Platform Belanja Online Jadi Target Utama Peretasan

Rabu, 04 November 2020 - 12:01 WIB
loading...
Platform Belanja Online Jadi Target Utama Peretasan
Ilustrasi Facebook. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Perusahaan keamanan siber Kaspersky, mengatakan bahwa platform e-commerce dan layanan pemesanan lainnya akan terus menjadi target utama hacker.Hal ini seiring meningkatnya ketergantungan orang terhadap belanja online. (Lihat videonya: Pilpres Bagi Diaspora Indonesia di Amerika Serikat)

Tak hanya itu, Managing Director Asia Pasifik Kaspersky Stephan Neumeier, mengatakan, alasan lain platform e-commerce menjadi korban peretasan lantaran berisi data pelanggan dalam jumlah besar. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan Terlambat Cair, Ada Apa?)

"Kesimpulan utamanya adalah bahwa penjahat dunia maya tidak memperhitungkan waktu saat akan bertindak – ketika mereka mendeteksi kerentanan apa pun di sistem Anda, sesegera mungkin mereka mengeksploitasinya," ujar Stephan dalam keterangan tertulis, Rabu (4/11/2020).

Dengan setiap pelanggaran data yang menelan biaya rata-rata lebih dari USD 1 juta untuk bisnis di Asia Tenggara, bisnis selanjutnya akan kehilangan tambahan sebanyak USD 186 juta pada setiap peluang setelah pelanggaran data.

Meskipun kabar baiknya bahwa Survei Risiko Keamanan TI Perusahaan Global Kaspersky menemukan bahwa 84% bisnis Asia Tenggara yang disurvei telah membuat rencana untuk meningkatkan anggaran mereka dalam keamanan TI.

Namun, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam hal infrastruktur TI yang dihosting oleh pihak ketiga, serta tantangan yang berkaitan dengan melakukan migrasi ke lingkungan teknologi yang lebih maju dan kompleks.

Dengan meningkatnya aktivitas online, muncul banyak gerakan bawah tanah yang dilakukan oleh para hacker. Inilah sebabnya mengapa perusahaan dan individu harus meningkatkan kewaspadaan lebih dari sebelumnya.

"Kami selalu menanamkan rasa tanggung jawab tentang bagaimana pengguna menangani data pribadi dan perusahaan di dalam jaringan rumah mereka. Demikian pula, perusahaan harus memperkuat pertahanan mereka untuk menjaga keamanan data perusahaan dan pelanggannya,” tuturnya.

Sebab, pelanggaran data pengguna dapat berdampak buruk pada reputasi organisasi dan keuntungan finansial. Ini berlaku untuk semua sektor, termasuk e-commerce.

Berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk menangkisnya:
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1530 seconds (0.1#10.140)