Twitter Matikan Layanan SMS Notifikasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Twitter menonaktifkan kemampuan untuk menerima pesan SMS berisi teks terkait tweet baru. Fitur ini dinonaktifkan di seluruh negara, kecuali sejumlah negara yang masih bergantung pada fitur ini.
Keputusan Twitter ini mungkin bukan hal besar untuk sebagian besar pengguna Twitter yang mengakses layanan via aplikasi atau situs.
Namun, terdapat sejumlah keluhan dari sejumlah pengguna yang masih menggunakan SMS untuk membaca tweet.
Salah satu pengguna yang menyuarakan keluhannya yaitu bisnis bernama DansDeals. Bisnis ini mengaku mengandalkan fitur ini untuk memperingatkan pembaca terkait produk yang dipasarkannya.
Dilansir dari The Verge, Selasa (28/4/2020), perubahan ini sebagian besar menandai berakhirnya era Twitter. Sebab, saat layanan ini diluncurkan, Twitter dibangun dengan sangat mempertimbangkan SMS.
Batas karakter sebanyak 140 karakter yang disuguhkan Twitter di awal kemunculannya merupakan hasil penyesuaian dengan jumlah karakter SMS.
Dengan demikian, pengguna akan dapat mengirim dan menerima tweet baru secara keseluruhan melalui SMS. Sayangnya, SMS tidak lagi menjadi cara utama untuk menggunakan Twitter sejak beberapa tahun lalu, sejak semakin banyak pengguna memanfaatkan smartphone dan dapat menggunakan aplikasi mobile.
Twitter menonaktifkan kemampuan untuk merangkai tweet via pesan teks pada bulan September lalu akibat permasalahan keamanan.
Peretas berhasil memperoleh akses ke nomor ponsel CEO Twitter Jack Dorsey, yang kala itu memungkinkan mereka menggunakan fitur SMS ini untuk mengunggah cuitan dari akun resmi Dorsey.
Twitter juga menonaktifkan pengiriman tweet via SMS untuk seluruh negara kecuali sejumlah lokasi. Pembaruan ini disebut perwakilan Twitter juga ditujukan untuk membantu masyarakat menjaga keamanan akun mereka.
Pihak Twitter tidak menjelaskan secara detail terkait risiko saat menerima tweet via SMS ini. Sejumlah pihak berspekulasi bahwa keputusan Twitter menonaktifkan fitur ini karena tidak memungkinkannya untuk menampilkan iklan kepada pengguna.
"Kami mematikan sisa Twitter kami melalui fitur SMS, kecuali untuk beberapa negara yang mengandalkannya untuk menggunakan Twitter. Kami masih akan mengirim "pesan SMS penting" untuk mengamankan akun, seperti kode otentikasi," kata juru bicara Twitter.
Keputusan Twitter ini mungkin bukan hal besar untuk sebagian besar pengguna Twitter yang mengakses layanan via aplikasi atau situs.
Namun, terdapat sejumlah keluhan dari sejumlah pengguna yang masih menggunakan SMS untuk membaca tweet.
Salah satu pengguna yang menyuarakan keluhannya yaitu bisnis bernama DansDeals. Bisnis ini mengaku mengandalkan fitur ini untuk memperingatkan pembaca terkait produk yang dipasarkannya.
Dilansir dari The Verge, Selasa (28/4/2020), perubahan ini sebagian besar menandai berakhirnya era Twitter. Sebab, saat layanan ini diluncurkan, Twitter dibangun dengan sangat mempertimbangkan SMS.
Batas karakter sebanyak 140 karakter yang disuguhkan Twitter di awal kemunculannya merupakan hasil penyesuaian dengan jumlah karakter SMS.
Dengan demikian, pengguna akan dapat mengirim dan menerima tweet baru secara keseluruhan melalui SMS. Sayangnya, SMS tidak lagi menjadi cara utama untuk menggunakan Twitter sejak beberapa tahun lalu, sejak semakin banyak pengguna memanfaatkan smartphone dan dapat menggunakan aplikasi mobile.
Twitter menonaktifkan kemampuan untuk merangkai tweet via pesan teks pada bulan September lalu akibat permasalahan keamanan.
Peretas berhasil memperoleh akses ke nomor ponsel CEO Twitter Jack Dorsey, yang kala itu memungkinkan mereka menggunakan fitur SMS ini untuk mengunggah cuitan dari akun resmi Dorsey.
Twitter juga menonaktifkan pengiriman tweet via SMS untuk seluruh negara kecuali sejumlah lokasi. Pembaruan ini disebut perwakilan Twitter juga ditujukan untuk membantu masyarakat menjaga keamanan akun mereka.
Pihak Twitter tidak menjelaskan secara detail terkait risiko saat menerima tweet via SMS ini. Sejumlah pihak berspekulasi bahwa keputusan Twitter menonaktifkan fitur ini karena tidak memungkinkannya untuk menampilkan iklan kepada pengguna.
"Kami mematikan sisa Twitter kami melalui fitur SMS, kecuali untuk beberapa negara yang mengandalkannya untuk menggunakan Twitter. Kami masih akan mengirim "pesan SMS penting" untuk mengamankan akun, seperti kode otentikasi," kata juru bicara Twitter.
(wbs)