Ini Misi Ruang Angkasa yang Menewaskan Astronautnya
loading...
A
A
A
Sayangnya, ilmuwan NASA tetap melanjutkan misi tersebut. Lebih dari 60 detik setelah peluncuran, salah satu cincin-O tidak berfungsi dan lintasan pesawat ulang-alik tidak stabil.
Ketika Challenger akan memasuki atmosfer dengan menambah kecepatannya dari kecepatan suara, pesawat ulang-alik Challenger tidak bisa mengatasi ketidakstabilan, dan pecah. Ketujuh astronaut tewas dalam kecelakaan itu.
3. Pesawat Ulang-alik Columbia Tahun 2003
Permasalahan yang dialami tujuh astronaut pesawat ulang-alik Columbia dimulai saat lepas landas. Sepotong busa yang menutupi tangki bahan bakar pecah dan merusak sayap kiri pesawat ulang-alik. Kontrol misi NASA mengetahui masalah tersebut, tetapi tidak dapat mendeteksi seberapa parah kerusakannya, karena kualitas kamera yang rendah yang merekam peluncuran Columbia.
Ketika Columbia kembali dari misi ruang angkasanya pada tanggal 1 Februari 2003, terlihat betapa parah kerusakan sayap kiri. Saat memasuki atmosfer bumi, tekanan pada sayap yang rusak terlalu tinggi, dan pesawat ulang-alik hancur. (Baca juga: Ilmuwan Rekomendasikan Planet Ini Direkayasa untuk Dihuni Manusia)
Ketujuh astronot dari pesawat ulang-alik tewas dalam tragedi mengerikan ini. Namun, salah satu bagian dari misi mereka - cacing yang digunakan untuk mempelajari efek tanpa bobot, tetap hidup di cawan Petri yang ditemukan di lokasi kecelakaan.
Ketika Challenger akan memasuki atmosfer dengan menambah kecepatannya dari kecepatan suara, pesawat ulang-alik Challenger tidak bisa mengatasi ketidakstabilan, dan pecah. Ketujuh astronaut tewas dalam kecelakaan itu.
3. Pesawat Ulang-alik Columbia Tahun 2003
Permasalahan yang dialami tujuh astronaut pesawat ulang-alik Columbia dimulai saat lepas landas. Sepotong busa yang menutupi tangki bahan bakar pecah dan merusak sayap kiri pesawat ulang-alik. Kontrol misi NASA mengetahui masalah tersebut, tetapi tidak dapat mendeteksi seberapa parah kerusakannya, karena kualitas kamera yang rendah yang merekam peluncuran Columbia.
Ketika Columbia kembali dari misi ruang angkasanya pada tanggal 1 Februari 2003, terlihat betapa parah kerusakan sayap kiri. Saat memasuki atmosfer bumi, tekanan pada sayap yang rusak terlalu tinggi, dan pesawat ulang-alik hancur. (Baca juga: Ilmuwan Rekomendasikan Planet Ini Direkayasa untuk Dihuni Manusia)
Ketujuh astronot dari pesawat ulang-alik tewas dalam tragedi mengerikan ini. Namun, salah satu bagian dari misi mereka - cacing yang digunakan untuk mempelajari efek tanpa bobot, tetap hidup di cawan Petri yang ditemukan di lokasi kecelakaan.
(ysw)