Pengamat: Industri Siber bisa Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional saat Pandemik

Rabu, 18 Agustus 2021 - 19:01 WIB
Ilustrasi platform digital. FOTO/ IST
JAKARTA - Di usia Indonesia yang menginjak 76 tahun, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia harus bergeser dari ekonomi berbasis komoditi menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Presiden juga meminta BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) menjadi otak pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi arahan Presiden tersebut, pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengatakan bahwa saat ini salah satu sektor yang bisa membantu perbaikan ekonomi adalah industri siber.

Hal itu mengacu pada data tahun 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253 triliun. Dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun di tahun 2021, seperti disebut Presiden dalam sidang Tahunan MPR RI.



“Pada Situasi pandemi saat ini, pemulihan ekonomi lewat inovasi teknologi tidak bisa hanya bergantung pada BPPT saja. Lembaga negara maupun swasta lainnya juga harus didorong turut membantu inovasi teknologi serta riset," ujar Pratama, dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).

Menurut Pratama, selain BPPT ada juga BPS (Badan Pusat Statistik) yang bertugas melakukan riset untuk menyediakan berbagai data, misalnya mengenai perkiraan apa saja dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia baik saat ini maupun beberapa tahun mendatang.

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga dinilai bisa membantu meningkatkan kerja sama riset global dan salah satu fokusnya pada ekonomi digital.

"Dengan inovasi dan riset, pada akhirnya kita berharap agar berbagai kebutuhan masyarakat semakin terjangkau karena dipenuhi pasar dalam negeri," imbuhnya.

Di sisi lain, kolaborasi kampus dan industri dalam negeri, baik BUMN maupun swasta menjadi sangat penting. Banyak inovasi brilian dari mahasiswa maupun dosen di kampus yang produknya perlu didorong agar bisa ke level mass production.

Pratama menegaskan, saat ini salah satu industri yang bisa berkembang dengan cepat adalah industri siber. Industri siber tidak memerlukan infrastruktur seperti pabrik dengan tanah yang luas sehingga bisa mengurangi biaya investasi.

Seharusnya hal ini bisa didorong oleh pemerintah sejak awal, sebagai solusi digital buatan anak negeri yang harus ditingkatkan.

Dengan memenuhi kebutuhan siber di dalam negeri, Pratama menilai Indonesia bisa melakukan perbaikan ekonomi ditengah pandemi maupun pasca pandemi . Namun dengan syarat kebutuhan infrastruktur siber harus dipenuhi, penguatan SDM, dan riset teknologi juga harus diprioritaskan.

"Contoh sukses industri siber Tanah Air sudah sangat banyak seperti Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan lain sebagainnya," jelas Pratama.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More