Omzet Toko Kelontong Anjlok, Warung Pintar Coba 'Ganjal' dari Sisi Suplai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wabah COVID-19 yang sudah berlangsung sejak awal 2020 menghantam usaha seluruh pengusaha, terlebih para pengusaha mikro . Melalui survei internal, Warung Pintar mengukur rata-rata penurunan pendapatan warung hingga angka 28%. Bahkan di beberapa lokasi, seperti lokasi komersial, layanan publik, dan sekolah, mengalami penurunan paling drastis hingga lebih dari 80% akibat berhentinya aktivitas di lokasi-lokasi tersebut.
Pembatasan aktivitas mengakibatkan disrupsi pada rantai pasok yang menyebabkan ketidakpastian keberadaan barang, serta lonjakan harga akibat kelangkaan barang tertentu. Hal ini juga merupakan imbas dari perubahan perilaku masyarakat terhadap pembelian dan pemilihan barang konsumsi dengan menjadikan warung dan toko kelontong sebagai opsi utama pemenuhan kebutuhan harian.
Baca Juga: Ini 8 Fakta Transaksi Offline dan Online di ShopeePay Selama 2020
Ketidaksiapan rantai pasok terhadap perubahan yang terjadi mendadak berujung pada butterfly effect terhadap penurunan penghasilan tulang punggung ekonomi. “Efek pandemik pada warung mendorong Warung Pintar untuk menyingsingkan lengan baju lebih jauh demi mengurangi kemerosotan lebih lanjut yang dialami para pengguna kami. Oleh karena itu, kami memilih untuk menajamkan layanan-layanan agar dapat menjawab permasalahan utama warung di tengah pandemik, yakni ketidakstabilan rantai pasok," kata Agung Bezharie Hadinegoro, CEO dan Co-Founder, Warung Pintar.
Dengan mengedepankan otomasi di sistem operasional dan hubungan baik dengan para produsen maupun distributor consumer goods, mereka berusaha mengedepankan pelayanan terbaik dari segi biaya, ketersediaan stok, serta ketepatan dan kecepatan pengiriman. Menjawab kebutuhan warung, sambung Agung, Warung Pintar meluncurkan layanan Grosir Pintar yang saat ini telah memiliki lebih dari 200 mitra grosir.
"Dengan Grosir Pintar, warung dapat memilih untuk membeli barang dari mitra grosir sehingga pengiriman barang bisa dilakukan dalam waktu 1 hingga 3 jam saja. Layanan ini pun membantu memenuhi kebutuhan mendadak yang sering terjadi serta mempermudah kegiatan warung yang memiliki perputaran uang yang terbatas,” papar Agung.
Dorong Efisiensi
Berdasarkan hasil riset internal, inovasi supply chain yang diinisiasi oleh Warung Pintar menghasilkan efisiensi dari segi waktu, biaya, serta jaminan atas ketersediaan barang. Dengan berbelanja di Warung Pintar, para pemilik warung hanya memerlukan maksimal 43 menit untuk memesan barang, berbeda dengan saat berbelanja di pemasok lain yang dapat memakan waktu hingga lebih dari 1 jam.
Kini, klaim dia, pemilik warung juga hanya butuh sekitar 14 jam untuk menunggu pengiriman barang pesanan, bahkan cukup 2,5 jam dengan layanan pengiriman same-day Grosir Pintar. Dengan efisiensi waktu tersebut, para pemilik warung mengaku memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga.
Dari segi biaya, para pemilik warung menghemat rata-rata Rp62.000 karena tidak perlu bepergian untuk belanja secara offline. Harga barang yang ditawarkan oleh Warung Pintar pun tergolong kompetitif dibanding pemasok lain hingga 20% karena rantai distribusi yang lebih pendek dan transparan. Adapun dari segi ketersediaan barang, Warung Pintar mampu menghadirkan pemenuhan stok warung hingga 95% karena otomasi sistem yang memungkinkan Warung Pintar dalam melakukan antisipasi permintaan.
Efisiensi tersebut turut mendorong peningkatan kesejahteraan pemilik warung yang terdaftar di Warung Pintar. Sebanyak 16% Juragan tercatat memperoleh pendapatan di atas UMR dan 34% Juragan berhasil naik ke atas garis kemiskinan. Para pemilik warung pun mengaku mengalami peningkatan omset harian sebesar 20 hingga 34% dalam kurun waktu 1 tahun.
Pada layanan Grosir Pintar, anggota Grosir Pintar dapat menjangkau hingga 600 warung sebagai pelanggan baru. Di mana diantaranya tercatat memperoleh keuntungan mencapai 8 kali lipat dari sebelumnya.
“Sepanjang 2020, seluruh pihak di dalam ekosistem warung terus memperlihatkan perilaku adaptif. Mulai dari pemilik warung yang telah mengoptimalkan penggunaan aplikasi, mitra grosir yang memanfaatkan akses terhadap pelanggan baru maupun pemenuhan barang, hingga Brand yang telah membuka diri dalam memaksimalkan sistem distribusi berbasis teknologi dari Warung Pintar," ucap Agung.
Di tahun 2020, lanjut dia, jumlah transaksi dan pengguna aktif Warung Pintar mengalami peningkatan lebih dari 6 kali lipat. Melihat tren ini, pihaknya yakin Warung Pintar dapat tumbuh bersama para pelaku industri warung dengan terus mendorong efisiensi dan produktivitas.
