Elon Musk Ingatkan Senator AS Bahaya AI Bisa Timbulkan Risiko Peradaban
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder teknologi Elon Musk menyampaikan keprihatinannya seputar risiko terkait dengan Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence/AI ). Senat Amerika Serikat (AS) bersiap merancang undang-undang untuk mengatur industri AI yang berkembang pesat.
Musk menyatakan keprihatinannya saat berbicara kepada wartawan setelah sidang Senat AS baru-baru ini mengenai AI. “Ada kemungkinan, di atas nol, bahwa AI akan membunuh kita semua. Konsekuensi dari kesalahan AI sangatlah parah,” katanya dikutip SINDOnews dari laman coinedition, Kamis (14/9/2023).
Menurut laporan CNN, pertemuan bertema AI ini bertujuan untuk mencapai konsensus saat Senat AS bersiap merancang undang-undang untuk mengatur industri AI yang berkembang pesat. Hadir dalam acara tersebut, adalah CEO dari Meta, Google, OpenAI, Nvidia, dan IBM.
Menariknya, laporan tersebut mengungkapkan bahwa semua peserta dengan suara bulat mengangkat tangan dan setuju ketika ditanya apakah pemerintah federal harus melakukan pengawasan terhadap AI. Seperti yang dilaporkan Coin Edition, tim raksasa teknologi ini baru-baru ini bersatu untuk membentuk badan pengelola AI.
Perlu disebutkan bahwa tantangan berat yang dihadapi Kongres AS terletak pada upaya mencapai keseimbangan antara memanfaatkan keunggulan AI dan memitigasi potensi bahayanya terhadap masyarakat. Laporan CNN menyoroti bahwa bahaya tersebut mencakup diskriminasi akibat teknologi dan ancaman keamanan nasional.
Sementara itu, Musk percaya bahwa AI menimbulkan “risiko peradaban,” menurut laporan tersebut. Selain itu, Musk menggarisbawahi bahwa sidang Senat dapat dicatat dalam sejarah sebagai bagian penting dari masa depan peradaban.
Awal tahun ini, miliarder teknologi ini meninggalkan kecintaannya pada kripto untuk merangkul revolusi AI. Secara khusus, dia menyatakan bahwa dia pernah terlibat dalam ruang kripto.
Namun, Must mengatakan dia telah mengalihkan fokusnya ke kecerdasan buatan. Di masa lalu, perusahaan mobil Musk, Tesla, menerima pembayaran Bitcoin sebagai imbalan atas layanannya.
Musk menyatakan keprihatinannya saat berbicara kepada wartawan setelah sidang Senat AS baru-baru ini mengenai AI. “Ada kemungkinan, di atas nol, bahwa AI akan membunuh kita semua. Konsekuensi dari kesalahan AI sangatlah parah,” katanya dikutip SINDOnews dari laman coinedition, Kamis (14/9/2023).
Menurut laporan CNN, pertemuan bertema AI ini bertujuan untuk mencapai konsensus saat Senat AS bersiap merancang undang-undang untuk mengatur industri AI yang berkembang pesat. Hadir dalam acara tersebut, adalah CEO dari Meta, Google, OpenAI, Nvidia, dan IBM.
Menariknya, laporan tersebut mengungkapkan bahwa semua peserta dengan suara bulat mengangkat tangan dan setuju ketika ditanya apakah pemerintah federal harus melakukan pengawasan terhadap AI. Seperti yang dilaporkan Coin Edition, tim raksasa teknologi ini baru-baru ini bersatu untuk membentuk badan pengelola AI.
Perlu disebutkan bahwa tantangan berat yang dihadapi Kongres AS terletak pada upaya mencapai keseimbangan antara memanfaatkan keunggulan AI dan memitigasi potensi bahayanya terhadap masyarakat. Laporan CNN menyoroti bahwa bahaya tersebut mencakup diskriminasi akibat teknologi dan ancaman keamanan nasional.
Sementara itu, Musk percaya bahwa AI menimbulkan “risiko peradaban,” menurut laporan tersebut. Selain itu, Musk menggarisbawahi bahwa sidang Senat dapat dicatat dalam sejarah sebagai bagian penting dari masa depan peradaban.
Awal tahun ini, miliarder teknologi ini meninggalkan kecintaannya pada kripto untuk merangkul revolusi AI. Secara khusus, dia menyatakan bahwa dia pernah terlibat dalam ruang kripto.
Namun, Must mengatakan dia telah mengalihkan fokusnya ke kecerdasan buatan. Di masa lalu, perusahaan mobil Musk, Tesla, menerima pembayaran Bitcoin sebagai imbalan atas layanannya.
(wib)