyarakat digital (digital citizen) yang baik.

Kesadaran masyarakat mengenai keamanan siber dan etika bermasyarakat secara digital perlu untuk ditingkatkan karena hal tersebut menjadi fondasi yang fundamental dalam terciptanya ruang siber yang aman dan nyaman di Indonesia.

Anton Setiyawan selaku Juru Bicara dari Badan Siber dan Sandi Negara berharap platform Digital Citizenship Indonesia ini bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia, “Mudah-mudahan dengan platform ini kita bisa maksimalkan dan kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya dalam keterangan persnya secara virtual.

Harry Sufehmi, Founder dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menyampaikan Digital Citizenship Indonesia adalah peluang yang sangat bagus untuk bergotong-royong bersama membuat panduan bagi banyak orang mengenai etika digital, “Secara komprehensif etika digital saya belum tahu ada, dan saya rasa ini peluang yang sangat bagus untuk kita garap bersama-sama sehingga bisa menjadi panduan bagi banyak orang,” ujarnya. Ia juga menyampaikan dengan kita menjadi digital citizenship yang baik, kita tidak hanya membuat dunia siber menjadi lebih nyaman dan aman tapi juga akan memungkinkan kita untuk bisa memanfaatkan dan sukses di dunia yang baru ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)