Agung menambahkan, pengembangan inisiatif yang telah dilakukan oleh Warung Pintar hanyalah awal dari sekian banyak wujud komitmen jangka panjang yang akan terus dikembangkan guna mengakselerasi warung sebagai salah satu tonggak utama perekonomian Indonesia.
Pembatasan aktivitas mengakibatkan disrupsi pada rantai pasok yang menyebabkan ketidakpastian keberadaan barang, serta lonjakan harga akibat kelangkaan barang tertentu. Hal ini juga merupakan imbas dari perubahan perilaku masyarakat terhadap pembelian dan pemilihan barang konsumsi dengan menjadikan warung dan toko kelontong sebagai opsi utama pemenuhan kebutuhan harian.
Baca Juga: Ini 8 Fakta Transaksi Offline dan Online di ShopeePay Selama 2020
Ketidaksiapan rantai pasok terhadap perubahan yang terjadi mendadak berujung pada butterfly effect terhadap penurunan penghasilan tulang punggung ekonomi. “Efek pandemik pada warung mendorong Warung Pintar untuk menyingsingkan lengan baju lebih jauh demi mengurangi kemerosotan lebih lanjut yang dialami para pengguna kami. Oleh karena itu, kami memilih untuk menajamkan layanan-layanan agar dapat menjawab permasalahan utama warung di tengah pandemik, yakni ketidakstabilan rantai pasok," kata Agung Bezharie Hadinegoro, CEO dan Co-Founder, Warung Pintar.
Dengan mengedepankan otomasi di sistem operasional dan hubungan baik dengan para produsen maupun distributor consumer goods, mereka berusaha mengedepankan pelayanan terbaik dari segi biaya, ketersediaan stok, serta ketepatan dan kecepatan pengiriman. Menjawab kebutuhan warung, sambung Agung, Warung Pintar meluncurkan layanan Grosir Pintar yang saat ini telah memiliki lebih dari 200 mitra grosir.
"Dengan Grosir Pintar, warung dapat memilih untuk membeli barang dari mitra grosir sehingga pengiriman barang bisa dilakukan dalam waktu 1 hingga 3 jam saja. Layanan ini pun membantu memenuhi kebutuhan mendadak yang sering terjadi serta mempermudah kegiatan warung yang memiliki perputaran uang yang terbatas,” papar Agung.
Dorong Efisiensi
Berdasarkan hasil riset internal, inovasi supply chain yang diinisiasi oleh Warung Pintar menghasilkan efisiensi dari segi waktu, biaya, serta jaminan atas ketersediaan barang. Dengan berbelanja di Warung Pintar, para pemilik warung hanya memerlukan maksimal 43 menit untuk memesan barang, berbeda dengan saat berbelanja di pemasok lain yang dapat memakan waktu hingga lebih dari 1 jam.
Kini, klaim dia, pemilik warung juga hanya butuh sekitar 14 jam untuk menunggu pengiriman barang pesanan, bahkan cukup 2,5 jam dengan layanan pengiriman same-day Grosir Pintar. Dengan efisiensi waktu tersebut, para pemilik warung mengaku memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga.
Dari segi biaya, para pemilik warung menghemat rata-rata Rp62.000 karena tidak perlu bepergian untuk belanja secara offline. Harga barang yang ditawarkan oleh Warung Pintar pun tergolong kompetitif dibanding pemasok lain hingga 20% karena rantai distribusi yang lebih pendek dan transparan. Adapun dari segi ketersediaan barang, Warung Pintar mampu menghadirkan pemenuhan stok warung hingga 95% karena otomasi sistem yang memungkinkan Warung Pintar dalam melakukan antisipasi permintaan.
Efisiensi tersebut turut mendorong peningkatan kesejahteraan pemilik warung yang terdaftar di Warung Pintar. Sebanyak 16% Juragan tercatat memperoleh pendapatan di atas UMR dan 34% Juragan berhasil naik ke atas garis kemiskinan. Para pemilik warung pun mengaku mengalami peningkatan omset harian sebesar 20 hingga 34% dalam kurun waktu 1 tahun.
Pada layanan Grosir Pintar, anggota Grosir Pintar dapat menjangkau hingga 600 warung sebagai pelanggan baru. Di mana diantaranya tercatat memperoleh keuntungan mencapai 8 kali lipat dari sebelumnya.
“Sepanjang 2020, seluruh pihak di dalam ekosistem warung terus memperlihatkan perilaku adaptif. Mulai dari pemilik warung yang telah mengoptimalkan penggunaan aplikasi, mitra grosir yang memanfaatkan akses terhadap pelanggan baru maupun pemenuhan barang, hingga Brand yang telah membuka diri dalam memaksimalkan sistem distribusi berbasis teknologi dari Warung Pintar," ucap Agung.
Di tahun 2020, lanjut dia, jumlah transaksi dan pengguna aktif Warung Pintar mengalami peningkatan lebih dari 6 kali lipat. Melihat tren ini, pihaknya yakin Warung Pintar dapat tumbuh bersama para pelaku industri warung dengan terus mendorong efisiensi dan produktivitas.
Agung menambahkan, pengembangan inisiatif yang telah dilakukan oleh Warung Pintar hanyalah awal dari sekian banyak wujud komitmen jangka panjang yang akan terus dikembangkan guna mengakselerasi warung sebagai salah satu tonggak utama perekonomian Indonesia.
(iqb)