Pahlawan Telekomunikasi Gaza, Bertaruh Nyawa di Bawah Ancaman Bom Israel

Rabu, 22 November 2023 - 11:43 WIB
loading...
A A A
Samir (nama samaran), salah satu anggota staf yang tewas, telah menghabiskan 10 jam mengantarkan bahan bakar antara menara data sebelum pulang. Hanya 15 menit setelah itu, Samir dan saudaranya tewas dalam serangan udara Israel.

Operasional jaringan komunikasi di Gaza penting untuk layanan penyelamatan dan untuk mendokumentasikan realitas kondisi di lapangan kepada dunia luar.

Lebih dari 13.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Video keluarga yang putus asa dan pertahanan sipil meraba-raba melalui puing-puing bangunan yang hancur untuk menyelamatkan warga sipil yang terjebak di bawahnya telah membangkitkan simpati di seluruh dunia. Pada hari pertama serangannya ke Gaza, Israel memutuskan listrik ke wilayah tersebut. Meskipun tanpa daya dan serangan udara yang terus-menerus, jaringan telekomunikasi Gaza tetap beroperasi selama hampir enam minggu.

CEO PalTel Abdul Majeed Melhem mengatakan hal ini karena perusahaan telah mempersiapkan kondisi perang selama lebih dari 15 tahun, menyematkan kondisi darurat di setiap pemasangan infrastruktur di Gaza. "Kami telah menghadapi banyak insiden berbeda selama perang sebelumnya. Kami melakukan lebih banyak perlindungan daripada operator lain," katanya kepada Al Jazeera.



Jaringan Gaza PalTel dibangun selama pengepungan Israel terhadap wilayah tersebut, yang mensyaratkan setiap peralatan harus disetujui oleh Israel sebelum memasuki Gaza, membuat perbaikan semakin sulit.

Perang berulang di Gaza dan pengeboman yang sering dilakukan oleh Israel telah merusak infrastruktur sipil. Kebanyakan jaringan telekomunikasi mengubur kabel 60 cm di bawah tanah, namun PalTel mengubur kabelnya hingga 8 meter lebih dalam. Jika Israel memutuskan listrik, pusat data Gaza PalTel juga memiliki tiga lapisan kelebihan kapasitas: generator, panel surya, dan baterai.

Perusahaan ini juga telah mengembangkan protokol darurat untuk membimbing pekerja secara remote dari Tepi Barat, dan jika komunikasi terputus, staf di Gaza diberdayakan untuk bertindak secara otonom.

Meskipun semua telah dipersiapkan, skala pengemboman selama beberapa minggu terakhir di Gaza membuat jaringan telekomunikasi lumpuh. Sekitar 70 persen jaringan seluler telah dinonaktifkan. Panel surya sebagian besar menjadi tidak berguna baik karena hancur dalam serangan atau tertutup debu dan puing-puing. Serangan yang tanpa henti juga membuat para teknisi dibayang-bayangi kematian sejak di rumah hingga di lapangan.

Rabih (nama samara) misalnya, teknisi serat optik itu dipanggil untuk memperbaiki kabel hanya beberapa meter dari perbatasan pada 15 Oktober. Sebelum pergi, ia harus memberikan daftar panjang nama-nama tim perbaikan, warna mobil, dan nomor registrasi kepada Israel.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)