Panas Matahari Bisa Mempengaruhi Aktivitas Gempa Bumi
loading...

Panas Matahari mempengaruhi aktivitas Gempa Bumi. IFL SCIENCE
A
A
A
LONDON - Panas dari matahari mungkin berperan dalam aktivitas gempa bumi di Bumi, Anadolu Ajansi (AA) melaporkan, mengutip sebuah studi baru yang diterbitkan pada hari Selasa di jurnal sains Chaos.
Para peneliti dari Universitas Tsukuba Jepang dan Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Maju menemukan bahwa panas matahari memicu perubahan suhu atmosfer, yang dapat memengaruhi sifat-sifat batuan dan pergerakan air tanah.
Fluktuasi seperti itu, misalnya, dapat membuat batuan lebih rapuh dan rentan retak, sementara perubahan curah hujan dan pencairan salju dapat mengubah tekanan pada batas lempeng tektonik, kata penulis Matheus Henrique Junqueira Saldanha.
"Meskipun semua faktor ini mungkin bukan pendorong utama gempa bumi, faktor-faktor ini tetap dapat berperan yang dapat membantu memprediksi aktivitas seismik," kata Saldanha.
Para peneliti menerapkan model matematika pada data gempa bumi, aktivitas matahari, dan suhu permukaan, dan menemukan bahwa menggabungkan suhu permukaan dapat meningkatkan akurasi prediksi, terutama untuk gempa bumi dangkal.
"Itu masuk akal karena panas dan air sebagian besar memengaruhi lapisan atas kerak bumi," kata Saldanha.
"Itu sesuatu yang menarik dan kami berharap penelitian kami dapat memberikan sedikit pencerahan mengenai gambaran yang lebih besar tentang apa yang memicu gempa bumi," kata Saldanha.
Para peneliti dari Universitas Tsukuba Jepang dan Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Maju menemukan bahwa panas matahari memicu perubahan suhu atmosfer, yang dapat memengaruhi sifat-sifat batuan dan pergerakan air tanah.
Fluktuasi seperti itu, misalnya, dapat membuat batuan lebih rapuh dan rentan retak, sementara perubahan curah hujan dan pencairan salju dapat mengubah tekanan pada batas lempeng tektonik, kata penulis Matheus Henrique Junqueira Saldanha.
"Meskipun semua faktor ini mungkin bukan pendorong utama gempa bumi, faktor-faktor ini tetap dapat berperan yang dapat membantu memprediksi aktivitas seismik," kata Saldanha.
Para peneliti menerapkan model matematika pada data gempa bumi, aktivitas matahari, dan suhu permukaan, dan menemukan bahwa menggabungkan suhu permukaan dapat meningkatkan akurasi prediksi, terutama untuk gempa bumi dangkal.
"Itu masuk akal karena panas dan air sebagian besar memengaruhi lapisan atas kerak bumi," kata Saldanha.
"Itu sesuatu yang menarik dan kami berharap penelitian kami dapat memberikan sedikit pencerahan mengenai gambaran yang lebih besar tentang apa yang memicu gempa bumi," kata Saldanha.
(wbs)