Pembeli Kecewa Headset Apple Vision Pro, Ingin Pengembalian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Popularitas headset Apple Vision Pro sejak diluncurkan pada 2 Februari 2024 lalu ternodai karena ada beberapa kendala teknis.
Awalnya para penggemar Apple mengantre sejak pagi buta untuk mencoba headset realitas tersebut di toko penyedia Apple setempat. Banyak yang mencoba perangkat tersebut mengatakan kemampuan komputasi spasialnya membuat mereka terkesan.
Namun, hampir dua minggu setelah dirilis, kesan pertama dari petangkat futuristik itu tampaknya telah memburuk bagi beberapa pembeli. Sebagian dari mereka mengembalikan perangkat senilai 3.500 dollar AS atau senilai Rp55 juta tersebut.
Business Insider melansir, Kamis (14/2/2024), salah satu alasan utama pelanggan Vision Pro mengembalikan headset karena desainnya tampak kaku. Farzad Mesbahi, yang secara rutin membuat video YouTube tentang teknologi mengatakan bahwa mengenakan perangkat di kepala dan wajahnya bisa merepotkan. Dia tidak bisa membayangkan menggunakan headset tersebut untuk jangka waktu lama seperti yang dilakukan orang dengan ponsel pintar, tablet, dan komputer.
"Bagi saya, sebagai perangkat teknologi/produktivitas, ini tidak dapat diterima," tulis Mesbahi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Pembeli lainnya Matt Schneider juga mengganggap harga headset berlebihan. "Apple gila jika mereka berpikir saya akan membayar 4.000 dollar AS untuk itu," kata Schneider. Ia menggunakan headset tersebut untuk menjelajahi Instagram dan menonton YouTube.
Apple belum merespons ketika dimintai tanggapan terhadap kritik para pembeli. Raksasa teknologi tersebut juga tidak menjelaskan berapa banyak pengembalian yang dilakukan.
Namun, meski mengkritik dan berencana mengembalikan, Mesbahi dan Michael mengungkapkan antusiasme terhadap visi masa depan Apple dan kemampuan headset tersebut.
Awalnya para penggemar Apple mengantre sejak pagi buta untuk mencoba headset realitas tersebut di toko penyedia Apple setempat. Banyak yang mencoba perangkat tersebut mengatakan kemampuan komputasi spasialnya membuat mereka terkesan.
Namun, hampir dua minggu setelah dirilis, kesan pertama dari petangkat futuristik itu tampaknya telah memburuk bagi beberapa pembeli. Sebagian dari mereka mengembalikan perangkat senilai 3.500 dollar AS atau senilai Rp55 juta tersebut.
Business Insider melansir, Kamis (14/2/2024), salah satu alasan utama pelanggan Vision Pro mengembalikan headset karena desainnya tampak kaku. Farzad Mesbahi, yang secara rutin membuat video YouTube tentang teknologi mengatakan bahwa mengenakan perangkat di kepala dan wajahnya bisa merepotkan. Dia tidak bisa membayangkan menggunakan headset tersebut untuk jangka waktu lama seperti yang dilakukan orang dengan ponsel pintar, tablet, dan komputer.
"Bagi saya, sebagai perangkat teknologi/produktivitas, ini tidak dapat diterima," tulis Mesbahi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Pembeli lainnya Matt Schneider juga mengganggap harga headset berlebihan. "Apple gila jika mereka berpikir saya akan membayar 4.000 dollar AS untuk itu," kata Schneider. Ia menggunakan headset tersebut untuk menjelajahi Instagram dan menonton YouTube.
Apple belum merespons ketika dimintai tanggapan terhadap kritik para pembeli. Raksasa teknologi tersebut juga tidak menjelaskan berapa banyak pengembalian yang dilakukan.
Namun, meski mengkritik dan berencana mengembalikan, Mesbahi dan Michael mengungkapkan antusiasme terhadap visi masa depan Apple dan kemampuan headset tersebut.
(msf)