Apakah 2021 Jadi Waktu yang Tepat untuk Beli Ponsel Lipat?
Kamis, 12 Agustus 2021 - 09:15 WIB
Galaxy Z Fold 2 yang dirilis di Indonesia pada 2020 adalah produk validasi ke pasar. Sudah banyak sekali perbaikan dari sisi fiturnya. Sudah banyak konsumen yang mulai tertarik. Namun, harganya masih sangat tinggi. Yaknidi banderol Rp30.888.000.
Nah, Galaxy Z Fold 3 yang baru saja diluncurkan kemarin, bisa dibilang menjadi produk lepas landas.
Fitur-fitur yang diberikan jauh lebih kencang dan berbobot, form factornya mendapat banyak sekali perbaikan, dan harganya sudah menyentuh angka yang “masuk akal”.
Tidak lagi di Rp30 juta keatas. Tapi, di angka Rp25 juta. Bahkan lebih murah dibanding harga iPhone Pro Max 512 GB yang ada di angka Rp27 juta.
Begitu juga dengan Samsung Galaxy Z Flip3 yang berada di angka Rp15 juta. Bahkan lebih terjangkau dibanding Xiaomi Mi 11 Ultra yang dibanderol di angka Rp17 juta. Kedua ponsel tersebut sama-sama mengusung prosesor tercepat saat ini Snapdragon 888, chip dengan arsitektur 5 nm.
Walau memang pasar ponsel foldable/lipat sendiri masih terbatas pada segmen premium, namun 2021 akan jadi awal titik penerimaan ponsel foldable ke masyarakat mainstream di Indonesia.
Mengapa? Sebab tidak ada alasan untuk tidak mencoba smartphone dengan form factor yang benar-benar baru.
Pada 2020, Sindonews belum merekomendasikan ponsel foldable karena spesifikasi ponsel foldable jauh lebih inferior dibanding ponsel sekelas/di rentang harga yang sama. Waktu itu konsumen seperti dipaksa memilih: form factor (desain lipat) atau spesifikasi.
Sekarang, di harga yang sama, konsumen bisa mendapatkan keduanya. Spesifikasi yang top notch, juga keuntungan desain lipat.
Nah, Galaxy Z Fold 3 yang baru saja diluncurkan kemarin, bisa dibilang menjadi produk lepas landas.
Fitur-fitur yang diberikan jauh lebih kencang dan berbobot, form factornya mendapat banyak sekali perbaikan, dan harganya sudah menyentuh angka yang “masuk akal”.
Tidak lagi di Rp30 juta keatas. Tapi, di angka Rp25 juta. Bahkan lebih murah dibanding harga iPhone Pro Max 512 GB yang ada di angka Rp27 juta.
Begitu juga dengan Samsung Galaxy Z Flip3 yang berada di angka Rp15 juta. Bahkan lebih terjangkau dibanding Xiaomi Mi 11 Ultra yang dibanderol di angka Rp17 juta. Kedua ponsel tersebut sama-sama mengusung prosesor tercepat saat ini Snapdragon 888, chip dengan arsitektur 5 nm.
Walau memang pasar ponsel foldable/lipat sendiri masih terbatas pada segmen premium, namun 2021 akan jadi awal titik penerimaan ponsel foldable ke masyarakat mainstream di Indonesia.
Mengapa? Sebab tidak ada alasan untuk tidak mencoba smartphone dengan form factor yang benar-benar baru.
Pada 2020, Sindonews belum merekomendasikan ponsel foldable karena spesifikasi ponsel foldable jauh lebih inferior dibanding ponsel sekelas/di rentang harga yang sama. Waktu itu konsumen seperti dipaksa memilih: form factor (desain lipat) atau spesifikasi.
Sekarang, di harga yang sama, konsumen bisa mendapatkan keduanya. Spesifikasi yang top notch, juga keuntungan desain lipat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda