Jadi Favorit Gamer dan Prajurit, Rusia Blokir Aplikasi Discord

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 15:10 WIB
loading...
Jadi Favorit Gamer dan...
Rusia dan Turki memblokir akses ke platform pesan Discord. Foto/The Record
A A A
JAKARTA - Rusia telah memblokir akses ke platform pesan Discord , dengan alasan perusahaan yang berbasis di AS tersebut menolak mematuhi undang-undang dan bekerja sama dengan otoritas lokal. Keputusan serupa juga diambil Turki dalam waktu hampir bersamaan.

Aplikasi Discord yang berbasis di San Francisco itu selama ini menjadi favorit para gamer dan prajurit Rusia di garis depan. Discord sangat populer di kalangan gamer, karena fitur obrolan suaranya memungkinkan pemain berkomunikasi secara real time.

Karena kurangnya moderasi yang ketat, platform ini juga telah digunakan secara aktif selama perang di Ukraina oleh kedua belah pihak, termasuk untuk melihat rekaman drone dan mengkoordinasikan operasi militer. Discord tercatat memiliki hingga 40 juta pengguna di Rusia dan juga banyak digunakan dalam pendidikan dan komunikasi perusahaan.

Dilansir dari New York Times, Jumat (11/10/2024) data dari pengawas internet NetBlocks mengkonfirmasi Discord telah dibatasi pada beberapa penyedia internet di Rusia.

Baca Juga: Aplikasi Buatan Rusia Terbesar, Sering Viral tapi Dianggap Tidak Aman

Regulator internet Rusia, Roskomnadzor, mengatakan Discord dibatasi karena pelanggaran undang-undang lokal. Dengan menolak mematuhi undang-undang, Discord dapat disalahgunakan untuk tujuan teroris dan ekstremis, perekrutan warga negara untuk tindakan tersebut, dan perdagangan narkoba.

Pemblokiran Discord memicu reaksi keras di kalangan blogger militer Rusia dan prajurit, yang berpendapat alat komunikasi lainnya sering kali tidak tersedia di garis depan dan memblokir aplikasi tersebut dapat menyebabkan lebih banyak korban dan kehilangan peralatan militer.

Beberapa anggota parlemen Rusia juga mengkritik keputusan tersebut, menyoroti bahwa layanan ini berguna bagi siswa dan guru dan bahwa Rusia saat ini kekurangan alternatif lokal yang cocok.

Larangan di Turki


Di Turki, Discord dilarang menyusul keputusan pengadilan setelah platform tersebut dituduh gagal bekerja sama dengan otoritas lokal. Regulator telekomunikasi negara tersebut menyatakan platform tersebut juga telah digunakan untuk pelecehan anak, pemerasan, dan pelecehan online.

"Kami bertekad untuk melindungi kaum muda dan anak-anak kami serta memastikan masa depan kami bebas dari publikasi berbahaya yang merupakan kejahatan di media sosial dan internet," kata Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc dalam sebuah pernyataan di X.

Baca Juga: Rusia Desak Discord Hapus Konten Berbahaya Temasuk Postingan LGBT

Larangan tersebut terjadi di tengah kemarahan publik menyusul pembunuhan dua wanita oleh seorang pria berusia 19 tahun di Istanbul awal bulan ini. Konten di Discord dilaporkan memuji kekerasan tersebut.

Baik Turki maupun Rusia memiliki sejarah membatasi akses ke platform media sosial, dengan alasan keamanan. Pada bulan Agustus, Turki memblokir akses ke platform permainan video populer Roblox karena kekhawatiran tentang konten yang dapat menyebabkan eksploitasi anak-anak. Juru bicara Roblox mengatakan bahwa perusahaan yang berbasis di California tersebut sedang bekerja dengan otoritas Turki untuk memastikan Roblox kembali online di sesegera mungkin.

Pada bulan Juli, Rusia mengumumkan mereka memperlambat kecepatan pemuatan YouTube sebagai tanggapan atas penolakan Google untuk mematuhi peraturan teknologi Rusia. Pada bulan Agustus, Rusia memblokir aplikasi pesan terenkripsi Signal karena melanggar undang-undang terkait operasi anti-terorisme.

Banyak layanan Barat, termasuk Microsoft, aplikasi produktivitas dan catatan Notion, pengembang antivirus Ceko Avast, dan platform pengembang Docker Hub, meninggalkan Rusia awal tahun ini karena sanksi yang diberlakukan pada Moskow menyusul perang dengan Ukraina.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
Cara Gamer Memandang...
Cara Gamer Memandang AI Ternyata Sangat Mengejutkan
Roket Rusia Angara-1.2...
Roket Rusia Angara-1.2 Bawa Perlengkapan Militer Melesat Menuju Antariksa
Fenomena Gelombang Ombak...
Fenomena Gelombang Ombak Laut Berbentuk Kotak Terjadi di Turki
Komponen Roket Luar...
Komponen Roket Luar Angkasa Rusia Jatuh ke Bumi
Siapa Abdullah Ocalan?...
Siapa Abdullah Ocalan? Politikus Kurdi yang Pernah Membesarkan PKK, tapi Akhirnya Membubarkannya
5 Fakta Menarik Pemberontak...
5 Fakta Menarik Pemberontak PKK yang Menjadi Duri dalam Daging
Profil Serda Satria...
Profil Serda Satria Arta Kumbara, Mantan Marinir TNI AL yang Ikut Berperang di Rusia
Rekomendasi
KAI Gandeng Jerman Percepat...
KAI Gandeng Jerman Percepat Digitalisasi dan Transportasi Hijau
Jokowi Merespons Meme...
Jokowi Merespons Meme Mahasiswi ITB tentangnya: Sudah Kebangetan
PM Australia Anthony...
PM Australia Anthony Albanese Disambut Airlangga dan Sugiono di Halim Perdanakusuma
Berita Terkini
Geger Pernyataan Menkes:...
Geger Pernyataan Menkes: Pria Bercelana 33 Inci Umur Lebih Pendek? Bongkar Fakta Obesitas yang Lebih Mengerikan!
Ini Bukti Nyata AI Mampu...
Ini Bukti Nyata AI Mampu Menguasai Perasaan Manusia
Elon Musk Minta Robot...
Elon Musk Minta Robot Tesla Menari untuk Keluarga Kerajaan Arab Saudi
China Siagakan 42 Dokter...
China Siagakan 42 Dokter untuk Mengobati Penyakit Jiwa Akibat AI
Struktur Aneh Muncul...
Struktur Aneh Muncul di Antartika, Ilmuwan Klaim Tanda Akhir Dunia Semakin Nyata
Xiaomi Rebut Mahkota...
Xiaomi Rebut Mahkota Pasar Smartphone Indonesia, Para Rival Gigit Jari!
Infografis
Sistem Perang Elektronik...
Sistem Perang Elektronik Rusia Bikin Senjata NATO Jadi Rongsokan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved