Misteri Tas Ransel Warna Biru Milik Pendiri OpenAI Sam Altman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sam Altman , pendiri OpenAI yang membuat ChatGPT , dikenal selalu membawa tas ransel atau backpack warna biru. Warganet pun bertanya-tanya, apa sih isinya? Dan mengapa backpack itu selalu dibawa kemanapun ia pergi?
Nama Sam Altman menjadi dikenal seiring dengan popularitas ChatGPT. Ya, Altman memang menjabat sebagai CEO OpenAI, perusahaan yang membuat ChatGPT. Di Indonesia, nama Altman sendiri juga populer setelah ia resmi jadi pemegang Golden Visa pertama Indonesia. Hal tersebut diumumkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.
Pemberian Golden Visa untuk pria berusia 38 tahun tersebut diberikan kepada mereka dengan kapasitas intelektual tinggi dan mau bekerja di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, nantinya Altman akan sering bertandang ke Indonesia. “Pemberian Golden Visa karena dia (Altman) ingin sering bertandang ke Indonesia. Golden Visa ini diberikan kepada mereka yang punya kapasitas intelektual tinggi, peneliti dari universitas top, juga orang-orang yang berpengaruh,” katanya.
Altman, yang berkuliah di Stanford University itu mempelajari computer science sejak remaja. Juni silam, Altman bertandang ke Indonesia untuk berbagi pemikirannya terhadap perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam acara bertajuk "Conversation with Sam Altman".
Yang menarik, memang Altman selalu membawa backpack warna biru. Di Twitter (X), diskusi mencuat yang menyebut bahwa backpack tersebut sangat penting dan vital. Bahkan, bagi dunia.
Sebab, diduga di dalam tas ransel itu ada tombol undo. Sama pentingnya dengan tas nuklir Presiden Amerika Serikat dalam keadaan darurat. Karena itu, tas ransel Altman disebut sebagai “The Nuclear Backpack”.
Maksudnya, jika nanti AI tiba-tiba menjadi tidak terkendali, Altman memiliki tombol yang bisa ditekan dan akan menghentikan hal tersebut. Yakni, akan menghancurkan semua data center yang mengoperasikan ChatGPT.
Seperti diketahui, AI saat ini dapat mengakses jaringan teknologi global. Karena itu, banyak yang merasa khawatir. Tapi, tentu saja hal ini hanya spekulasi. Altman tidak pernah mengkonfirmasi hal tersebut.
Nama Sam Altman menjadi dikenal seiring dengan popularitas ChatGPT. Ya, Altman memang menjabat sebagai CEO OpenAI, perusahaan yang membuat ChatGPT. Di Indonesia, nama Altman sendiri juga populer setelah ia resmi jadi pemegang Golden Visa pertama Indonesia. Hal tersebut diumumkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.
Pemberian Golden Visa untuk pria berusia 38 tahun tersebut diberikan kepada mereka dengan kapasitas intelektual tinggi dan mau bekerja di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, nantinya Altman akan sering bertandang ke Indonesia. “Pemberian Golden Visa karena dia (Altman) ingin sering bertandang ke Indonesia. Golden Visa ini diberikan kepada mereka yang punya kapasitas intelektual tinggi, peneliti dari universitas top, juga orang-orang yang berpengaruh,” katanya.
Altman, yang berkuliah di Stanford University itu mempelajari computer science sejak remaja. Juni silam, Altman bertandang ke Indonesia untuk berbagi pemikirannya terhadap perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam acara bertajuk "Conversation with Sam Altman".
Yang menarik, memang Altman selalu membawa backpack warna biru. Di Twitter (X), diskusi mencuat yang menyebut bahwa backpack tersebut sangat penting dan vital. Bahkan, bagi dunia.
Sebab, diduga di dalam tas ransel itu ada tombol undo. Sama pentingnya dengan tas nuklir Presiden Amerika Serikat dalam keadaan darurat. Karena itu, tas ransel Altman disebut sebagai “The Nuclear Backpack”.
Maksudnya, jika nanti AI tiba-tiba menjadi tidak terkendali, Altman memiliki tombol yang bisa ditekan dan akan menghentikan hal tersebut. Yakni, akan menghancurkan semua data center yang mengoperasikan ChatGPT.
Seperti diketahui, AI saat ini dapat mengakses jaringan teknologi global. Karena itu, banyak yang merasa khawatir. Tapi, tentu saja hal ini hanya spekulasi. Altman tidak pernah mengkonfirmasi hal tersebut.
(dan)